Lembar Ke-84 : Despacito

1.8K 65 2
                                    

Despacito ... pelan-pelan aku menyulurkan lidahku dan mulai menjilati ujung kepala dedek imut Rangga yang tengah mengeluarkan cairan percum. Cairan bening nun kental itu keluar dan mengkristal di lubang dedek imutnya, lalu aku menyeruputnya hingga tak bersisa . Rasanya agak asin-asin gurih seperti campuran garam dan gula. Kemudian dengan sangat hati-hati aku tenggelamkan sebagian batang keperjakaan Rangga ke dalam rongga mulutku. Aku menjepit permukaan kulit kelamin Rangga dengan bibirku sehingga benda bulat panjang ini berkedut seolah berontak dan mengoyak-oyak rahangku.

Despacito ... perlahan kembali aku mengulum dan menyedot peralatan senggama remaja laki-laki ini seperti anak kecil yang sedang menikmati sebuah permen Lolypop. Enak, sedap dan mantap.

Sruppp! ... sruuuppp! ... sruuuppp! ... Aahhhh ....

Dengan bringas aku melampiaskan rasa hausku terhadap kejantanan laki-laki, karena aku sudah lama sekali tidak melakukan kegiatan intim yang menghisap dan memanjakan alat kelamin pria (baca: nyepong) jadi ketika mendapatkan kesempatan ini, aku benar-benar memanfaatkannya dengan baik-baik. Apalagi dedek imut yang aku hisap sekarang ini milik seorang brondong yang masih awam dan belum pernah disentuh oleh siapapun, karena Rangga adalah pemuda yang masih perjaka ting-ting.

Hmmm ... Despacito lagi ... aku menggunakan mulutku sebagai media vacum pompa manual untuk memompa barang Rangga dengan ritme yang cepat, gerakannya maju-mundur seirama dengan naik-turunnya kepalaku hingga dedek imut Rangga jadi bergoyang-goyang dan bergetar manja di dalam lubang oralanku.

Aaahhhh ... tubuh Rangga jadi bergidik, dia menggelinjang tak karuan namun dengan keadaan mata yang masih terpejam. Dia merem karena pulas dalam tidurnya. Sesekali Rangga mendengkur dengan suara yang terdengar agak berat.

Rangga menggeliat ke kanan dan ke kiri seperti cacing kepanasan, saat itu aku menghentikan sejenak aksi binalku dan menunggu badan Rangga tenang kembali. Setelah agak tenang, aku pun segera melanjutkan kembali untuk mengoral organ vital Rangga. Aahhh ... rasanya belum berubah, perkakasnya masih terasa segar dan kencang. Makin lama aku semakin bersemangat menghisap-hisapnya hingga pusaka bujang tanggung ini bergetar hebat bersamaan dengan tubuh Rangga yang mengejan dahsyat, lalu tak lama kemudian dari liang senjata pribadinya ini menembakan tinta putih yang banyak, Croot ... croot ... crooot ... cairan ini membanjiri langit-langit mulutku. Tanpa segan aku langsung menelan semua cairan yang dikeluarkan senjata kejantanan Rangga hingga tak bersisa setetes pun.

Entahlah, sperma yang dihasilkan kontol Rangga itu seperti lumuran madu yang sayang bila terbuang sia-sia. Jadi, tanpa ragu aku akan menjilati semua sisa-sisa sperma Rangga yang belepotan di permukaan kepala dan batang dedek imutnya. Aaahhh ... segar dan nikmat, meskipun rasanya agak asam dengan bau yang khas tapi menurutku itu adalah zat yang paling sempurna untuk dikonsumsi.

Beberapa detik kemudian, aku mengambil selembar tisu dan mengelap dedek imut Rangga yang sudah mulai melemas ini hingga bersih. Setelah bersih dan kering aku memakaikan kembali celana kolornya. Aku membiarkan Rangga tidur dengan tenang.

Aku memang sudah puas membuat dedek imut Rangga berejakulasi, dan kini saatnya aku memuaskan diriku sendiri, sambil memandang wajah tampan Rangga, aku melorotkan celanaku sendiri dan mengeluarkan dedek imutku yang sudah ngacung total. Aku mengocok-ngocok kontolku ini seraya mengusap dan memplintir putingku. Aku terus meremas dan mengurut-urut organ vitalku hingga aku mendapatkan kenikmatan puncak yang aku inginkan. Ough ... ah ... ah ... aku mendesah-desah karena sentuhan rangsangan sensual yang aku buat sendiri, tubuhku menggelinjang karena aku mengeksplore titik paling sensitif di tubuhku. Aku mendekati wajah Rangga kemudian mencium bibirnya ketika aku merasakan bahwa spermaku sudah berada di ujung dedek imut ... aku mengerang sekaligus mengejan dan tak lama kemudian aku pun ngecret ... croot ... crooot ... crooot ... dedek imutku menyemburkan benih-benih kejantanan yang membasahi perut dan dadaku ... Aahhh ... aku puas dan aku lemas. Lega rasanya. Huh!

Despacito .... pelan-pelan Aku bergegas membersihkan tubuhku dari semprotan sperma yang belepotan kemana-mana. Setelah merasa bersih, tubuhku jadi letih, mataku mendadak mengantuk dan akhirnya aku terlelap di samping tubuh Rangga yang juga terkulai.

Tinta Putih Di Lembar HitamWhere stories live. Discover now