Lembar 126 : Horny

1.7K 50 1
                                    

AIR yang aku masak habis menguap. Dan terpaksa akhirnya aku pun mengulang untuk memasak air kembali. Dengan fokus aku menunggui air yang ku masak dengan menggunakan magic jar ini hingga airnya mendidih, karena aku tidak mau air yang ku panaskan ini hangus tak bersisa lagi.

Oke ... tak butuh waktu lama, akhirnya air yang aku masak mendidih juga. Aku langsung menuangkan air tersebut ke dalam cangkir lalu aku menyeduhkan sebungkus coffee rasa mocca ke dalamnya. Dan kini minuman hangatku sudah siap. Sambil menyeruput kopi favoritku ini, aku melanjutkan menonton acara opera sabun dari negeri India yang sedang tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Kebetulan pemeran utama prianya lagi shirtless dan beradegan olahraga di pusat kebugaran.

__Hmmm ... keren juga body-nya. Bikin mataku tak berkedip melihatnya.

Lagi asik-asiknya nonton aktor India di televisi, eh ... tiba-tiba Mas Sofiano nongol. Dia keluar dari kamar mandi dengan badan yang masih kuyup karena guyuran air. Handuknya yang lepek membelit bagian area genitalnya, sehingga kontolnya mengecap jelas sekali dalam posisi tegak ngacung ke atas.

''Mmm ... sudah selesai, Mas ... Mandinya?'' tanyaku dengan nada gagap, masih dengan memperhatikan wilayah pribadinya.

''Udah ... terima kasih ya, Her!'' sambut Mas Sofiano datar. Dan aku rasa dia belum menyurigai apapun.

''Oke sama-sama, Mas!'' timpalku.

''Sekarang giliran sampeyan mandi, Her ... biar seger!'' ujar Mas Sofiano sembari menutupi area selangkangannya dengan telapak tangannya.

__Aduh ... sepertinya dia sadar kalau aku sedang memperhatikan benda kejantanannya yang sangat menonjol itu. Sue! Aku benar-benar jadi tengsin (malu berat). Mukaku jadi memerah seperti udang bakar.

''I-iya, Mas!'' Aku meringis untuk mengatasi rasa gugupku, namun aku tetap saja menampakan sikap konyol yang justru terlihat kalau aku sedang awkward.

Mas Sofiano tersungging menatapku, lalu tanpa banyak ba-bi-bu, laki-laki bertubuh keren ini ngeloyor meninggalkan kamarku. Tak ada lagi lekukan tubuh yang menggairahkan, yang ada hanya aroma sabun dan shampoo yang habis dipakai olehnya yang tercium di hidungku.

Setelah kepergian Mas Sofiano, aku jadi tidak tahan lagi. Aku tidak kuat menahan horny. Akhirnya aku membuka celana dan pakaianku. Aku bugil dan mulai merangsang tubuhku sendiri. Aku mengusap-usap puting susuku dan mengocok-ngocok dedek imutku yang memang sudah berdiri tegang dari tadi. Ough ... ahhh ... aku mendesah-desah merasakan impuls-impuls kenikmatan yang aku buat sendiri. Aku terus mengurut-urut tititku sambil membayangkan kalau aku sedang bercinta bersama Mas Sofiano. Entahlah, tiba-tiba fantasiku menjadi liar dan bergairah ketika pikiranku berkhayal tentang dirinya. Tubuh seksinya, aroma kejantanannya dan suara beratnya, benar-benar membuat syahwatku melonjak tak terkendali.

Ough ... aaachhh ... achhhh!

Imajinasi dan tubuhku melayang ke awang-awang. Aku yang hanyut dalam kegiatan bermasturbasi merasa seperti kupu-kupu yang terbang bersama angin. Sayapku terus mengepak hingga aku berada di puncak yang paling tinggi, dimana tubuh ini terasa terhempas dengan sengatan-sengatan ribuan lebah hingga bergidik manja dengan memancarkan jutaan sel-sel peranakan yang berhamburan dari ujung lubang organ vitalku. Achhh ... aku menjerit setengah tertahan. Ada dorongan klimaks kenikmatan yang mengalir dari buah zakarku hingga pecah di ujung syaraf basoka pertempuranku.

Croot ... crooot ... crooot!

Kontolku ngecroot! Itulah akhir dari adegan binal bersenam lima jari. Aku puas dan aku lemas. Aku membiarkan magma putihku berceceran di lantai karena aku masih merasa lelah dan enggan untuk membersihkannya. Tubuhku terhuyung dan roboh di atas kasur. Untuk beberapa saat tubuh telanjangku ini terhampar di empuknya busa kasur seperti seekor kucing yang sedang berjemur.

Sejurus kemudian, setelah aku mengumpulkan sisa-sisa tenagaku, aku bangkit dari tempat pembaringanku dan berjalan menuju kamar mandi lalu aku melakukan mandi junub. Aaahhh ... jadi segar kembali.

NAWAITUL GHUSLA LIRAF'IL HADATSIL AKBARI FARDHAN LILLAHI TA'AALAA.

Artinya :

__Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah Ta'ala.

Tinta Putih Di Lembar HitamWhere stories live. Discover now