Lembar Ke-92 : Fhay

1.8K 52 1
                                    

Aku keluar dari dalam toilet dengan langkah yang cepat, namun saat aku berada di luar, langkahku dihentikan oleh seseorang yang memakai seragam petugas cleaning service. Dia berseru memanggilku dan memintaku untuk membayar jasa penggunaan toilet. Aku lupa kalau di Mall Atrium Senen memang memasang tarif toilet bagi pengunjungnya. Hmmm ... aku merogoh uang receh yang biasa ku simpan di salah satu kantong tasku lalu aku meyerahkan beberapa keping koin 500-an kepada penjaga toilet itu. __Heran ... Mall segede gini masih memungut upeti dari pengunjung yang menggunakan toiletnya.

Tanpa banyak berpikir lebih lama lagi, aku langsung meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju ekskalator. Aku mau naik ke lantai empat untuk mencari makanan buat mengganjal perutku yang sudah mulai keroncongan.

''Herio!'' Terdengar suara orang menyebut namaku ketika aku berada di tengah ekskalator yang sedang berjalan. Aku langsung melengos ke sumber suara itu. Aku melihat ke arah bawah dan kedua mataku ini menangkap sesosok makhluk berkelamin laki-laki yang memasang senyuman rembulan, cukup cerah dan indah. Sangat menawan. Wajah cowok ini tidak asing di indra visionku, namun aku tidak tahu namanya.

''Herio Purnama, bukan?'' ujar cowok ini sembari bergerak mendekati aku ketika kami sama-sama turun dari ekskalator.

''Maaf ... bagaimana kamu tahu namaku?'' Aku mengkerutkan keningku sambil memperhatikan detail bentuk wajah cowok yang lumayan manis dan berpenampilan sangat menarik ini di depanku.

''Gue, Fhay ... Lo kenal, gak?''

 Lo kenal, gak?''

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fhay

''Fhay?'' Aku memutar bola mataku karena masih bingung.

''Gue teman FB lo, Her ... kita sering chating dan komen-komenan kok, di status gue ...''

''Oh ... masa seeh?''

''Iya, Herio ... iihh ... sombong ah ... gak mau mengenali!''

''Aduh ... sorry, Fhay ... aku benar-benar belum begitu ngeh.'' Aku terus memperhatikan cowok ini dengan penuh seksama.

''Iya ... Nggak apa-apa ... gue tahu kok .. temen lo banyak, jadi mana mungkin lo mengingat temen dunia maya lo satu persatu ... secara lo 'kan cukup terkenal di FB.''

''Tunggu ... aku sudah mulai ingat nih, Bro ... '' tetiba ada terlintas sebuah nama di benakku, ''kalau tidak salah kamu yang memakai nama akun FB, Fhay Syahtama ... benar, 'kan?'' tebakku.

''Yups, betul!'' timpal cowok ini membenarkan tebakanku.

''OMG ... sorry ya, Fhay ... aku tidak mengenalimu dengan baik!'' Aku menyalami tangan Fhay.

''Santai aja, Bro ...'' sambut Fhay enteng.

''Sumpah ... wajah aslimu ternyata lebih kasep dari foto yang ada di profil FB-mu ...'' ujarku.

''Heehehe ... bisa aja lo, Her!''

''Beneran Fhay! You look very handsome,'' pujiku dan cowok ini hanya terkekeh, ''oh ya, Fhay ... ngomong-ngomong kamu bareng siapa kesini?'' imbuhku.

''Bareng BF-gue-lah...''

''Oh ya ... dimana BF-nya?''

''BF gue sudah ada di lantai 4, dia sedang menunggu gue di area Food Court ...''

''Wah ... kebetulan sekali ... aku juga mau ke lantai 4!"

''Benaran?''

Aku mengangguk.

''Iya udah, kita bareng aja, Her ...''

''Oke ...''

Aku dan Fhay kembali melanjutkan menaiki ekskalator menuju lantai berikutnya.

''Lo sendirian aja, Her .. jalan ke Mall?'' tanya Fhay di sela-sela perjalanan.

''Iya, Fhay ...'' jawabku singkat.

''Emang kemana BF lo?''

''Aku tidak punya BF, Fhay ...''

''Hah ... Serius? Masa' seeh cowok secakep lo tidak punya BF, Her ...''

''Siapa bilang aku cakep, aku merasa biasa aja kok, Fhay ...''

''Lo mah merendah mulu, Her ... Lo tuh sebenarnya cakep tahu ... manis pakai banget malah ... Gue aja dulu naksir kok sama lo ...''

''Hehehe ...'' Aku jadi nyengir.

''Lo sih pilih-pilih ... makanya gak punya BF ...''

''Bukan pilih-pilih, Fhay ... aku hanya ingin mendapatkan yang terbaik ... sama-sama menyayangi dan bisa menerimaku apa adanya ... aku tidak ingin terburu-buru ... karena ini masalah hati, aku tidak mau menjalin hubungan yang hanya didasari nafsu sesaat saja ...''

''Iya, seeh ... Gue juga tahu itu ...''

''Nah ... itu dia, Fhay ... lebih baik aku jomblo dari pada punya BF tapi hati nelongso, kamu tahu 'kan maksudku?''

''Hehehe ... ya, gue ngerti dan lo memang bener juga, Her ...''

Tak terasa aku dan Fhay sudah tiba di lantai 4, lalu tanpa banyak pikir kami langsung menuju ke area food court. Kami mencari tempat dimana pacar lelaki Fhay telah menunggu di sana. Aku jadi penasaran dengan wajah asli pacar Fhay karena selama ini aku tahu dan lihat hanya lewat foto yang diunggah Fhay di media sosialnya saja. Kalau dilihat dari album foto mereka, mereka itu adalah pasangan yang sangat romantis, banyak event-event yang mengumbar kemesraan mereka berdua. Mereka juga kerap meng-update kegiatan mereka bahkan tak segan membagi foto dan video keintiman mereka berdua. Dan yang lebih ekstrem lagi, gay couple ini juga tak ragu membagikan video mesum mereka, baik yang hanya sedang berciuman maupun yang sedang ngentot. Gaya pacaran mereka memang kelewat vulgar, padahal video dan foto mereka pernah dibahas dan diketahui oleh akun gosip terkenal di Instagram, tapi seolah tak kapok, mereka tetap mengumbar kemesraan dan di-share di akun-akun media sosial mereka berdua.

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang