Lembar 112 : Mandi Bareng

1.8K 53 3
                                    

USAI berjibaku dengan permainan asmara yang mampu membuat kami memancarkan sel-sel peranakan kami (sperma). Aku dan Rangga beberapa saat tertidur sambil berpelukan mesra. Namun tak lama kemudian kami terbangun dan langsung berjingkat masuk ke kamar mandi. Di ruangan ini kami berdua melakukan ritual mandi bersama, bagai seorang kakak yang baik aku memandikan tubuh Rangga dengan penuh kasih dan sayang. Aku menyiram tubuh telanjang Rangga dengan guyuran air yang segar, kemudian menggosok-gosokan tubuhnya dengan sabun hingga sekujur tubuh Rangga berlumuran busa. Tak lupa aku juga memberikan shampo di rambutnya, aku keramasi rambut cepaknya itu hingga busa putih menggelembung di bagian atas kepalanya itu.

''Mas Herio ... Rangga senang sekali bisa mandi bersama Mas Herio ...'' Rangga terlihat sumringah sembari menyabuni dadaku dengan cairan sabun, tangannya mengusap-usap lembut hingga tubuhku berbusa.

''Iya ... aku juga. '' Aku mengusap pipi Rangga.

''Ini pengalaman pertama Rangga mandi berdua dengan seorang cowok ...'' Rangga mengguyur tubuhku dengan segayung air.

''Ku harap kamu akan selalu mengenangnya, Rangga ...'' Aku mendekatakan wajahku ke wajah Rangga, lalu dengan penuh rasa bahagia aku mengecup bibir Rangga dan melumatnya dengan gigitan yang super manja. Bibir kami beradu, saling bergumul mempratikan gaya perciuman yang biasa kami tonton di film-film boyslover.

Di bawah kucuran air tubuh kami merapat hingga perkakas-perkakas kejantanan kami yang sempat terkulai lemas kini kembali mengeras. Nafsu kembali menyelimuti jiwa-jiwa muda kami hingga kami melakukan aksi-aksi erotis yang menggugah syahwat. Meskipun tubuhku dan tubuh Rangga saling bergesekan hingga menciptakan impuls-impuls kenikmatan yang menjalari tubuh telanjang kami berdua tapi kami tidak melanjutkannya sampai klimaks, kami hanya membuat selingan improvisasi dalam percintaan di tengah aktivitas siraman.

Setelah mandi, kami langsung berpakaian rapi, lalu aku mengajak Rangga ke sebuah warung untuk makan bersama. Meskipun dengan menu yang sederhana, Rangga nampak menikmati dan senang menyantap hidangannya. Aku jadi makin sayang dan makin cinta dengan brondong tampan yang satu ini. Dia hadir dalam hidupku dan membawa angin segar yang mampu merubah pandanganku terhadap kehidupan cinta sejenis. Karena Cinta di antara kami mengalir begitu saja bagai air sungai yang mengalir deras, terus berjalan hingga tiba di muara nanti. Sebuah muara penghujung yang akan menentukan cinta kami, apakah akan berlanjut atau harus berakhir. Entahlah!

Usai makan aku dan Rangga berpisah, kami pulang ke tempat kami masing-masing. Rangga pulang ke rumahnya, sedangkan aku pulang ke kost-anku. Aku tidak tahu kapan lagi kami akan bertemu kembali, namun yang pasti aku akan menjumpai dia saat kerinduan datang melanda hatiku.

__Rangga ... I Love You So Much!

***

Beeppp ... beeeppp ... beeppp!

Suara klakson mobil berdentum mengagetkan aku yang sedang berjalan di tepi jalan. Mobil mewah ini bergerak menghampiriku lalu berhenti tepat di hadapanku. Tak lama kemudian kaca jendelanya terbuka dan dari cela jendela itu nampak seorang pria muda tampan dengan ekspresi wajah yang tegas tapi tetap ramah. Aku memperhatikan raut wajah laki-laki ini dengan sangat detail, karena aku merasa sangat familiar dengan bentuk wajahnya. Otakku langsung berputar-putar dan bekerja ekstra keras untuk mengingat sebuah nama untuk orang ini.

 Otakku langsung berputar-putar dan bekerja ekstra keras untuk mengingat sebuah nama untuk orang ini

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Daral

''Daral!'' ujarku seketika saat nama ini terlntas di benakku. Daral adalah nama cowok di dalam mobil itu, beberapa bulan yang lalu aku mengenalnya dari sebuah aplikasi chat khusus gay yang dikenal dengan kitab biru (blued). Aku juga pernah meet up dengan dia sekali. Waktu itu kami mengadakan pertemuan di salah satu mall, dan yang kami lakukan hanya ngobrol dan makan-makan saja tidak lebih, karena kami berdua merasa kalau kami hanya cocok untuk menjalin pertemanan.

''Halo, Herio ... Lo masih mengenal gue?'' sahut si tampan ini.

''Masih donk!'' timpalku.

''Hahaha ... syukurlah ... eh masuk, yuk ... ikut gue!'' Daral membukakan pintu mobilnya dan menyuruhku untuk masuk ke mobilnya.

''Emang kamu mau kemana, Daral?''

''Udah ... buruan masuk aja!'' Daral menarik tanganku dan memaksa tubuhku masuk ke kuda besinya. Aku pun jadi terpaksa menuruti kemauan cowok ini.

''Sebenarnya kamu dari mana atau hendak kemana, sih?'' tanyaku sembari menutup pintu mobil Daral setelah duduk di sampingnya.

''Gue cuma lagi galau aja, Her ... jadi muter-muter tanpa tujuan ... kebetulan tadi gue lihat gelagat lo ... Gue samperin, aja ... eh ternyata bener itu, lo ...'' Daral mulai men-starter mobilnya, selanjutnya dia melajukan mobil matic-nya ini dengan kecepatan level slowly.

''Eh ... Lo gapapa 'kan gue ajak jalan-jalan sebentar, Herio?'' ungkap Daral berlanjut.

''Iya ... gapapa!''

''Serius ... Lo gak ada acara 'kan?''

''Gak ...''

''Gue juga mau curhat neeh, Her ... sama lo ... tapi lo janji, ya ... jangan bocor!''

''Jika kamu percaya sama aku ... ceritakan saja masalahmu, Daral!''

''Ya, gue percaya banget sama lo ... dan masalah yang akan gue ceritain ini juga sebenarnya sangat privasi, makanya gue sangat berharap lo tidak akan membocorkannya ...''

''Jika kamu tidak yakin kepadaku ... sebaiknya kamu tidak usah menceritakannya, Daral ...''

''Tidak ... Gue harus cerita sama lo ... karena gue membutuhkan pendapat dan solusi dari lo ...''

''Oke ... ceritakan saja, Bro!''

''Tunggu ya, Her ... kita cari tempat dulu biar kita enak ngobrolnya ...''

Daral menjalankan mobilnya sambil memperhatikan pinggiran jalan untuk mencari tempat hang out yang tepat buat kami berdua mengobrol. Setelah mutar-muter akhirnya kami berhenti di salah satu restoran cepat saji. Setelah Daral memparkirkan kendaraannya di tempat yang sesuai, akhirnya aku dan dia memasuki bangunan restoran tersebut. Kami langsung mencari meja kosong yang tempatnya agak mojok dan jauh dari kebisingan pengunjung.

Tinta Putih Di Lembar Hitamजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें