Lembar Ke-15 : Rangga

3.3K 96 9
                                    

Selamat Pagi Cempaka Putih!

Udaranya masih terasa segar, kabut tipis juga nampak bertaburan menyelimuti bagian pusat kota Jakarta ini. Burung-burung dalam sangkar bersahutan melantunkan kidung birahi yang hanya bisa dipahami oleh burung itu sendiri. Entah, apakah burung dalam sarung juga mampu berkicau semerdu burung-burung itu? Aku masih ragu walaupun mungkin sama-sama dalam masa birahi. __Aah, apa sih yang aku pikirkan! Mungkin, ini efek BT (bowring tenan) karena terlalu lama mengantre untuk meggunakan WC (water closet).

Seperti biasanya, para penghuni kost pada berebut masuk ke kamar mandi untuk mem-perawan-i air dalam kolam.

Bedebah! Saat tiba giliranku, aku harus mengalah dengan bocah-bocah yang hendak bersekolah. Mereka memaksa untuk mendahului tanpa harus bersusah payah ngantre seakan tak kenal apa itu budaya antre. Dasar, orang tua yang tak mau mendidik anaknya dengan baik, maunya serba instant dan tak mau peduli dengan orang lain.

___Huft ... aku yang waras memang harus bertindak cerdas tanpa harus mengambil jalan pintas. Sabar ya, Mas!

 Sabar ya, Mas!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rangga

''Lagi apa, Mas?'' Suara yang tak begitu asing di indra pendengaranku. Suara laki-laki yang pecah lantaran berada dalam masa pubertas. Suara yang jauh dari kata merdu itu keluar melalui mulut mungil si anak ibu kost yang memiliki ketampanan tingkat dewa.

Sungguh, suaranya yang nge-bass ini membuatku tersentak, apalagi dia muncul di hadapanku secara mendadak seperti makhluk lelembut. Dan yang lebih membuatku sesak nafas itu penampakannya yang hanya mengenakan celana pendek kolor yang model lubang kakinya super longgar. Celana yang biasa dipakai oleh pemain bola basket. Kebayang dong, ada bentuk tonjolan tepat di tengah selangkangannya. Tak hanya itu remaja tanggung ini juga shirtless memamerkan kulit dadanya yang gempal dan putih.

 Tak hanya itu remaja tanggung ini juga shirtless memamerkan kulit dadanya yang gempal dan putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Ra-Rangga!'' ujarku melihat cowok brondong ini.

''Kenapa, Mas ... kok nampak kaget begitu?" timpal bocah laki-laki yang baru meletek ini.

''Ya, soalnya kamu nongol begitu saja seperti syaithonirrajim!"

''Hahaha ... " Cowok ABG bernama Rangga ini tertawa ngakak, "Mas Her, bisa aja ... aku tidak tiba-tiba nongol Mas! Mas Herio-nya aja yang lagi bengong, emang lagi mikirin apa sih, Mas? Pasti mikirin pacarnya, ya?''

''Ah, gak kok ... aku tidak punya pacar!"

''Masa' seeh ... orang seganteng dan semanis Mas Herio tidak punya pacar?"

''Iya, aku masih jones."

''Hahaha ... jones, jomblo ngenes! Kasihan banget sih, Mas ... makanya cari cewek dong! Biar status jomblonya jadi relationship.''

"'Hehehe ...'' Aku cuma nyengir menanggapi omongan Rangga.

''Eh, Mas Herio ... jangan lama-lama lho, jadi jomblo!"

''Emang kenapa, Rang?''

''Nanti dikira 'HOMO'."

''Wkwkwk ...'' Aku jadi ngakak bebek.

''Rangga serius lho, Mas ... di sekolah Rangga, cowok yang tidak punya cewek diledekin homo, tahu!"

''Oh ya ... terus berarti kamu udah punya cewek dong?''

''Hehehe ...'' Rangga hanya nyengir kuda, "belum, Mas!'' imbuhnya sambil garuk-garuk kepala.

''Hahaha ... berarti kamu HOMO dong, Rang!"

''Sembarangan ... Ya, nggaklah, Mas! Gini-gini Rangga cowok normal, Mas. Masih demen cewek ....''

''Baguslah kalau begitu."

''Iya ... tapi kesel juga, Mas kalau diledekin HOMO terus sama temen-temen Rangga. Kasih tahu Rangga dong! Gimana cara dapetin cewek, Mas ... bosen neeh, jomblo mulu."

''Hahaha ... Rangga ... Rangga ... aku saja masih jomblo, kok kamu malah minta tips cara dapet cewek dari aku, aneh!"

''Ooo, iya yah ... ah, Mas Herio kadang ngelawak nih!"

''Bukan aku, tapi kamu, Dodol!"

''Hehehe ...'' Rangga tertawa, aku juga.

''Udah ah ... Rangga gak mau dekat-dekat sama Mas Herio, takut ...  ntar ketularan jadi jomblo akutnya!"

''Sialan!" umpatku.

"Hahaha ....'' Rangga tertawa ngakak dan mengambil langkah seribu.

Aku hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala melihat tingkah kocak brondong yang satu itu. Apa yang dikatakannya kadang ada benarnya juga, tapi dia tidak tahu kalau aku jomblo bukan karena aku tidak laku melainkan jomblo karena aku ini adalah lelaki HOMO.

__Sssssttttt .... jangan berisik! Cukup aku, kamu, dan Tuhan saja yang tahu.

Kamu? Ya, kamu! Para pembaca setia cerita ini, hehehe ....

Tinta Putih Di Lembar HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang