Part 5 : Kabar dari Utara

160 23 2
                                    

Perang telah usai. Mayat - mayat yang berserakan dimana - mana dibersihkan oleh para prajurit. Tiada rakyat yang terluka atau mati dalam peperangan. Tetapi, keadaan kota hancur lebur.

Tenda putih digelar di sebuah lapangan sebagai tempat beristirahatnya para petinggi prajurit. Sang Raja Dharmasraya Srimat Warmadewa diikat dan disimpuhkan di tengah - tengah tenda. Keadaan hening. Tiada yang bersenang - senang, mabuk, dan yang lain. Berbeda dari kebiasaan para petinggi setelah memenangi perang.

"Buka ikatanya !" Perintah Anabrang. Ikatan Sang Warmadewa dibuka. "Tuan, saya mengaku menyerah kepada yang Mulia Kertanegara. " Sang Warmadewa angkat bicara. Kemudian, ia mengambil belati dan menghunuskanya di lehernya. Tapi, dihentikan oleh Anabrang. " Hentikan ! Sang raja tidak ingin ada pertumpahan darah disini ! Cukup berikan panji kebesaranmu untuk ditukar dengan panji - panji Singhasari. "

Kemudian, datanglah seorang pelayan membawa baki berisi panji Dharmasraya. Kemudian, Anabrang menukar panji Dharmasraya dan ditukar dengan panji Singhasari. Kemudian, ia berbalik arah dan masuk ke dalam kamarnya.

Pertemuan dibubarkan. Semua orang pergi menuju tendanya masing -masing. Tiba - tiba bahu Jayapati ditepuk oleh Sang Raja Warmadewa. " Simpan ini, terimakasih telah memberi kesempatan kedua untuk Dharmasraya. ". Jayapati mengangguk sambil tersenyum. Dibukanya kepalan tangan tadi. Terlihat sebuah krambit berwarna coklat emas dengan gagang berbentuk burung.

...

Malam telah tiba. Semua orang terlelap. Tiba - tiba terdengar suara tenda yang dibuka. Bangunlah Jayapati. Kenudian, ia melihat sebuah surat di samping tempat tidurnya. ' Pasukan Mongol telah mempersiapkan prajuritnya untuk menyerang Singhasari'. Merah air muka Jayapati.

Ia keluar tenda, kemudian membangunkan 1000 prajurit yang dipasrahkan padanya. " Prajuritku ! Mongolia sebentar lagi akan berangkat menyerang Singhasari. Kita harus menghadang mereka ! Kita harus berangkat menuju ke tanah Mongol ! Kita hadang mereka !!!".

Seluruh prajurit berteriak dan segera berlari ke dalam dua buah kapal dan berangkat menuju tanah Mongol

Vajra : Friend and RevengeWhere stories live. Discover now