Part 29 : Pasangan Pendekar dari Changshan

49 3 2
                                    

Liu Lingqi masih bertarung dengan Xiahou Yu.

Anindhya masih bertarung dengan Zhen Ai

Dan Jayapati masih bertarung dengan Cao Kang.

Sementara Jiang Ren masih tergeletak dan berharap cemas.

Jayapati tampak kewalahan menghadapi senjata yang tampak biasa namun serangannya cukup mematikan.

"Jayapati !". Tiba - tiba Anindhya berteriak kepada Jayapati.

Jayapati seketika menoleh ke arah Anindya.

Tiba - tiba Anindhya melemparkan tombak pendeknya ke arah Jayapati. Seketika Jayapati memberikan pedangnya kepada Anindhya.

"Tampaknya kau lebih membutuhkan itu daripada aku". Kata Anindhya.

Jayapati berkali - kali menyerang, namun serangannya semua berhasil ditangkis dengan senjata itu.

Cak Kang kemudian menghunuskan senjata itu. Namun berhasil di tahan oleh tombak yang dibawa Jayapati.

Mata dari senjata Cao Kang menahan tombak Jayapati.

Jayapati seketika memutar tombaknya 360°. Cao Kang seketika melepaskan senjata yang ikut berputar seiring berputarnya tombak Jayapati.

Tombak yang berputar itu kemudian diambil oleh Jayapati dan dikeluarkan dengan cara menariknya dari samping.

Seketika Cao Kang mengambil senjata itu sebelum direbut oleh Jayapati.

Jayapati segera memukul perut Cak Kang yang sedang terlena dengan gagang tombak Jayapati.

Cao Kang segera memegangi perutnya yang terkena pukulan gagang tombak.

Melihat tuannya terkena pukulan. Para pendekar dari Wei segera maju perang. Ialah Pang Jin, Dian Wuji, dan Wang Gao. Sementara Cao Kang mundur sementara.

Jayapati kemudian melawan tiga orang sekaligus.

"Kalau aku diam saja, maka kemampuan ku tidak akan dilihat siapa - siapa". Jiang Ren tampak sangat bersemangat. "Aku harus membantu Jayapati".

Jiang Ren kemudian menarik pedangnya yang tergeletak di tanah. Kemudian ia melesat ke arah Jayapati.

Sima Qian yang sedari tadi hanya melihat sambil memainkan kipas lipatnya, tampak mengetahui pergerakan Jiang Ren.

Seketika ia melipat kipasnya kembali dan melesat ke arah Jiang Ren.

Jiang Ren yang hendak mendekati Jayapati kemudian terlempar walau tidak jauh terkena tenaga dalam Sima Qian.

"Hei !". Jayapati berteriak kepada Sima Qian.

"Jangan licik kau ya". Sima Qian tersenyum sinis sambil mengacungkan kipas yang ia jadikan senjata.

"Kau yang licik ! tiga orang melawan satu orang itu tidak adil !". Jiang Ren tampak geram dengan perilaku Sima Qian.

"Kalau begitu, ayo kita berduel satu melawan satu".

Sima Qian kemudian melancarkan serangannya. Jiang Ren tampak sigap menghadang serangan - serangan mematikan dari Sima Qian.

Jiang Ren dan Sima Qian tampak beradu kekuatan meringankan tubuh. Mereka berdua tampak kejar -, kejaran di antara pucuk - pucuk dahan pepohonan.

...

Matahari sudah cukup meninggi. Hawa angin dingin tidak dihiraukan oleh para pendekar yang sedang bertarung. Saking lama nya mereka bertarung, peluh mulai turun membasahi wajah mereka. Walaupun hawa dingin terus menusuk.

Vajra : Friend and RevengeWhere stories live. Discover now