Part 34 : Lintang Ati

30 3 2
                                    

"Awas"

Liu Lingqi menundukkan kepala Jiang Ren. Ketika orang berbaju serba hitam itu menghunuskan pedangnya

Liu Lingqi kemudian menendang pergelangan tangan orang itu. Seketika orang itu terhuyung-huyung ke belakang.

Liu Lingqi segera mencabut pedang kembarnya dan melawan orang itu.

Sementara Jiang Ren masih berdiam sambil menggosok-gosok kepalanya yang terpukul oleh Liu Lingqi.

Serangan Liu Lingqi tampak membabi buta.

Mereka berlari ke luar dan melanjutkan pertarungan mereka di luar kamar.

Jiang Ren segera mencabut pedangnya dan berlari menyusul Liu Lingqi.

"Lingqi ! Jurus Pedang Hati Suci ! ". Jiang Ren berteriak dari depan pintu kamar.

Liu Lingqi menoleh sambil mengangguk.

Jiang Ren kemudian melesat sambil menghunuskan pedangnya.

Pedang Liu Lingqi dan orang itu yang sedang beradu dipisahkan oleh pedang Jiang Ren yang menebas dari bawah ke atas.

Ketiga orang itu seketika mundur.

"Jurus Pedang Hati Suci !".

Jiang Ren dan Liu Lingqi mempraktikkannya jurus Pedang Hati Suci yang sering mereka latih selama dua hari ini.

Orang berbaju hitam itu menangkis jurus pedang mereka dengan sangat mudah, tapi tidak ada tanda-tanda ia akan menyerang.

Pedang kembar Liu Lingqi dan pedang Jiang Ren mengenai pedang orang itu.

Orang itu segera menangkis dan membuang arah serangan Liu Lingqi dan Jiang Ren ke arah kanan dan kiri sampai mereka berdua tersungkur.

Kemudian ia memegang pedangnya dalam posisi menghunus ke bawah, sejajar dengan lengannya. Kemudian ia menancapkan nya ke tanah.

"Kalian berdua harus lebih dekat lagi. Beberapa serangan kalian masih tampak tidak kolaboratif". Kata Orang itu sambil berbalik badan.

"Tuan Zhuge ?".

Orang itu segera melesat dan menghilang di kegelapan malam.

"Tuan Zhuge memang suka seperti itu". Jiang Ren tampak sedikit kesal dengan gurunya itu.

"Ayo, segera kembali ke kamar saja".
Liu Lingqi menarik tangan Jiang Ren.

...

"Hati - hati di jalan !".

Zhuge Zhan melepas kepergian para pendekar dari marga Shu.

Kecuali tiga orang

"Dimana sebenarnya mereka". Zhuge Zhan tampak gusar.

"Maaf, maaf".

Liu Lingqi tampak kelelahan setelah menuntun kudanya. Dibelakangnya ada Jayapati, Anindhya, dan Jiang Ren yang Kula menuntun kuda masing-masing.

"Mengapa terlambat ?". Zhuge Zhan bertanya kepada Liu Lingqi, sambil memainkan kipas bulu nya.

"Dia tersangkanya !". Liu Lingqi menunjuk ke arah Jiang Ren. Seketika Jiang Ren juga terhenyak.

"Dia bangun kesiangan jadi, saya harus menyiram ia dengan air dingin. Kemudian harus menunggunya mandi".

Zhuge Zhan mengembuskan nafasnya panjang.

"Segera berangkat saja, sebelum matahari naik terlalu tinggi".

Liu Lingqi, Jayapati, Jiang Ren, dan Anindhya segera memberi hormat.

Vajra : Friend and RevengeWhere stories live. Discover now