Part 57 : Lebu

33 6 2
                                    

"Jayapati..."

Anindhya mencoba duduk. Namun energinya seperti belum pulih, walaupun ia sudah tidur beberapa lama.

"Kamu sudah bangun,"

Jayapati mengucek-ngucek matanya. Kemudian melihat ke arah Anindhya yang berusaha untuk bangun.

Matahari belum terlalu menampakkan cahayanya. Hanya saja, hawa hangatnya mulai terasa menembus dinginnya angin.

"Jangan banyak bergerak," tutur Jayapati. Ia kemudian menempelkan telapak tangan kanannya ke dahi Anindhya.

Tidak panas.
Biasanya, orang yang baru saja digigit oleh ular berbisa akan merasa demam.

"Manjur sekali obat Xiaojun," gumam Jayapati.

Jayapati berlanjut ke kaki Anindhya. Pendarahannya sudah berhenti.

"Jangan lupakan luka mu,"

Jayapati terdiam sejenak mendengar ucapan Anindhya.

"Biarkan, nanti saja di penginapan..." ujar Jayapati.

"...ayo, kita kembali ke penginapan."

Jayapati lalu berdiri dan membersihkan pakaiannya yang setengah basah terkena embun dan tanah.

Luka di dahi Jayapati tidak tertangani dengan baik. Tapi setidaknya, pendarahannya sudah berhenti.

Ia kemudian membantu Anindhya untuk berdiri.

"Naik ke punggungku,"

Anindhya menggeleng.

"Tidak apa-apa," kata Jayapati setengah memaksa.

Anindhya terpaksa menaiki punggung Jayapati. Rasa bersalah masih banyak terlintas di hatinya. Ia tidak mau merepotkan laki-laki yang ia rasa sudah disakitinya.

"Semoga aku ingat jalan pulangnya," Jayapati terkekeh. Ia lantas mulai berjalan perlahan-lahan agar tubuh Anindhya tidak banyak bergerak.

Kanan kiri mereka berdua masih berupa hutan. Jalannya pun masih berupa tanah.

Matahari mulai terbit sempurna. Burung-burung berkicauan. Angin dingin bercampur hawa hangat menyeka tubuh mereka berdua.

"Anindhya, kita mau memasuki kota. Kamu mau makan apa ?" Tanya Jayapati ketika ia sudah berdiri tepat di bawah gerbang.

Tidak ada jawaban.

"Tertidur rupanya," Jayapati melirik ke Anindhya yang tergeletak di bahu Jayapati. Ia lantas tersenyum kecil.

...

"Jia Yang !"

Liu Lingqi dan Jiang Ren tercekat melihat Jayapati dengan kondisi yang buruk dan Anindhya yang berada di punggungnya.

Mereka berdua yang sedang makan langsung menghentikannya.

"Kalian kenapa ?" Tanya Liu Lingqi setengah panik.

"Ceritanya panjang, tolong bantu aku baringkan Anindhya," jawab Jayapati.

Jiang Ren menyusul Jayapati yang menghampiri tempat tidur Anindhya, kemudian membaringkan Anindhya yang sedang tertidur.

"Rawatlah lukamu, biar Anindhya diperiksa oleh Liu Lingqi," ujar Jiang Ren. Walaupun terlihat kekanak-kanakan dan nakal, sebenarnya ia adalah orang yang perhatian.

Jayapati mengangguk. Ia berjalan ke tempat Liu Lingqi dan Jiang Ren makan. Kemudian duduk di salah satu kursi di sana.

Jiang Ren mulai membersihkan luka Jayapati dengan air, kemudian memberi cairan obat dan membalutnya dengan perban.

Vajra : Friend and RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang