Part 16 : Yueyang dan Lelaki Bertopeng

53 8 0
                                    

Liu Lingqi melemparkan jarumnya kembali. Sepertinya tidak menancap pada tubuh, tersapu angin.

"Lingqi !"

Liu Lingqi menoleh kebelakang.

"Jangan menoleh ! Konsentrasi ke depan !"

Liu Lingqi hanya mengangguk.

Jayapati selama ini yang berbicara pada Liu Lingqi. Segera ia melesat naik ke atas punggung kuda. "Lingqi, coba pinjam pedangmu". Lingqi kemudian memberinya." Atur kecepatan secepatnya, tapi tetap stabil. ".

Kuda Lingqi melesat lebih cepat dari sebelumnya walaupun bebannya lebih berat.

"Arahkan kuda ini sejajar ke sebelah kuda musuh yang paling belakang". Perintah Jayapati.

Kuda itu tak lama kemudian mampu sejajar dengan kuda musuh.

Jayapati yang berada di belakang segera menarik pedang dari sarungnya. Dan memukulkannya pada kepala kuda musuh. Seketika kuda musuh meringkik . Si penunggang yang menggunakan topeng itu seketika membenarkan ti kekang kuda. Dengan cepat Jayapati segera menusuk dada penunggang kuda dan menendang nya hingga jatuh. Kuda pun berhasil diambil alih.

Kuda musuh melaju semakin kencang.

Angin malam ditambah dengan kecepatan kuda yang luar biasa  membuat hawa dingin semakin menusuk kulit. Bukan berarti menghalangi untuk mengejar dua orang misterius yang menunggangi kuda.

Laju dua ekor kuda musuh seakan - akan tidak terkejar. Fajar mulai menyingsing. Hawa hangat mulai terasa, tetapi tetap tidak bisa menyaingi hawa musim dingin. Suara helaan dari kuda memancarkan embun.

"Yang-ge tampaknya kita tidak bisa mengejar mereka lagi" Kata Liu Lingqi , kemudian menarik kekang kudanya. Yang seketika meringkik dan berhenti. 

" Sekilas, aku melihat kuda mereka itu bukan seperti kuda orang Mongolia yang datang menuju Singhasari. ". Jawab Jayapati sambil menarik kekang nya perlahan-lahan.

"Benar, kuda tersebut bukan kuda Mongolia, tetapi kuda dari daerah timur. Kuda Mongolia berukuran kecil dan pendek. Tetapi kekar dan berstamina kuat. Sementara ini kudanya bertubuh tinggi.". Jawab Liu Lingqi.

Disela pembicaraan, terdengar suara pacuan kuda.

"Sun Yi !" Teriak Liu Lingqi

Sun Yi seketika menarik kekang kuda milik Jayapati yang ia tunggangi.

"Tunggu, kuda milik laki - laki bertopeng itu seperti milikku ???" Kata Jayapati.

Semua orang bertanya - tanya.

"Benar ! Kuda ini bertubuh tinggi kekar, namun kepalanya besar. Bukan sejenis kuda Turki yang berkepala kecil !"  Teriak Liu Lingqi kegirangan.

"Tetapi mengapa ada orang Nusantara disini ? Sementara Raja Kartanegara menutup jalur perdagangan dengan Mongolia ?"

...

"Di dekat sini ada sebuah kota kecil, ayo kita mampir sejenak !" Kata Liu Lingqi

Mereka memasuki sebuah gapura kecil. Tak jauh dari sana tampak puluhan rumah yang terbuat dari bebatuan. Tidak ada penanda nama apapun di gapura tersebut. Hanya samar - samar suara keramaian yang terdengar.

"Kota ini tidak punya nama. Tidak punya kepala desa. Bahkan tidak tercantum di dalam peta. Tetapi, marupakan persinggahan para pengembara, walaupun disini mereka hanya mengisi botol mereka dengan air." Kata Liu Lingqi.

"Aku yakin Yueyang dan lelaki bertopeng itu ada disini".

...

Mereka bertiga menambatkan kuda mereka di depan sebuah rumah makan.

"Pelayan, bawakan makanan terbaik yang ada disini !". Liu Lingqi berteriak sembari memasuki rumah makan tersebut. Seorang pelayan pun segera berlari ke dapur di belakang.

"Kalian cari tempat, aku mau berkeliling"

...

Liu Lingqi menaiki lantai dua dari rumah makan tersebut. Rumah makan itu cukup ramai di hari itu. Banyak pengembara yang singgah di sana, dari berbagai suku, berbagai etnis. Mulai dari Mongolia, suku Han, dan berbagai pengembara dari daerah timur.

"Angin di sini cukup kencang ya.." kata Liu Lingqi sambil melihat ke jalanan dari balkon lantai 2.

"Eh.."

Liu Lingqi melihat sesuatu. "Itu pasti mereka !".

Liu Lingqi melihat dua orang penunggang kuda yang ciri - ciri nya persis seperti Yueyang dan Lelaki bertopeng itu.

Vajra : Friend and RevengeWhere stories live. Discover now