Part 19 : Vajra

62 7 0
                                    

Liu Lingqi mendorong tubuh Jayapati yang ia peluk ketika jatuh. "Cepat kejar Yueyang !". Kata Liu Lingqi.

Liu Lingqi dan Sun Yi segera berlari mengejar Yueyang dan Pranandaka. Disusul oleh Jayapati. "Sun Yi ! Coba perlihatkan kemampuan memanahmu!". Perintah Jayapati. "Siap kak !".

Sun Yi kala itu sedang membawa beberapa anak panah di pinggangnya dan menyampingkan sebuah busur.

Ia mengambil satu anak panah dan segera mengaitkannya di busur. Segera ia hadapkan ke arah Pranandaka. Kemudian segera ia lepaskan.

"Sial"

Bidikan panah itu meleset.

"Sun Yi ! Ayo coba lagi " perintah Liu Lingqi.

Sun Yi membidik lagi

Kali ini panahnya mengenai punggung Pranandaka.

...

Pranandaka yang terkena panah Liu Lingqi kemudian jatuh dan berguling di atap dan akhirnya jatuh ke tanah.

"Pranandaka !" Yueyang yang menoleh ke belakang segera menyusul Pranandaka yang ada di
tanah.

"Segera susul mereka !". Teriak Liu Lingqi

...

"Berhenti"

Cao Kang memberhentikan para prajuritnya.

"Pranandaka, Yueyang, sudah kamu bawa barang yang aku inginkan ?" Kata Cao Kang sambil tersenyum sinis.

Yueyang memberikan bingkisan berisi Vajra itu kepada Cao Kang.

Tiba - tiba puluhan jarum meluncur dari arah depan.

Seorang yang bertubuh kekar yang walnya di belakang Cao Kang tiba - tiba menuju ke depan Cao Kang dan menghadang datangnya jarum dengan sebuah kapak yang besar.

Orang itu berusia sekitar 35 tahun. Tubuhnya kekar, kepalanya botak. Tidak ada kumis ataupun jenggot yang tampak di wajahnya.

"Namaku Dian Wuji ! Hadapilah aku ! Jangan bersembunyi seperti tikus kecil !" Orang yang bernama Dian Wuji itu berteriak dan setengah meraung .

Jayapati, Liu Lingqi dan Sun Yi kemudian turun dari atap secara perlahan.

Cao Kang melihat mereka bertiga dan menuding mereka menggunakan pedangnya. "Pengacau - pengacau ini lagi rupanya, kalian tidak takut denganku ? Kalian masih mau membuat gara - gara ?". " Paman Dian ! Habisi mereka ".

Jayapati, Liu Lingqi dan Sun Yi segera mengambil kuda - kuda. " Kami tidak takut dengan pengkhianat seperti kalian !" Teriak Jayapati.

Mereka bertiga segera maju dan mengeluarkan jurus masing masing mengerubuti Dian Wuji.

Dian Wuji yang sangat siaga itu mengayunkan kapak besarnya, seketika mereka bertiga terpental.

Liu Lingqi menggunakan jarum beracunnya lagi, namun hanya terpental setelah membentur kapak besar milik Dian Wuji.

Sun Yi menggunakan panahnya. Sebuah anak panah menancap di bahu Dian Wuji.

Dian Wuji hanya menggeram sedikit. Kemudian mencabut anak panah itu dan membuangnya. Kemudian darah yang mengucur dari bahu itu diusap dengan tangan dan seketika berhenti mengalir .

Jayapati meringankan tubuhnya dan melayang ke arah Dian Wuji.

Dian Wuji melemparkan kapak ya dan menangkis pukulan dari Jayapati.

Pertarungan berlangsung sengit.  Pukulan - pukulan Jayapati berhasil ditangkis dengan tegas oleh Dian Wuji.

Dian Wuji menghela nafasnya dan menyentuh dada Jayapati. Seketika Jayapati tersungkur ke belakang .

...

Mereka bertiga kelelahan di tempat itu . Seketika Cao Kang menyuruh prajuritnya untuk menangkap mereka bertiga." Ikat mereka dan seret ke penjara !".

Enam orang prajurit mendatangi Liu Lingqi, Jayapati, dan Sun Yi.

Tiba - tiba dari atas atap datang seorang berbaju merah dan melawan keenam prajurit itu dengan mudah.

Kemudian seseorang itu menotok tubuh Jayapati, Liu Lingqi, dan Sun Yi kemudian dibawa pergi.

...

Orang itu mendarat di sebuah pondok  di tengah hutan bambu. Kemudian melepas totok dari mereka bertiga.

"Tetua". Kata Jayapati yang sadar duluan segera memberi hormat.

Orang itu hanya mengangguk.

Orang itu bertubuh tinggi dan ideal. Berkumis tebal dan terlihat sangat cerdas dan berilmu tinggi.

"Zhou Fen ! Bawakan obat untuk mereka !". Kata orang itu memanggil seseorang.

Datanglah seorang lelaki muda yang berusia sama seperti Jayapati. Berbaju merah dan mengikat rambutnya dengan rapi. Membawakan baki berisi obat. Wajahnya seakan memancarkan cahaya.

Liu Lingqi dan Sun Yi bangun.

"Ah, kalian sudah bangun semua, perkenalkan nama saya Zhou Tian, ini rumah saya dan saudara - saudara saya". Orang itu memperkenalkan diri. "Itu anak saya, Zhou Fen. Usianya sama seperti kalian ".

Zhou Fen segera memberi hormat. "Nama saya Zhou Fen". Mereka bertiga membalas hormat itu. Liu Lingqi tampak antusias.

"Nama Saya Jayapati, itu teman saya, Sun Yi dan Liu Lingqi."

"Sun Yi ? Putra dari Sun Xiaodong dari Lembah Chibi ?". Tanya Zhou Tian pada Sun Yi.

"Anda tahu dari mana ?"

Vajra : Friend and RevengeWhere stories live. Discover now