Part 60 : Shao Nian

25 6 1
                                    

"Ada kakak Zhao dan kakak Ji di sini."

"Di mana mereka sekarang ?" Tanya Ma Yitian.

"Ikut aku,"

Liu Lingqi memandu Ma Yitian, Jayapati, Jiang Ren, dan Anindhya.  Sementara, bibi Bai Ying tinggal di tempat bekas pertarungan untuk membersihkan sisa-sisa pecahan yang ada. Tentunya tidak ia bersihkan sendiri. Tapi memerintahkan pelayan-pelayannya.

...

Mereka berlima berserta Zhao Mengshi dan Ji Xiaoqian duduk melingkari sebuah meja bundar. Di tengah meja itu terdapat satu guci arak dan beberapa buah gelas.

"Kenapa semuanya diam ?" Ujar Jiang Ren memecah suasana.

Tidak ada yang menjawab. Raut muka semuanya--kecuali Jiang Ren-- tampak lesu.

"Ayolah, kita membicarakan sesuatu yang-"

"Memang ada yang mau  dibicarakan ?" Potong Ji Xiaoqian setengah mengejek Jiang Ren."Tadi malam aku tidak bisa tidur nyenyak..."

Zhao Mengshi seketika memandangi wajah Ji Xiaoqian di sampingnya yang tertunduk lesu atas meja. Mata perempuan sedikit-sedikit terpejam namun ia tahan agar tidak tertidur.

"Tidur sini,"

Laki-laki bermarga Zhao itu menarik bahu Ji Xiaoqian sampai tertidur di pangkuannya. Yang ditarik pun hanya pasrah, bahkan merasa keenakan tidur di paha pasangannya itu.

Jiang Ren melirik ke arah Ji Xiaoqian yang berbaring di pangkuan Zhao Mengshi. Sesekali, si lelaki mengelus-elus rambut perempuannya yang tertidur.

Pemuda itu tersenyum kecut setelah melihat perlakuan Zhao Mengshi kepada Ji Xiaoqian. Ia lantas melirik ke arah Liu Lingqi yang sedang sibuk memainkan gelas yang ada di meja.

Seketika, ia membanting tubuhnya ke paha Liu Lingqi. Perempuan itu seketika menjerit, sampai-sampai semuanya melihat ke arah dirinya

"Apa-apaan kamu ini ?" Jerit Liu Lingqi.

Si pelaku hanya terkekeh melihat ekspresi kakak perempuannya itu.

Liu Lingqi lantas mengusap-usap rambut adiknya itu. Terkadang, perilaku manjanya itu membuat ia sedikit bersemangat untuk meneruskan hidup yang amat berat ini.

Rata-rata, orang dari kumpulan marga Shu memiliki rasa trauma dengan peristiwa masa lalu. Karena mereka adalah veteran perang Xiangyang.

Beberapa masih selamat dari peristiwa mengerikan itu. Tuan Zhuge Zhan, Zhang Guoyu, Guan Hong, dan Huang Fengyan adalah orang-orang yang beruntung masih bisa menyaksikan terbitnya matahari.

Mereka semua kehilangan banyak sekali hal yang berharga. Terutama keluarga.

Begitupula para pemuda yang sekarang berkumpul di ruangan bersekat itu.

Jiang Ren terpisah dengan kedua orang tuanya bahkan ketika ia masih beberapa bulan hidup di dunia. Kedua orang tua Ma Yitian gugur di Medan pertempuran. Sementara keluarga Zhao dan keluarga Ji yang merupakan saudara sumpah saling menjodohkan anak mereka dan berjuang hingga akhirnya gugur di pertempuran. Untung saja, Nyonya Ji masih bisa membawa Ma Yitian dan Ji Xiaoqian yang masih kecil untuk dititipkan pada Tuan Zhuge Zhan. Walaupun akhirnya ia harus pulang di tengah jalan.

Sementara Liu Lingqi, ibunya meninggal ketika melahirkannya dan ayahnya juga tidak kembali dari perjalanan panjang.

Pertempuran Xiangyang pasti membekas di benak mereka semua. Bahkan, tidak hanya mereka. Semua masyarakat Jianghu pasti akan mengenang peristiwa tragis itu.

Peristiwa yang membuat sepasang pendekar terhebat di dunia persilatan itu harus meninggalkan dunia bersama dengan anak-anaknya. Siapa lagi kalau bukan pendekar Guo Jing dan Huang Rong.

Vajra : Friend and RevengeWhere stories live. Discover now