Part 68 : Biarlah Berlalu

26 3 0
                                    

"Kita mulai sekarang,"

Pranandaka mengangguk mendengar perintah Zhuge Zhan. Lantas mereka berdua memulai untuk melakukan transfer energi.

Pagi memang masih buta, tapi ritual harus segera dimulai sebelum matahari terbit.

Ruangan yang digunakan untuk kamar Anindhya itu dipenuhi dengan wewangian dupa cendana yang menyeruak.

Hawa panas yang disebabkan oleh pedupaan tercampur dengan hawa hangat dari energi Yin milik Pranandaka dan energi Yang milih Zhuge Zhan.

Sampai-sampai dinginnya pagi hari tidak dapat dirasakan oleh keempat orang yang harap-harap cemas dengan ritual yang sedang mereka lakukan.

Zhou Tian dengan puteranya--Zhou Fen, dan Lu Han yang duduk di kursi yang terletak di balik sekat yang berada tak jauh dari kasur. Sedangkan Ma Yitian, membantu memegang tubuh Anindhya agar tidak terjatuh.

Wajah Anindhya mulai dipenuhi dengan peluh tak lama setelah Zhuge Zhan dan Pranandaka melakukan ritual transfer energi itu.

Meskipun demikian, Anindhya tetap diberi ramuan yang dibuat oleh Zhou Tian sebelumnya. Ramuan terakhir yang dapat dibuat oleh mereka. Setelah ini, sudah hampir tidak ada harapan apabila ritual kali ini gagal.

Setiap hari, ramuan yang sama diberikan kepada Anindhya. Maka tak ayal apabila persediaan bahan ramuan semakin menipis.

...

Jayapati tampak menimang-nimang dan memperhatikan setiap sudut dari keris ciptaannya yang hampir mendekati sempurna. Jangan sampai ada kesalahan sedikitpun pada kerisnya, walaupun ia akui bahwa ia bukan ahli dalam bidang ini.

Tapi, setidaknya tidak mengecewakan.

"Tinggal satu langkah lagi--,"

Laki-laki itu meletakkan keris lurus ber-dhapur Jalak buatannya di atas sebuah kain yang terlipat di atas meja batu. Kemudian, ia berjalan gontai mendekati tempat dimana ia biasa berbaring.

"--sayangnya, aku lupa tidak meminta Liu Lingqi untuk membawakan batu warangan,"

Jayapati mulai bimbang. Sebenar-benarnya ia belum boleh keluar dari ruangan itu. Tetapi ia melupakan suatu bahan yang sangat dibutuhkan untuk membuat keris itu menjadi sempurna. Batu Warangan.

Proses yang cukup penting dalam membuat keris yakni mewarangi. Yaitu menaikkan pamor keris dengan cairan Arsenik yang didapatkan dari batu warangan.

Sementara ia benar-benar lupa tidak meminta Liu Lingqi untuk membawakan bahan utama yang digunakan dalam proses itu.

...

"Sudah hampir terbit fajar, tapi Anindhya belum bangun," ujar Zhou Fen kepada ayahnya.

"Sabar"

Zhou Fen sudah jengah mendengar kata itu diulang berkali-kali.

Sementara Zhuge Zhan dan Pranandaka tetap berjuang mengeluarkan semua tenaga untuk menyalurkan energi Yin dan Yang yang dimiliki masing-masing demi membangunkan Anindhya dari tidur panjangnya.

Benar-benar membuat tidak tega siapapun yang melihat kondisi perempuan itu. Yang semula selalu tampak cantik dengan kulit eksotis Nusantara-nya, berubah menjadi seperti seseorang yang tidak terlalu terawat.

"Guru, kalau tidak kuat istirahat sejenak saja. Nanti kita sambung lagi," kata Ma Yitian kepada gurunya yang tampak kelelahan.

Nafas pria setengah baya itu mulai terengah-engah. Perlahan-lahan, ia mencoba mengatur ulang permasalahannya.

Vajra : Friend and RevengeWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu