Part 18 : Belakang Latar

61 8 0
                                    

"Jayapati, tutup pintunya"

Terdengar suara pintu kayu yang berderit diiringi dengan suara dentuman dari tumbukan antara pintu dan tembok. Kemudian diikuti dengan suara gesekan antara kait dan kayu pengunci pintu.

Cahaya di ruangan itu sengaja dibuat agak remang-remang. Semua jendela ditutup. Hanya disisakan beberapa lubang ventilasi udara diatasi jendela, yang membawa hawa dingin angin musim dingin yang cukup menusuk kulit.

...

Dua orang terduduk lemas di dalam ikatan, persis seperti orang tidur. "Akan ku angkat ajian Jala Sutra yang mengikat mereka, kemudian kita bisa mengintrogasinya."

Liu Lingqi mengangguk
Jayapati membuat beberapa gerakan - gerakan khusus. Setelah itu secara tiba - tiba kedua orang itu terbangun dan terengah-engah mengeluarkan keringat.

"Pranandaka",

"Apa yang kau lakukan disini ? Jika kau ikut dalam prajurit Pamalayu, mengapa kau ada disini ?, Jawab !". Kata Jayapati kepada Pranandaka.

Pranandaka adalah seorang komandan peleton prajurit infanteri Singhasari dalam ekspedisi Pamalayu yang dipimpin oleh Kebo Anabrang.

Pranandaka hanya menunduk
Tak lama kemudian ia menjawab.
"Panglima muda, bukankah aku mengikuti anda untuk menuju kemari ?"

"Tapi, kau bukanlah bagian dari prajuritku ? Mengapa kau kemari ? Bukankan itu melanggar komando ?" Kata Jayapati.

Pranandaka tersenyum sinis.
"Bukankah kepergian anda menuju kemari juga tanpa komando siapapun ?"

Jayapati terhenyak

"Ceritanya panjang panglima muda, setelah kecerobohan anda menimpa prajurit anda sendiri, ternyata ada satu prajurit yang masih hidup ".

"Siapa !" Teriak Jayapati

Pranandaka melanjutkan perkataannya.

"Aku"

Muka Jayapati mulai memerah. Tangannya pun mulai mengepal dengan erat.

"Ketika itu, matahari belum menampakkan diri, aku bertemu dengan nona muda ini. Awalnya ia menangkap ku dan membawa diriku ke hadapan Kaisar Kubilai Khan."

Ia melanjutkan ceritanya

"Nona Muda ini mendapatkan banyak uang dari hasil penangkapanku. Ternyata yang mulia membuat sayembara, barangsiapa yang bisa menangkap hidup-hidup orang Singhasari yang ada di sini, maka akan diberi uang sebanyak apa yang ia inginkan"

Pranandaka menghela nafasnya, kemudian tersenyum sinis ke arah Jayapati.

"Yang Mulia Kubilai Khan mengampuniku apabila aku dapat menangkap dan menemukan bukti-bukti atas kedatangan anda Panglima Muda".

"Jadi, aku hendak kau hadapkan di  hadapan Kubilai Khan ?" Tanya Jayapati.

"Benar, tapi ternyata aku kalah sakti dengan anda Panglima Muda. Aku mencuri kuda anda, keris anda , dan barang - barang anda sebagai bukti yang akan diserahkan kepada Yang Mulia Kubilai Khan. "

"Apakah yang ia katakan itu benar Yueyang ??" Kata Liu Linqi kepada Yueyang.

"Semuanya benar, tidak ada yang diubah". Yueyang hanya tersenyum kecut.

"Tapi untukku lebih dari itu"

Tiba-tiba tali yang mengikat mereka berdua putus

Liu Lingqi, Jayapati dan Sun Yi bersiaga mengambil kuda - kuda.

"Rebut Vajra dari tangan Liu Lingqi ".

Pranandaka dan Yueyang seketika merebut tas Liu Lingqi. Tapi Liu Lingqi juga tak kalah cekatan

Yueyang dan Liu Lingqi memegang kedua ujung tas milik Liu Lingqi. Terjadi pertarungan antara mereka berdua.

Sementara Pranandaka melawan Jayapati yang dibantu oleh Sun Yi. Energi - energi Kanuragan memercik di ruangan tersebut.

Pertarungan semakin seru . Tarikan di kedua sisi tas milik Liu Lingqi membuat tas itu menjadi robek. Seketika benda yang disebut Yueyang sebagai Vajra itu jatuh dari tas Liu Lingqi

Dengan sigap, Sun Yi yang ketika itu tidak sedang menyerang segera mengambil Vajra yang jatuh itu

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Dengan sigap, Sun Yi yang ketika itu tidak sedang menyerang segera mengambil Vajra yang jatuh itu. Namun naas, tangannya diinjak oleh Yueyang yang pada saat itu juga hendak mengambil Vajra yang jatuh.

Seketika Vajra berada di tangan Yueyang. Ia segera menembus jendela yang tertutup dan berlari meringankan tubuhnya dan berjalan di atas atap-atap bangunan.

Jayapati menjadi lengah karena melihat keadaan Yueyang dan Liu Lingqi. Pranandaka seketika mendorong tubuh Jayapati dan segera berlari menyusul Yueyang. Jayapati yang jatuh ke belakang itu seketika ditangkap oleh Liu Lingqi.

Vajra : Friend and RevengeOnde histórias criam vida. Descubra agora