Part 62 : Crossbow

21 4 3
                                    

"Tekan pelatuknya, lalu anak panah akan keluar,"

Zhao Mengshi menunjukkan cara menggunakan crossbow kepada Jayapati. Pemuda Nusantara itu tampak antusias dengan penjelasan Zhao Mengshi terkait senjata yang cukup asing baginya itu.

Laki-laki bermarga Zhao itu menekan pelatuk crossbow dengan cepat. Seketika, keluarlah anak panah yang melesat dan berhasil tepat mengenai sasaran berbentuk lingkaran yang sudah dipersiapkan.

Sekarang giliran Jayapati.

Ia sudah diajari cara memasang anak panah di crossbow, dan ia sudah mempraktikkannya dengan baik.

Kini saatnya ia membidik benda berbulu itu mengenai sasaran.

Jayapati bersiap dengan posisi kuda-kuda yang nampak kuat. Kemudian ia memicingkan matanya untuk menepatkan sasaran.

Laki-laki itu lantas menekan pelatuknya. Namun, tubuhnya goyah karena tidak siap dengan getaran yang ditimbulkan oleh alat itu.

Hasilnya, anak panahnya meleset beberapa centimeter dari sasaran.

"Berlatihlah terus saja, kalau sudah terbiasa pasti tepat sasaran," tutur Zhao Mengshi.

Jayapati mengangguk yakin. Kemudian, ia mengusap keringatnya yang muncul dari sela-sela rambutnya. Hari ini terbilang cukup panas untuk hari di musim dingin.

"Kami datang !"

Suara dua orang perempuan berbarengan dengan suara pintu yang berderit. Anindhya dan Ji Xiaoqian, yang baru saja pulang dari berbelanja.

Mereka semua sekarang berada di halaman belakang kediaman Zhuge yang memang berbatasan langsung dengan dapur.

"Banyak sekali belanjaannya," ujar Zhao Mengshi ketika membuka bungkusan yang dibawa oleh Ji Xiaoqian.

"Ini semua Anindhya yang minta," jawab perempuan itu.

Anindhya tersenyum simpul. Kemudian ia membawa belanjaan itu ke teras dapur, disusul dengan Ji Xiaoqian.

Dapur kediaman Zhuge memiliki dua pintu. Satu pintu mengarah ke koridor rumah, sementara yang satu mengarah ke teras lalu berbatasan langsung dengan halaman belakang.

"Jayapati, kamu bisa beristirahat sekarang !" Teriak Zhao Mengshi yang sedang duduk di teras dapur menonton dua perempuan itu mengeluarkan berbagai macam alat masak.

"Satu tembakan lagi,"

Jayapati lantas menarik pelatuk crossbow itu. 

Tubuhnya ia stabilkan bagaimanapun caranya. Hingga sebuah anak panah berhasil ia lesatkan dengan alat yang konon sudah diciptakan seribu tahun yang lalu.

"Berhasil !"

Anak panah terakhir itu menancap tepat sasaran. 

Jayapati mengusap rambutnya yang menjuntai menutupi pandangannya sambil tersenyum puas. Anak panah terakhir itu menjadi anak panah pertama yang berhasil ia lesatkan dan tepat mengenai sasaran.

Zhao Mengshi dari kejauhan bertepuk tangan beberapa kali sambil tersenyum bangga. Sementara Anindhya dan Ji Xiaoqian mulai mengupas dan memotong beberapa bumbu-bumbu, sayuran, dan beraneka rempah yang sudah dicuci bersih.

"Perkembangan yang cukup bagus,"ujar Zhao Mengshi sambil memandangi Jayapati yang berjalan menghampirinya. 

"Terimakasih" jawab Jayapati.

"Jayapati, bisa tolong kamu ambilkan alu dan lumpang yang ada di dapur ?" pinta Anindhya. "-aku tidak kuat mengangkatnya."

Tanpa menjawab, Jayapati meletakkan crossbow di sebelah Zhao Mengshi kemudian berjalan ke dapur. Lalu tak lama, ia keluar sambil mengangkat sebuah lumpang dan alu batu yang nampak cukup berat. Kemudian, ia letakkan di dekat Anindhya.

Vajra : Friend and RevengeWhere stories live. Discover now