Part 64 : Gudang

18 4 0
                                    

"Tepat ! Cara yang digunakan Xiaojun terbilang cerdas. Ia membuat dua lapis pil dari bahan yang sulit dicerna. Lapis pertama berisi obat penghilang rasa sakit dan lapis kedua berisi racun. Ketika lapisan pembatas itu tercerna, racun itu akan mulai menjalar ke tubuh," tutur Ma Yitian.

"Pantas saja selama beberapa hari, Anindhya tidak menampakkan gejala apapun," potong Ji Xiaoqian.

"Rempah kunyit yang dimasak itu mempercepat proses pencernaan lapisan pil itu," lanjut Ma Yitian.

"Pantas saja."

Ma Yitian, Zhao Mengshi, dan Ji Xiaoqian berjalan bersama beberapa saat kemudian berpisah di koridor yang bercabang.

Lelaki bermarga Ma itu sejenak berhenti sambil memandangi rerumputan yang bergoyang-goyang tertiup angin.

"Kakak Ma !"

Jiang Ren membuyarkan pikiran Ma Yitian yang sedang termenung.

"Semua jenis bahan obat yang kakak minta semuanya habis diborong seseorang di Jiangning," kata Jiang Ren yang tampak terengah-engah.

Ma Yitian menggeram. Bagaimana bisa kota sebesar dan seramai Jiangning kehabisan bahan obat yang cukup penting.

"Kamu yakin ?" Ma Yitian lantas bertanya pada Jiang Ren.

"Yakin sekali. Semua toko obat mulai yang terbesar sampai yang di pelosok pedesaan semuanya kehabisan,"

"Ya sudah, kamu beristirahatlah,"

Ma Yitian berjalan cepat meninggalkan Jiang Ren sendirian di koridor itu. Raut wajah pria bermarga Ma itu tampak memerah.

Saking cepatnya ia berjalan, tak teras ia sudah berdiri di depan ruangan favorit Tuan Zhuge Zhan.

Perpustakaan

"Tuan Zhuge, semua obat yang anda minta di Jiangning  habis dibeli seseorang," Ma Yitian memasuki ruangan yang bernuansa kayu itu dan menghampiri Tuan Zhuge Zhan yang sedang membaca buku di meja kerjanya.

"Sudah kuduga," Tuan Zhuge Zhan tampak tenang sekali menghadapi situasi ini. Berbeda dengan Ma Yitian yang sedikit naik darah.

Lelaki paruh baya itu menuangkan teh ke dalam sebuah gelas kecil dan memberikannya pada Ma Yitian.

"Tenangkan dirimu. Anindhya sudah aku segel tubuhnya, sehingga racun itu tidak akan mudah merenggut nyawanya,"

Ma Yitian menerima gelas itu dan segera meminumnya dengan cepat.

"Aku sudah menuliskan surat untuk Zhou Tian agar datang lebih cepat dari pertemuan yang akan kita adakan sebulan lagi," kata Tuan Zhuge Zhan lantas menunjukkan surat yang sudah dibungkus dengan kertas berwarna hijau.

"Aku harap ini berhasil,"

"Harus berhasil, dan pasti berhasil."

...

"Maoshan mengirimkan pesanan mu,"

"Terimakasih, aku harus bayar berapa ?"

"Eh, tidak perlu,-"

Jayapati melihat-lihat belasan keris antik yang sebagian besar sudah tidak utuh. Banyak yang sudah rusak di bagian ujungnya. Baik atas maupun bawah.

Sudah hari ke-6 Anindhya terbaring tak berdaya di atas kasur. Artinya, sudah hari ke-6 pula Jayapati tidak keluar kamar.

Tiga kali sehari, Ji Xiaoqian atau Liu Lingqi membawakan makanan untuk mereka berdua. Satu untuk Jayapati dan satu untuk disuapkan ke Anindhya.

"-sekarang, makan saja dahulu. Nanti kamu lihat-lihat lagi," pinta Liu Lingqi kepada Jayapati yang mengabaikan ayam bakar dan nasi putih hangat di depannya. "Aku akan menyuapi Anindhya,"

Vajra : Friend and RevengeWhere stories live. Discover now