Part 54 : Nianqing Yingxiong

32 4 2
                                    

Rumah baru Yuan Shan sebenarnya memiliki pemandangan yang indah. Hanya perlu berjalan beberapa meter, sudah menemukan sebuah sungai kecil beraliran deras, tapi tidak terlalu dalam. Di sekitarnya, tumbuh pepohonan yang tinggi, dan dibawahnya terdapat aneka tanaman liar.

Ia sengaja memilih rumah yang letaknya agak jauh dari desa. Walaupun demikian, jika berjalan 1 km ke Utara, akan menemukan sebuah desa petani yang sangat asri.

Rumah itu awalnya adalah sebuah rumah yang ditinggalkan pemiliknya, kemudian dibeli oleh Yuan Dizhen, dan direnovasi interiornya oleh penduduk desa petani.

Rumah kecil itu hanya terbuat dari batu bata tanah liat, bukan kayu seperti di kediaman Tuan Yuan. Ruangannya hanya dua, tempat memasak yang bersatu dengan ruang makan dan kamar tidur. Kasurnya pun bukan yang empuk, melainkan hanya sebuah kasur tipis berisi jerami.

"Terimakasih atas bantuannya, nanti biar aku saja yang akan menata barang-barang ini," kata Yuan Shan sambil tersenyum dan menyeka keringatnya setelah menurunkan barang-barangnya dari kuda, dibantu oleh Jayapati dan Jiang Ren.

"Tidak apa-apa jika kami tinggal ?" Tanya Jayapati.

"Tidak masalah, barang-barang ku juga tidak terlalu banyak. Lagipula, kalian juga harus segera mencapai kota berikutnya sebelum malam tiba,"

"Baiklah kalau begitu, jaga diri di sini,"

Jayapati kemudian memeluk Yuan Shan, seorang pemuda yang baru saja menemukan jati dirinya yang sebenarnya. Dan memulai hidup baru yang pahit.

Jayapati, Liu Lingqi, Anindhya, dan Jiang Ren bergegas meninggalkan Yuan Shan.

Dari kejauhan, nampak pemuda itu menutup gerbang pagar dan masuk ke dalam rumahnya untuk beristirahat..

"Aneh sekali, Yuan Wancheng dan Yuan Huo tidak datang dalam perpisahan adiknya," celetuk Liu Lingqi sesaat setelah ia dan kawan-kawan pergi meninggalkan rumah Yuan Shan.

"Bukannya itu mereka ?" Sahut Jiang Ren.

Semua orang menoleh ke belakang. Terlihat dua sosok yang menunggang kuda mendekati rumah Yuan Shan dan memasukinya.

"Mungkin saja. Ayo kita segera melanjutkan perjalanan, agar sampai di kota sebelum malam," sahut Jayapati.

...

"Ramai sekali,"

Anindhya ternganga melihat suasana kota yang ramai. Lampion warna-warni bertebaran di setiap sudut kota.

"Anindhya, turun !"

"Ah, iya"

Ternyata Jayapati, Liu Lingqi, dan Jiang Ren sudah turun dari kudanya dan berjalan menuntunnya.

"Ada festival apa hari ini ?" Tanya Jayapati pada Liu Lingqi.

Liu Lingqi tidak menjawab.

Jayapati membatalkan pertanyaannya. Kemudian ia melirik Anindhya yang terus melihat ke arah lampion-lampion itu.

"Apa yang terjadi dengan perempuan-perempuan ini ?" Kata Jayapati sambil menyenggol lengan Jiang Ren yang berada di sampingnya.

Jiang Ren belum sempat menjawab pertanyaan Jayapati, tiba-tiba Liu Lingqi menyahut.

"Kita mampir di kedai mie itu !"

Mereka berempat kemudian pergi ke sebuah kedai mie yang terletak tepat di pinggir sungai.

Pemandangan yang terlihat dari tempat makan mereka sangat indah. Di seberang mereka, orang-orang berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan musik.

"Nah, sudah datang,"

Vajra : Friend and RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang