Like A Flowing Wind🔞

10K 524 164
                                    


Warn!Sex scene




Felix mematung membaca surat pemecatan yang terletak di meja kerjanya. Ia sudah membacanya berkali-kali dan ia masih tidak mengerti kenapa dirinya diberhentikan. Dengan berani pemuda manis itu pergi ke ruang atasannya dengan hati yang bergemuruh hebat untuk meminta penjelasan.

Felix mengetok pintu ruangan itu, namun belum sempat atasannya menjawab pemuda manis itu segera masuk ke ruangan itu. Di dalam sana ada seorang lelaki yang sedang membaca dokumen dengan kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya. Lelaki itu mendongak kemudian berucap dengan tenang tanpa ada beban.

"Kau datang kesini untuk berpamitan?"

Felix menahan amarahnya. Ia mendekat kemudian membungkuk sopan dan setelahnya menanyakan apa yang ia bingungkan.

"Maaf sebelumnya, Pak. Perihal surat pemecatan itu, saya tidak merasa melakukan kesalahan apa-apa, tapi kenapa Pak Seo memecat saya?"

Lelaki bernama Seo Changbin itu melepas kacamatanya kemudian menatap Felix dengan datar namun mengejek. Felix benci tatapan itu. Jangan kira Felix tidak tau jika lelaki itu sudah menyetubuhi seseorang kemarin. Oh? Tiba-tiba sesuatu terbesit di pikirannya.

"Apa karena wanita itu memberikan layanan pada Pak Seo sehingga saya dipecat dan dia akan menggantikan posisi saya?"

Changbin tersenyum lebar namun menyebalkan. Lelaki itu bertepuk tangan, setelahnya ia kembali diam dan menatap Felix dengan tajam.

"Hidup ini keras bukan?"

"Apa jika saya melakukan hal yang sama Pak Seo akan mempertahankan posisi saya?"

Katakan Felix gila, tapi ia benar-benar butuh pekerjaan itu untuk tetap bisa membiayai pengobatan ibunya yang menderita kanker. Felix tidak punya banyak waktu mencari pekerjaan lain dan mengumpulkan uang untuk pengobatan ibunya. Jika memang ia harus merelakan harga dirinya terinjak, maka ia akan lakukan. Demi ibunya.

Changbin hanya diam tidak menjawab membuat Felix dengan berani mengunci pintu ruangan Changbin dan segera melucuti pakaiannya. Setelah dirinya polos tanpa busana, pemuda manis itu mendekati atasannya. Ia melorotkan celana kain beserta celana dalam Changbin dan menghisap kejantanan lelaki itu dengan tak beraturan.

Changbin hanya diam memperhatikan namun perlahan kejantanannya mulai ereksi dan dengan segera Felix melumuri lubangnya dengan precum Changbin. Pemuda manis itu memposisikan dirinya dan dengan sekali hentakan kejantanan lelaki itu melesak masuk di dalam lubangnya.

Felix tidak berteriak meski rasanya sakit luar biasa. Itu pertama kali untuknya dan ia melakukannya dengan sangat kasar. Changbin tak bergeming, lelaki itu hanya diam memperhatikan Felix yang sekarang sedang menaik turunkan tubuhnya di atas pangkuannya. Felix mendesah tertahan karena tidak ingin ketahuan orang di luar, namun suara penyatuan mereka terdengar sangat jelas disana.

"Mhhh.. Aku nghh akan mempertahankan posisi ini ahh apapun yang terjadi," bisik Felix masih dengan menaik turunkan tubuhnya semakin cepat.

Changbin yang tidak tahan segera memegangi pinggul Felix dan lelaki itu turut serta menggerakkan pinggulnya dengan kasar dan cepat. Ia tidak munafik, meski dirinya bukan seorang gay tapi ia akui lubang Felix jauh lebih menggairahkan dibanding wanita manapun yang pernah ia gagahi.

"Ahh kau menyukainya Pak?"

Changbin hanya menggeram dan menyentak semakin kuat sampai mereka sama-sama mencapai puncaknya. Dengan segera Changbin mengangkat tubuh Felix kemudian memasang kembali celananya dan keluar dari ruangannya tanpa banyak bicara.

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now