Like In The Movies

5.1K 373 247
                                    

Membayar utang yang selalu kalian tagih dari awal book ini ada.
Sequel Like A Flowing Wind






"Permisi."

Changbin yang sedang bekerja mendongak untuk melihat siapa yang datang dan senyumnya mengembang begitu melihat seorang pemuda manis kesayangannya menyembulkan kepala di pintu ruang kerjanya.

"Sini sayang," ucap Changbin sembari melambaikan tangannya agar Felix mendekat padanya.

"Aku membawa beberapa makanan untuk makan siang, kakak pasti lelah setelah rapat sejak pagi," ucap Felix sembari menuruti Changbin untuk mendekat ke arah pemuda itu.

"Terima kasih sayang. Bagaimana hasilnya tadi?"

Changbin menggenggam pergelangan tangan Felix kemudian menariknya pelan agar pemuda manis itu duduk di pangkuannya. Tak lupa ia memberikan kecupan singkat di bibir kekasihnya itu. Felix hanya tersenyum kemudian pemuda manis itu menyamankan diri di atas pangkuan Changbin.

"Dokter bilang aku sedikit kekurangan gula, jadi harus lebih banyak memakan makanan manis. Selebihnya baik-baik saja," ucap Felix sembari tangannya bergerak merapikan dasi milik kekasih sekaligus atasannya.

Changbin mengangguk kemudian tangannya bergerak merengkuh pinggang Felix agar lebih mendekat padanya dan tangan yang lain mengusap perut pemuda manis itu dengan pelan.

"Apa kau masih mau bertahan dengan pilihanmu untuk tetap bekerja? Aku khawatir pada kesehatanmu dan baby."

Felix tersenyum dan mengangguk dengan pelan, sejak mereka mulai menjalin hubungan dan ia dinyatakan mengandung, kekasihnya itu semakin perhatian padanya bahkan untuk hal-hal kecil di hidupnya. Ia merasa nyaman namun juga merasa agak tidak enak karena Changbin terlalu memanjakannya, ia hanya tidak ingin terlalu merepotkan kekasihnya.

"Dokter mengatakan aku baik-baik saja untuk tetap bekerja, jadi kakak tidak perlu khawatir soal itu."

"Tapi jangan dipaksakan ya? Jika kau merasa lelah ketika bekerja kau harus segera beristirahat dan jangan memaksakan diri," ucap Changbin yang masih tidak rela jika nantinya Felix kelelahan.

"Ini bukan apa-apa kak, lagipula aku bekerja di bawah pengawasan kakak secara langsung, jadi pasti aman kan?"

Changbin menghela nafas dan memilih mengalah kemudian pemuda itu begerak memeluk Felix dengan erat dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher pemuda manis itu.

"Apa kau mengunjungi ibumu tadi?"

Felix mengangguk dan menyandarkan kepalanya di atas kepala Changbin. Ia merasa nyaman dengan posisinya sekarang karena dirinya bisa merasakan kehangatan dari tubuh kekasihnya.

"Keadaan ibu semakin membaik, aku harus berterima kasih pada kakak yang sudah meyakinkan ibuku bahwa aku baik-baik saja dan membuatnya tidak terlalu khawatir soal aku yang bekerja terlalu keras. Juga, soal biaya–"

"Jika kau membahas itu lagi aku akan mengirimmu pulang sekarang," ucap Changbin dengan pelan namun tegas membuat Felix diam seketika.

Meski mereka sudah bersama dalam waktu hampir setengah tahun, tapi Felix masih sungkan jika harus terlalu merepotkan Changbin, terlebih ketika itu menyangkut biaya rumah sakit ibunya. Sejak kejadian beberapa waktu lalu dimana Changbin diam-diam membayar tagihan rumah sakit, lelaki itu jadi rutin membayarkan biaya yang ada dan membuat pihak rumah sakit selalu menolak tiap kali Felix atau ayahnya ingin membayarnya. Felix jelas merasa sungkan karena merepotkan, tapi Changbin juga akan terus melakukan apapun yang diinginkan.

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now