Holoveday V

3.2K 420 168
                                    

Mawar merah yang merekah seperti memberikan keindahan di musim panas. Mawar merah berarti cinta sedangnya warna merah memberikan arti nafsu yang membara. Ketika dua hal ini digabungkan maka akan menciptakan cinta yang membara dan panas.

"Mhh."

Lenguhan samar terdengar dari seorang pemuda manis yang tengah bercumbu panas dengan seniornya. Ciuman intens itu diiringi dengan tangan Changbin yang mulai mengusap paha dalam Felix dengan pelan dan sensual membuat pemuda manis itu merasakan sensasi aneh di tubuhnya.

Felix sangat terkejut ketika Changbin tiba-tiba menciumnya, namun entah bagaimana ia justru menikmati ciuman mereka dan terhanyut dengan suasana yang ada. Perlahan Changbin membaringkan tubuh Felix masih dengan bibir mereka yang bertaut, tubuhnya terasa panas dan seakan ada dorongan lain yang membuatnya ingin melakukan lebih.

"Felix."

Yang dipanggil membuka matanya dan wajahnya memerah ketika menemukan Changbin berada di atasnya dengan bibir yang mengkilat akibat dari ciuman mereka. Jantung Felix berdebar kencang dan dengan malu-malu ia melingkarkan tangannya di leher Changbin untuk kemudian menarik kepala pemuda itu ke samping wajahnya.

"Aku malu," ucap Felix dengan lirih sembari mengeratkan pelukannya di leher Changbin.

"Manis sekali, jadi kekasihku saja bagaimana?"

Sesaat Felix terdiam, jika ini seperti biasanya pasti ia sudah marah-marah pada Changbin. Sayangnya kali ini berbeda, bukannya kesal pemuda manis itu justru merasa salah tingkah karena jantungnya yang terus berdebar kencang. Namun ia sedikit merasa takut jika Changbin hanya bercanda seperti biasanya, jadilah ia hanya diam tanpa memberi jawaban.

Changbin bangun dari atas tubuh Felix kemudian menarik tangan pemuda manis itu untuk ikut duduk di hadapannya. Pemuda itu mengusap pipi Felix kemudian mencubitnya pelan dengan gemas.

"Kau itu selalu membuatku khawatir," ucap Changbin yang kemudian menggenggam tangan Felix.

"Kenapa?"

"Kau diam saja orang-orang berusaha mendekatimu, bagaimana jika mereka melihatmu dalam kondisi seperti barusan? Wajah memerah, bibir merah yang mengkilap, lalu ekspresi manis di wajahmu. Itu membuatku khawatir jika nantinya kau akan dalam bahaya."

"Aku laki-laki yang juga bisa berkelahi, mengalahkan kakak seperti tadi saja aku bisa, apanya yang harus dikhawatirkan?"

Changbin mengangguk kemudian ia mengunyel pipi Felix dengan gemas membuat pemuda manis itu meronta tidak terima.

"Faktanya adalah kau mengalahkanku dengan ancamanmu, sedangkan itu tidak akan berpengaruh pada orang lain yang tidak mengenalmu. Kau memang bisa berkelahi, tapi kau itu kurang was-was pada sekitar. Jika aku tidak datang di pantai saat itu bisa saja sesuatu yang buruk terjadi padamu. Itu membuatku sangat khawatir tau."

"Kenapa kakak harus khawatir?"

"Bagaimana kalau aku mengatakan itu semua karena aku menyayangimu?"

Felix menggerutu dalam hati, darimana asalnya ucapan manis dari bibir seniornya itu? Kalau begini sih ia lebih memilih Changbin yang menyebalkan saja. Changbin yang berucap manis sangat tidak baik bagi jantungnya.

"Fel, mungkin jika aku mengatakan ini kau akan menganggapku hanya bercanda, tapi kali ini aku sedang serius. Apa kau mau jadi kekasihku?"

Kekasih ya? Felix tidak pernah membayangkan akan mendapat ajakan berkencan ketika sedang liburan. Ia juga tidak punya persiapan untuk jawaban seperti apa yang harus ia berikan. Lalu ia harus bagaimana?

"Jika kau masih belum yakin, maka biarkan aku memberikan alasanku menyayangimu."

"Apa itu?"

"Tidak ada."

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now