Play Or Be Played IV

2.2K 394 237
                                    


Setelah kejadian di taman dua minggu yang lalu Felix belum bertemu Changbin lagi karena ia disibukkan dengan persiapan membuka usaha rumah makan. Sejak ia pergi makan siang dengan Changbin beberapa waktu lalu pemuda manis itu jadi menyukai masakan rumahan dan ingin membuka usaha di bidang yang sama. Sepertinya hidup Felix jadi banyak berubah sejak mengenal Changbin.

Sayangnya ketika pemuda manis itu datang ke kantor dengan membawa sekotak bekal makanan rumahan untuk Changbin cicipi, pemuda itu tak ada disana. Manajer Park mengatakan pada Felix jika Changbin sedang mengambil cuti sejak dua hari yang lalu, tapi yang membuat Felix heran adalah Changbin sama sekali tidak memberitaunya padahal mereka sering berkirim pesan lewat aplikasi chatting.

Felix duduk di lobby perusahaan kemudian ia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim sebuah pesan pada Changbin, tapi ia mengurungkan niatnya ketika ia membuka ruang obrolannya bersama pemuda itu lantaran pesan yang ia kirim semalam pun belum mendapat tanggapan.

"Kemana dia?" Gumam Felix pada dirinya sendiri.

Felix menggeleng menghilangkan pikiran buruknya kemudian dengan segera menelpon Changbin untuk bertanya langsung pada pemuda itu. Suara telepon tersambung terdengar berkali-kali namun tak ada tanda-tanda Changbin akan mengangkat teleponnya membuat Felix mendengus kesal.

"Aku sudah berusaha keras memasak tapi dia sama sekali tidak ada kabar, menyebalkan."

Dengan langkah kesal Felix membawa kotak bekalnya ke arah lift untuk menuju ruang direktur kemudian tanpa permisi pemuda manis itu masuk ke ruangan ayahnya dengan wajah yang ditekuk.

"Ada apa dengan ekspresi itu? Apa persiapan usahamu tidak lancar?" Tanya ayah Felix sembari meletakkan penanya untuk memfokuskan diri pada putra bungsunya.

"Tidak apa-apa."

Felix mendekat ke meja kerja ayahnya kemudian pemuda manis itu meletakkan kotak bekalnya disana membuat ayahnya heran.

"Apa ini?"

"Bekal makan."

"Untuk ayah? Tumben sekali kau baik pada ayahmu."

Felix menggaruk tengkuknya dengan cengiran di bibirnya. Mungkin ayahnya akan menjitak kepalanya jika tau bekal yang ia buat sebenarnya bukan untuk ayahnya, untung saja ayahnya tidak tau.

"Pokoknya ayah makan saja dan beritau aku soal rasanya, aku mau keluar lagi untuk mencari bahan makanan yang bagus," ucap Felix sembari bersiap pergi.

"Tunggu dulu."

"Kenapa?"

"Besok malam akan ada pesta ulang tahun perusahaan, pastikan kau datang dan jangan mencoba kabur seperti tahun lalu."

Felix merasa enggan datang namun pada akhirnya ia mengangguk menyetujui karena sedang tidak berminat berdebat dengan ayahnya. Baginya berdebat dengan Changbin jauh lebih seru. Eh? Changbin lagi?






Felix bersiap meninggalkan perusahaan namun pemuda manis itu kembali mematikan mesin mobilnya ketika melihat orang yang sedari tadi dicarinya menelpon. Felix berdehem untuk bersiap mengomel kemudian dengan segera mengangkat telepon itu.

"Hai sayang."

Felix mengerutkan keningnya kemudian menatap layar ponselnya untuk memastikan jika yang sedang menelponnya adalah orang yang sama dengan yang biasa berbicara dengannya.

"Apa-apaan dengan panggilan itu?" Ucap Felix setelah meletakkan ponselnya ke samping telinganya.

"Kau duluan yang memanggilku seperti itu. Ngomong-ngomong kenapa kau menelponku berkali-kali tadi? Apa kau merindukanku?"

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now