Play Or Be Played V

2.8K 386 282
                                    


Felix berdiri di pinggir jalan untuk menunggu taksi lewat. Setelah berbincang dengan ibu Changbin tadi ia bergegas pergi dengan alasan tidak enak badan. Saat itu Changbin masih ada disana tapi pemuda itu masih tetap acuh dan terkesan mengabaikannya.

Felix menunduk memperhatikan sepatunya, sudah 15 menit ia disana namun belum juga ada taksi yang lewat sedangkan udara malam semakin membuatnya merasa kedinginan. Pemuda manis itu hanya diam namun pikirannya masih terus memikirkan soal pertunangan Changbin. Ia ingin tau orang seperti apa yang akan menjadi pendamping Changbin nanti, ia juga bertanya-tanya bagaimana rasanya menjadi orang yang akan Changbin nikahi. Felix menghela nafasnya kemudian menggosok kedua tangannya untuk sedikit membuatnya merasa hangat.

"Anak kecil jangan suka pergi sendiri," ucap seseorang di dekat telinga Felix membuat pemuda manis itu terperanjat kaget.

Felix menoleh dan mendapati Changbin sudah berdiri di belakangnya dengan wajah datarnya yang sangat menyebalkan. Pemuda itu semakin mendekati Felix kemudian melingkarkan tangannya di perut pemuda manis itu dari belakang.

"Kenapa kabur? Aku tau kau tidak sakit sama sekali."

Felix melepas tangan Changbin dari tubuhnya kemudian ia bergerak menjauh untuk memberikan jarak antara mereka berdua.

"Bukan urusanmu!"

"Kau marah?"

Felix tidak menjawab kemudian pemuda manis itu melihat sebuah taksi mendekat dan langsung melambaikan tangannya. Sayangnya taksi tersebut terus melaju melewatinya karena sudah terisi penumpang. Felix mendengus kesal kemudian berbalik memunggungi Changbin membuat pemuda itu merasa heran.

"Kau sudah berjanji untuk tidak marah kan?"

Changbin mendekat kemudian kembali memeluk Felix dari belakang. Kali ini Changbin memeluk dengan erat tanpa memberikan celah pada Felix untuk kabur.

"Jangan marah, biar aku jelaskan dulu."

"Itu sudah tidak penting," ucap Felix dengan ketus dan memilih tidak memberontak lagi karena Changbin tidak mungkin akan melepaskannya.

Changbin menggenggam tangan Felix yang dingin kemudian mengusap tangan pemuda manis itu dengan pelan membuat Felix jadi sedikit lebih tenang.

"Orangtuaku bercerai ketika aku masih kecil karena ibuku berselingkuh," ucap Changbin sebagai pembuka dari cerita hidupnya yang sesungguhnya.

"Usiaku masih sangat muda sehingga hak asuhku jatuh pada ibuku, sayangnya aku sudah terlanjur kecewa padanya karena menkhianati ayahku. Ibuku memang berusaha menjadi ibu yang baik dan terus merawatku tapi rasa kecewaku jauh lebih besar dan itu membuatku memutuskan untuk tinggal sendiri ketika aku sudah SMA."

Felix akhirnya diam mendengarkan dengan baik, rasanya ia ikut merasakan kesedihan dari ucapan Changbin namun pikirannya tetap saja masih terpaku pada pertunangan yang akan Changbin lakukan.

"Hidupku setelahnya berjalan lancar namun rasa kecewaku masih tersimpan sehingga aku tidak pernah berminat menjalin hubungan dengan seseorang. Kau selalu bertanya kapan aku mengubah penampilanku kan? Jawabannya adalah sejak aku kuliah. Semua itu aku lakukan karena... Ya kau tau aku cukup tampan sehingga aku memilih mengubah penampilan agar tidak ada orang yang mau mendekatiku maupun tau latar belakang kehidupanku."

Felix yang tadinya bersimpati pada cerita Changbin akhirnya memutar bola mata malas mendengar penjelasan soal perubahan yang Changbin lakukan. Benar jika Changbin memang sangat tampan, tapi memangnya harus pemuda itu sebutkan sendiri?

"Kau pikir seseorang akan jatuh hati hanya karena penampilan?"

Changbin mengangguk kemudian mengeratkan pelukannya di perut Felix membuat pemuda manis itu merasa semakin hangat.

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now