A(r)ttractive IV

1.7K 326 184
                                    


Felix duduk diam di cafe sembari menatap ponselnya. Kali ini bukan karena pesan dari Changbin, namun karena ia menunggu pesan dari pemuda itu. Terakhir kali mereka berhubungan adalah ketika Changbin mengajaknya makan bersama dan ini sudah hampir satu bulan pemuda itu tak lagi menghubunginya. Sekarang ia benar-benar tak lagi memiliki harapan karena ia yakin Changbin takut padanya yang merupakan seorang penyuka sesama jenis.

"Hah ya sudahlah."

Felix menyimpan ponselnya ke dalam tasnya kemudian pemuda manis itu memilih bergabung dengan Jeongin yang sedang duduk di salah satu meja cafe sembari bermain game di ponselnya karena cafe sedang sepi.

"Jeongin."

"Ya kak?"

Jeongin menghentikan permainannya kemudian menatap Felix yang kini duduk di hadapannya dengan raut lesu yang jelas terlihat di wajah manisnya.

"Kakak mau kopi?"

Felix menggeleng kemudian bergerak menyandarkan kepalanya di meja dengan bibir yang cemberut dengan sangat lucu.

"Coba katakan lelucon yang lucu, aku sedang ingin tertawa," ucap Felix sembari menatap Jeongin.

Jeongin bingung tentu saja. Ia tidak memiliki kemampuan sebagai komedian dan ia juga hanya tau beberapa candaan orang tua yang sering ayahnya lontarkan ketika di rumah, kalau seperti itu tidak mungkin Felix bisa tertawa kan?

"Apa kakak sedang ada masalah?" Tanya Jeongin sembari memijat pelan bahu Felix membuat pemuda manis itu memejamkan mata karena merasa nyaman.

"Sepertinya aku baru saja dicampakkan," ucap Felix dengan nada mendramatisir membuat Jeongin merasa miris melihat bosnya yang seperti itu.

Perhatian Jeongin teralihkan ke pintu depan ketika terdengar suara bel kemudian ia segera mengguncang pelan bahu Felix ketika melihat orang yang baru datang berjalan ke arah mereka.

"Kak Felix."

"Diamlah, jika tidak ada laki-laki tampan yang datang jangan ganggu aku," ucap Felix sembari menyingkirkan tangan Jeongin yang masih mengguncang bahunya.

"Apa aku termasuk laki-laki tampan atau tidak?"

Felix segera membuka mata dan menegakkan duduknya ketika mendengar suara yang sangat ia kenal. Dan benar saja, di sampingnya sudah ada Changbin dengan dandanan tampannya membuat Felix mendadak salah tingkah. Mereka sudah satu bulan tidak bertemu dan sekarang ia kembali mempermalukan dirinya sendiri di depan Changbin.

"Hai."

Felix melambai dengan kaku kemudian pemuda manis itu merapikan rambutnya yang berantakan dengan kilat. Jeongin segera pergi dan kini Changbin duduk di hadapan Felix membuat pemuda manis itu panik karena tidak tau apa yang harus diucapkan.

"Apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu," ucap Changbin dengan senyum tipisnya membuat jantung Felix berdebar tak karuan. Mungkin karena mereka sudah lama tidak bertemu, tapi Felix merasakan getaran aneh pada hatinya sekaligus mengagumi wajah Changbin yang terlihat semakin tampan.

"Aku lumayan baik, bagaimana kabarmu?"

"Sedikit tidak baik karena banyak pekerjaan akhir-akhir ini," ucap Changbin membuat Felix mengangguk paham. Ya, setidaknya itu mengurangi pikiran buruk Felix mengenai Changbin yang ia kira menghindarinya karena sudah mengetahui soal orientasi seksualnya.

"Kau pasti sangat sibuk sampai tidak menghubungiku selama satu bulan penuh," ucap Felix tanpa sadar yang kemudian segera menutup mulutnya karena malu dengan apa yang baru saja diucapkan.

Changbin terlihat terdiam sebelum kemudian mengangkat tangannya untuk mengusap kepala Felix dengan pelan membuat jantung pemuda manis itu semakin berdebar kencang. Kalau begini kan Felix jadi makin ingin membuat Changbin menjadi kekasihnya.

Three Words 3 [ChangLix] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora