Through The Night III

1.8K 357 204
                                    


Suatu kesalahan disebut sebagai kesalahan karena apa yang seharusnya dipatuhi telah dilanggar, namun selama orang yang melakukan kesalahan masih diberi kesempatan untuk bernafas itu berarti orang tersebut masih bisa memperbaiki segalanya dan terus berjalan maju untuk memperbaiki hidup. Meski orang membenci, pasti masih ada seseorang yang akan menemani kan?

"Dimana rumah anda?"

Changbin dan Felix berjalan beriringan di sebuah jalan yang lumayan sepi. Setelah makan bersama, dua orang itu memutuskan untuk segera kembali ke rumah karena mereka sama-sama belum pulang sejak kemarin. Namun siapa sangka jika tujuan mereka searah dan membuat mereka saling tau jika ternyata mereka tinggal di daerah yang sama.

"Perempatan belok kiri," jawab Changbin sembari menurunkan topinya untuk menutupi wajah ketika beberapa orang berjalan berlawanan arah dengannya.

Diam-diam Felix memperhatikan Changbin kemudian pemuda manis itu kembali mengalihkan perhatiannya ke jalan di depannya. Kali ini ia hanya diam dan menganggap hal itu wajar karena ia sudah tau apa yang terjadi ketika orang-orang mengetahui identitas Changbin.

"Malam ini ayo mampir ke rumahku," ucap Felix yang mencoba membuat Changbin sedikit lebih rileks.

"Maaf, aku tidak bisa."

"Kenapa?"

Changbin terlihat menghela nafas pelan kemudian pemuda itu tersenyum sangat tipis dengan guratan kesedihan di dalamnya.

"Jika orangtuamu tau anaknya berteman dengan seorang pembunuh, kau pikir mereka akan membiarkannya?"

Felix terdiam seketika. Ayah dan ibunya adalah orang yang ramah dan sangat baik pada siapapun namun ia juga tidak tau bagaimana reaksi mereka ketika ia membawa Changbin pulang. Felix hanya ingin Changbin merasakan kehangatan keluarganya dan membuat pemuda itu tidak merasa kesepian. Ia pasti bisa kan?

"Saya akan melindungi anda dan menjelaskan pada mereka bahwa anda bukanlah orang jahat," ucap Felix dengan sungguh-sungguh membuat Changbin mengedikkan bahunya.

"Kau pikir membunuh bukanlah tindakan yang jahat?"

Felix menggeleng kemudian pemuda manis itu mencoba menjelaskan.

"Bukan begitu maksud saya. Tindakan yang itu memang salah, tapi anda adalah orang yang baik dan–"

"Kau sama sekali belum mengenalku, bagaimana bisa kau seyakin itu?"

Felix menggembungkan pipinya karena kesal dengan Changbin yang terus saja membantah ucapannya. Ia hanya ingin sedikit membuat Changbin tidak meremehkan dirinya sendiri, tapi pemuda itu nampaknya sangat tertutup pada orang lain.

"Aku harus ke arah sini, kau pulanglah dan istirahat. Terima kasih sudah menjagaku semalam," ucap Changbin yang kemudian berjalan mendahului Felix yang segera menyusul langkah kaki Changbin.

"Apa?" Tanya Changbin dengan cuek ketika melihat Felix mendekat ke arahnya.

"Saya boleh mampir ke rumah anda?"

"Tidak," jawab Changbin dengan tegas.

"Apakah ini balasan untuk seseorang yang sudah menolong anda?" Ucap Felix dengan nada yang cukup menyebalkan. Felix mengulum senyum ketika Changbin menghentikan langkahnya. Pemuda itu lantas menoleh ke arah Felix kemudian kembali menghela nafas pelan sebelum bicara.

"Orangtuamu tidak mencarimu?"

"Tidak, mereka sudah tau jika saya sedang menemani seorang teman yang sedang sakit."

"Apa aku temanmu?"

Felix menggaruk tengkuknya dengan canggung kemudian pemuda manis itu terlihat berpikir sebentar sebelum kemudian menjulurkan tangannya ke arah Changbin.

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now