Eggscuse Me?! II

2K 335 236
                                    


Cinta itu bisa dianalogikan dengan telur. Cangkang telur melambangkan bagian keras yang melindungi hati agar tidak menerima apapun yang akan masuk, namun cangkang juga bisa dipecah dam dihancurkan dengan cara tertentu untuk bisa mendapatkan isinya. Jika ini menyangkut hati, lalu bagaimana caranya?

"Felix sayang.."

Felix segera menutup telinganya ketika Changbin muncul di ambang pintu kamarnya dengan panggilan menggelikan yang sengaja dipakai untuk mengganggunya. Pemuda manis itu mencoba fokus pada anime yang sedang ditonton dan menganggap bahwa Changbin tidak ada disana, namun namanya Changbin pasti tidak akan peduli meskipun Felix tidak menginginkannya ada disana.

"Felix, mau makan tidak? Ayo makan siang di warung depan fakultas bahasa," ucap Changbin sembari menarik sebelah tangan Felix yang digunakan untuk menutupi telinga.

"Tidak mau!"

"Kau diet?"

"Aku tidak mau makan denganmu."

Changbin manggut-manggut paham dengan maksud Felix. Meski begitu, Changbin mana mau pergi tanpa membuat Felix marah. Itu kan hobinya.

"Mana ada kekasih yang tidak mau diajak makan bersama kekasihnya," ucap Changbin dengan sok memelas membuat Felix yang mendengarnya terpancing emosi juga.

"Memang siapa kekasih siapa?"

Changbin menatap Felix dengan tatapan menyebalkan kemudian pemuda itu tersenyum iseng sembari berjongkok di samping kursi yang ditempati Felix.

"Tanyakan saja pada semua orang soal siapa kekasihku, mereka tau jawabannya."

Felix mendengus kesal mendengarnya. Ia kembali teringat kejadian di kampus dimana semua orang menggodanya karena bisa mendapatkan Changbin. Mereka bilang Felix beruntung, tapi beruntung darimananya? Bahkan Felix merasa sangat sial karena dikira kekasih Changbin yang notabenenya sesama laki-laki seperti dirinya.

"Tidak perlu berhalusinasi seperti itu, kau tidak memiliki kekasih jadi pergilah makan sendiri dan berhenti menggangguku."

"Kau tidak mengakuiku sebagai kekasihmu?"

Felix mencoba bersabar sebentar lagi untuk menghadapi Changbin. Jauh dalam hatinya ia ingin menonjok wajah Changbin, namun ia juga tidak mau mengambil resiko dihajar oleh fans Changbin karena merusak wajah tampan pemuda itu.

"Pergi, Bin."

Changbin tertawa kecil melihat wajah Felix yang menahan emosi kemudian pemuda itu kembali berdiri dan mengusak rambut Felix dengan kasar sampai berantakan.

"Aku pergi dulu, jangan rindu aku ya sayangku."

"Tidak sudi!"

Felix melempar slippernya ke arah Changbin namun pemuda itu sudah lebih dulu berlari keluar kamarnya dengan tawa isengnya. Akhirnya Felix kembali merasa tenang setelah Changbin pergi kemudian pemuda manis itu bisa fokus pada anime yang sedang ditontonnya.






Felix sedang berbaring di ranjang sembari menonton video dari ponselnya. Kaosnya tersingkap ke atas karena merasa gerah dengan cuaca yang semakin panas sedangkan ac kamarnya sedang rusak dan belum diperbaiki. Cuaca memang panas, tapi tidak ada yang lebih panas dari kehadiran Changbin yang mengganggunya seharian penuh.

"Hai sayang, aku pulang."

Nah, baru saja disebutkan pemuda itu langsung muncul di kamarnya. Felix hanya melirik tidak peduli dan kembali asik pada tontonan di ponselnya agar Changbin sadar diri dan segera pergi.

"Makan dulu, Fel. Kekasihmu yang baik hati ini baru saja membelikanmu makanan terenak di muka bumi," ucap Changbin sembari meletakkan bungkusan nasi di meja belajar Felix yang terletak di dekat pintu masuk.

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now