Arctic VI

3K 402 208
                                    

Song recommendation
Tom Walker - Better Half of Me





Minho berdiri di ambang pintu kamar Felix dengan tangan menyilang di dada, lelaki itu sudah disana 30 menit yang lalu untuk memperhatikan sang empunya kamar yang menggelung diri di balik selimut tanpa mau bicara. Sangat aneh mengingat biasanya Felix masih menanggapi meski sedang tidak mood sekalipun, tapi kali ini berbeda dan itu membuatnya khawatir karena di rumah Felix tidak ada siapapun.

"Felix, aku tanya sekali lagi. Kemarin kau pergi kemana sampai kau jadi seperti ini?"

Minho menghela nafasnya kemudian lelaki itu mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. Beberapa waktu ia menunggu panggilannya tersambung sampai terdengar suara wanita dari sebrang sana.

"Halo?"

"Hyeji, kapan kau pulang? Adikmu nakal tidak mau makan."

"Ada apa?"

Minho tersenyum tipis ketika melihat ada pergerakan di balik selimut, caranya masih ampuh. Felix adalah anak yang sangat penurut pada kakaknya, ia yakin anak manis itu akan segera keluar dari selimutnya.

"Aku tidak tau, katanya Felix mau diet agar tubuhnya mirip lidi."

"Bohong!"

Berhasil! Akhirnya Felix menunjukkan tubuh mungilnya hanya untuk memprotes kebohongannya. Minho mengangguk bangga kemudian dengan seenaknya mematikan panggilan teleponnya dengan Hyeji.

"Cepat bangun dan makan, setelah itu katakan padaku apa yang terjadi. Jika membantah aku tidak mau berdekatan denganmu lagi."

Minho menatap Felix yang masih diam kemudian lelaki itu mendekat dan duduk di ujung ranjang untuk mengusap kepala Felix. Lelaki itu menarik pelan tangan Felix kemudian memeluk anak manis itu dengan erat.

"Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja," ucapnya pelan membuat Felix berangsur membalas pelukan Minho dan tanpa sadar air mata anak manis itu mulai menetes. Setelah itu hanya terdengar suara isakan Felix di dalam sana dengan Minho yang hanya bisa mengusap punggung anak manis itu untuk menenangkannya.






"Kak."

Changbin menoleh menatap Jeongin yang masuk ke kamarnya kemudian lelaki itu kembali memperhatikan laptopnya tanpa menanggapi ucapan adiknya. Jeongin mendekat kemudian duduk di samping Changbin.

"Ayo pergi ke rumah sakit agar luka kakak diobati dengan baik," ucap Jeongin dengan pelan sembari menatap tangan kakaknya yang dililit perban.

"Tidak perlu, ini saja sudah cukup."

Jeongin menghela nafasnya pelan kemudian memperhatikan mata kakaknya yang terlihat sembab dengan lingkaran hitam yang juga terlihat disana.

"Maaf, semalam aku mendengar semuanya."

Changbin tak bergeming, lelaki itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan tersenyum tipis sembari mengangkat tangannya untuk mengusak rambut adiknya.

"Tidak apa-apa."

"Kak."

"Hm?"

"Kakak tidak akan menyerah kan?"

Changbin menatap Jeongin kemudian lelaki itu menggeleng pelan disertai helaan nafas yang terdengar samar.

"Aku tidak tau."

"Beberapa waktu lalu aku melihat kakak sedang makan dengan seseorang di sebuah kedai samping toko roti."

"Lalu?"

Three Words 3 [ChangLix] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora