Like In The Movies III

3.5K 365 280
                                    


"Apa menurutmu ucapanku hanyalah gertakan anak kecil?"

Felix duduk menunduk di sofa apartemen dengan Changbin yang berdiri di hadapannya dengan aura yang sangat menyeramkan. Setelah mengirim pesan soal lokasinya berada, Changbin dengan segera menjemputnya tanpa banyak bicara. Bahkan dalam perjalanan pulang kekasihnya itu sama sekali tidak mengajaknya bicara seperti yang biasa dilakukan.

"Tidak bisakah kau menuruti ucapanku untuk bertahan di rumah barang beberapa jam saja?"

Felix merasa takut pada kekasihnya, tapi tak ada yang bisa ia lakukan ketika Changbin sedang marah seperti itu. Ia sadar jika dirinya yang salah jadi kali ini ia tidak akan bertingkah manja dan menyusahkan.

"Maaf," ucap Felix dengan pelan sembari memilin ujung hoodienya dengan pelan.

Changbin yang melihat Felix seperti itu hanya bisa menghela nafas kemudian berjongkok di depan kekasih manisnya untuk bisa menatap wajah Felix yang menunduk.

"Aku tidak akan marah jika kau mau menuruti ucapanku, jika memang kau ingin ke tempat ayahmu setidaknya tunggu sampai aku pulang agar aku bisa mengantarmu."

Changbin mengangkat dagu Felix kemudian ia memberikan kecupan di bibir pemuda manis itu untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi ketegangan di antara mereka. Ia sudah membaca banyak hal soal kehamilan di internet, salah satunya seorang ibu hamil tidak boleh terlalu stress dan hal itu membuatnya sadar jika ia harus mengatur emosinya.

"Jangan nakal lagi, aku hanya khawatir terjadi sesuatu padamu dan baby. Kau harus ingat jika kehamilanmu jauh lebih rentan dari kehamilan pada wanita," ucap Changbin sembari mengusap sayang pipi Felix dengan tangan hangatnya.

Felix menatap kekasihnya dengan tatapan bersalah kemudian pemuda manis itu memeluk leher Changbin dengan erat sembari menenggelamkan wajahnya di samping kepala kekasihnya.

"Maaf kak."

Changbin mengangguk kemudian tangannya bergerak mengusap punggung Felix dengan pelan sampai ucapan Felix selanjutnya kembali membuatnya harus menahan emosi.

"Kalau terjadi sesuatu kan kakak bisa membuat anak lagi," ucap Felix dengan pelan yang sebenarnya hanya untuk bercanda, tapi tidak bagi Changbin yang menganggapnya serius.

"Lee Felix."

Lelaki itu melepas pelukannya dan menatap Felix dengan serius yang terlihat cukup menyeramkan. Felix yang menyadari jika kekasihnya marah buru-buru mengecup bibir Changbin bertubi-tubi dan setelahnya berkedip polos pada lelaki itu.

"Maaf kak, aku hanya bercanda. Sungguh hanya bercanda," ucap Felix sembari menunjukkan jarinya yang membentuk huruf V dan menatap Changbin dengan matanya yang berbinar lucu.

Changbin kesal tapi tidak bisa marah karena Felix menunjukkan sisi manisnya. Lelaki itu lantas mencubit pipi Felix dengan gemas sampai membuat pemuda manis itu merengek minta dilepaskan.

"Kaaakk."

"Anak nakal harus dihukum," ucap Changbin yang kemudian mengecupi seluruh wajah Felix sampai membuat pemuda manis itu terkikik geli. Tidakkah mereka membuat kalian iri?






Dua bulan berlalu, Felix memasuki trimester kedua kehamilannya. Setelah membuat Changbin menderita dengan permintaannya yang aneh, kini Felix jauh lebih tenang karena tidak lagi mengalami mual ataupun mengidam. Hal itu jelas saja membuat Changbin merasa lega, tapi sepertinya ada hal lain yang harus Changbin tahan karena Felix tidak mau melakukannya.

Malam hari di apartemen sepasang kekasih itu, Felix terlihat sedang barbaring di ranjang sembari memainkan ponsel. Bajunya terangkat menunjukkan perutnya yang sudah semakin besar dan Felix akan sesekali mengusapnya sembari tangan yang lain asik bermain game. Changbin yang sedang merasa ingin melakukannya mendekat kemudian perlahan mengusap tangan Felix dengan pelan sebagai "awalan".

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now