Fortune Cookies

4.9K 428 225
                                    


Katanya, sebuah rasa akan berlangsung selamanya. Katanya, cinta itu tak menetapkan batas dan akan selalu bertambah seiring berjalannya kisah cinta. Tapi apa yang mereka dapatkan kini? Hampa? Putus asa? Atau sebuah rasa saling ingin melepas dan merelakan yang terbaik untuk mereka berdua?

"Aku tau ini berat, tapi keadaan tidak memungkinkan kita untuk bersama. Aku juga merasa jika hubungan kita semakin hambar akhir-akhir ini. Aku mencintaimu, sangat. Tapi kisah kita hanyalah masa lalu, Fel."

Pemuda dengan surai hitamnya berdiri di hadapan seorang pemuda lain dengan paras manis, mereka saling bertatapan dengan pancaran kekecewaan di dalam manik mata mereka. Sebuah perpisahan akan selalu menyakitkan, begitu juga dengan mereka yang kini tengah merasakan.

"Aku tau, kau ingin putus dariku? Hanya itu yang kau mau kan?"

Felix, si pemuda manis dengan surai blondenya itu hanya tersenyum tipis pada kekasihnya yang baru saja mengakhiri hubungan mereka setelah dua tahun menjalin hubungan. Bukan waktu yang singkat, namun ia akui jika hubungan mereka memang semakin hambar karena perasaan cinta yang semakin memudar.

"Maafkan aku," ucap Changbin dengan lirih.

Felix menggeleng kemudian tangannya bergerak mengusap pelan pipi Changbin sebelum mereka berpisah. Meski hubungan mereka tak seindah dulu, tapi perpisahan tetaplah menjadi hal yang menyakitkan untuknya.

"Can I kiss you for the last time?" Tanya pemuda manis itu dengan lirih.

Changbin tak menjawab namun pemuda itu mendekatkan wajahnya dan mendaratkan bibirnya di bibir Felix dengan lembut. Mereka saling melumat pelan untuk mengenang memori kebersamaan yang pernah mereka lewati bersama, dan ketika mereka saling melepas ciuman hubungan mereka pun berhenti sampai disana.

"Aku harap kau selalu bahagia," ucap Changbin yang kemudian pergi meninggalkan Felix yang masih berdiri diam di tempatnya.

Ekspresi sendu yang sebelumnya terpatri di wajah Felix berangsur memudar digantikan ekspresi kesal. Pemuda manis itu kemudian menoleh ke samping dan mengacungkan jari tengahnya pada dua orang lain disana.

"Sialan kalian berdua! Apa-apaan ini hah? Kenapa harus aku yang jadi pihak ditinggalkan?!"

Pemuda tinggi dengan nametag Hwang Hyunjin di seragamnya menurunkan kamera kemudian tersenyum bahagia dan bertepuk tangan dengan keras diikuti pemuda lain disana.

"Akting kalian bagus sekali! Aku yakin ekskul kita akan menang dalam festival film tahun ini," ucap Jisung yang ikut bertepuk tangan dengan semangat.

Changbin yang duduk tak jauh dari mereka hanya memperhatikan sembari meminum air putih yang sudah disediakan, sedangkan Felix berjalan mendekat ke arah dua temannya dengan tatapan ingin membunuhnya.

"Sampai gambar yang kalian ambil tidak bagus aku bersumpah akan meneror kalian 7 hari 7 malam!"

Felix kesal, keki, emosi. Semua itu karena ia dipaksa menjadi pemeran dalam film pendek yang sedang dikerjakan ekskul teater. Jika hanya berakting sih ia baik-baik saja, masalahnya adalah dia dipasangkan dengan seorang laki-laki dan dirinya menjadi pihak yang tersakiti! Sudah begitu masih ditambah dengan adegan ciuman yang harus ia lakukan. Ia boleh kesal kan?

"Tenang, kita serahkan saja pada Chan soal urusan editing. Dia ahlinya jadi kau tenang saja," ucap Hyunjin mencoba menenangkan.

Felix menghela nafas kemudian pemuda manis itu melotot ke arah Changbin yang sedang memperhatikannya dalam diam.

"Apa lihat-lihat?!"

Changbin mengedikkan bahunya kemudian berjalan ke arah tiga temannya dan menepuk kepala Felix pelan setelahnya.

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now