Eggscuse Me?! IV

1.8K 341 131
                                    


Hari-hari berlalu, tak terasa besok adalah akhir pekan yang artinya Felix harus pulang dan bertemu dengan keluarganya untuk meluruskan soal hubungannya dengan Changbin. Malam harinya Felix sudah panas dingin karena masih takut jika dirinya akan diusir, jadi pemuda manis itu hanya bisa duduk diam di meja belajarnya sembari memikirkan kalimat apa saja yang mau ia katakan pada ibunya.

"Felix."

Felix menoleh dan pemuda manis itu mendengus ketika melihat Changbin ada di ambang pintu kamarnya yang memang ia biarkan sedikit terbuka. Felix mengabaikan Changbin dan memilih menyibukkan diri dengan buku catatan kecil di hadapannya yang ia gunakan untuk mencatat alasan apa saja yang mau ia sampaikan.

"Ayo makan," ucap Changbin sembari mendekat dan menendang kecil kaki Felix agar tidak mengabaikannya.

"Makan sendiri jangan manja."

"Mengajak makan bersama itu tidak manja, jika manja maka aku akan melakukan ini."

Changbin berjongkok di samping kursi Felix kemudian pemuda itu dengan santainya melingkarkan tangan di perut Felix dan menggoyangkan tubuh Felix ke kanan dan ke kiri.

"Felix sayang, ayo makan dengan kekasihmu yang tampan ini," ucap Changbin dengan nada manja membuat Felix merinding mendengarnya.

"Lepas, Bin!"

"Ayolah sayang makan denganku. Apa kau tidak takut kekasihmu ini akan direbut orang lain?"

"Diamlah! Ucapanmu sangat menggelikan!"

Felix memekik protes dan berusaha melepas pelukan Changbin, namun menurutnya tenaga Changbin itu seperti tenaga kuda membuatnya susah melawannya.

"Sayang.."

"Jangan memanggilku seperti itu!"

Felix menggeleng kencang karena merasa sangat geli dengan panggilan Changbin. Ia tau Changbin itu gila dan ia sudah hidup dengan gangguan Changbin selama satu tahun, tapi tetap saja ia masih belum terbiasa dengan itu.

Changbin terkekeh geli kemudian pemuda itu sedikit melonggarkan pelukannya dan memutar kursi Felix sampai menghadapnya. Changbin menatap Felix sejenak sebelum kemudian tangannya bergerak menepuk kepala pemuda manis itu dengan pelan.

"Tadi kau tidak makan siang, memangnya kau mau pingsan di depan ibumu besok?"

"Aku tidak nafsu makan."

Changbin berdiri kemudian menarik pelan kedua tangan Felix agar pemuda manis itu ikut berdiri dengannya meski kenyataannya pemuda manis itu masih bertahan di tempatnya.

"Bangun."

"Tidak mau."

"Kau harus makan," ucap Changbin dengan tegas dan menuntut tanda ia tidak mau dibantah.

Menurut Felix, Changbin itu seperti memiliki dua kepribadian yang berbeda. Pemuda itu selalu saja mengganggunya 24/7 tapi Changbin juga bisa serius di beberapa situasi. Seperti ketika Changbin mengajari Felix mata kuliah yang sulit, lalu ketika Changbin menghadapi orang yang tidak akrab dengannya, atau ketika terjadi sesuatu pada Felix. Iya,  Changbin hanya akan serius di beberapa situasi itu saja, tapi kenapa semuanya serba Felix?

"Jangan khawatir soal besok, aku pasti akan menjelaskan semuanya pada ibumu jadi sekarang kau harus tenang dan makan," ucap Changbin masih dengan nada seriusnya membuat Felix menatap ke arah pemuda itu.

Changbin itu tampan jika sedang serius, tapi Felix sangat jarang melihatnya karena ia sudah terlalu sering melihat wajah Changbin yang menyebalkan ketika di kos. Jika ia wanita mungkin ia bisa jatuh hati pada Changbin, tapi kan ia laki-laki yang konsisten mencintai seorang wanita jadi tentu saja ia sangat anti jika harus memiliki hubungan dengan Changbin.

Three Words 3 [ChangLix] Where stories live. Discover now