Clouds

3.5K 367 86
                                    

Felix sedang tidak minat beramah tamah. Ia adalah orang yang super moody dan ia akan selalu mengikuti moodnya tanpa berminat peduli pada orang lain. Hari ini mood Felix begitu buruk, dan segalanya diperburuk ketika ada satu orang pemuda yang terus mengawasinya dari jauh. Pemuda itu mengikuti setiap pergerakannya dan membuatnya menjadi tidak nyaman dan muak.

Itu adalah teman sekelasnya, namanya Seo Changbin. Orangnya pendiam, misterius, tidak banyak bicara, namun tampan dan memiliki pesona yang membuat banyak mahasiswa menyukainya. Tapi bagi Felix, kehadiran Changbin disana adalah suatu bencana besar untuknya.

Felix tidak suka diusik, tapi pemuda itu terus saja bertanya banyak hal dan selalu ingin tau apapun yang Felix lakukan di kampus. Felix membencinya. Ia tidak suka!

"Kau belum makan daritadi."

Changbin datang lagi. Kali ini membawa nasi beserta lauk pauknya dengan piringnya langsung. Apa Felix sudah mengatakannya? Changbin itu gila! Ketika Felix tidak berminat makan, maka dengan senang hati Changbin akan membawakan makanan ke hadapan Felix dimanapun pemuda manis itu berada. Dengan catatan Changbin membawa serta piring dan gelas milik ibu kantin. Felix malu. Sangat. Terlebih ketika mereka sedang berada di taman kampus dimana ada banyak orang.

"Aku tidak lapar."

"Makan dulu."

"Tidak."

Lalu sedetik kemudian Changbin duduk di depan Felix dengan sendok berisi makanan sudah berada di depan bibir pemuda manis itu.

"Buka mulutmu."

Seo Changbin itu lancang. Ia tidak sadar situasi dan terus menempeli Felix seperti benalu menempel pada tumbuhan inangnya. Tapi Changbin tidak menyedot sari makanan tubuh Felix, melainkan menyedot seluruh emosinya menjadi membara.

Dengan cepat Felix merebut sendok dari tangan Changbin, kemudian mulai memakan makanannya tanpa banyak bicara. Ia hanya ingin Changbin segera enyah dari hadapannya.

"Jaga kesehatan, aku ingin kau tetap sehat."

Tubuh Felix membeku, bulu halusnya meremang, dan hatinya sudah menahan emosi ketika tangan Changbin bertengger di kepalanya sembari mengusap bekas luka disana. Itu luka ketika Felix kecil. Bekas jahitan karena Felix jatuh ke dalam selokan ketika belajar mengendarai sepeda roda dua.

"Jangan sentuh aku!"

Felix menyentak tangan Changbin dengan keras tapi Changbin tidak berekspresi apapun. Pemuda itu justru mendudukkan diri di hadapan Felix sembari memainkan ponselnya selagi Felix menghabiskan makanannya.

"Nanti aku antar pulang."

Sekali lagi, Changbin itu lancang! Ia tidak bertanya dulu pada Felix tapi dengan seenaknya akan memutuskan. Mungkin karena pemuda itu tau jika Felix pasti akan menolak jika ditanya.

"Aku tidak pulang setelah kelas berakhir," ucap Felix setelah menelan makanannya yang ia makan dengan terpaksa.

Changbin meletakkan ponselnya kemudian pemuda itu menatap serius pada Felix yang hanya cuek menanggapinya.

"Lalu kau mau kemana?"

Felix meletakkan sendoknya karena sudah tidak berselera makan, kemudian pemuda manis itu menghela nafas lelah karena harus menahan emosinya sedari tadi.

"Bisakah kau berhenti mencampuri urusanku?"

"Aku tidak mencampuri urusanmu, aku hanya ingin tau apa yang akan kau lakukan nanti."

"Apa kau memiliki hak untuk tau soal jadwalku? Obsesimu itu mengerikan, kau tau?"

"Ini semua karena aku menyukaimu."

Three Words 3 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang