1. Kanagara bermata Elang

183K 10.4K 272
                                    

Kapten Gara
[Saya beri kamu waktu tiga bulan untuk menemukan pena itu.]

Dia mendengus setelah membaca pesan tersebut dan memasukan ponselnya ke dalam saku celana. Remaja laki-laki berperawakan tinggi dengan bahu lebar itu kemudian berjalan acuh, matanya yang tajam dan intimidatif menjadikannya memiliki julukan Kanagara bermata elang di Padja Utama.

Jangan lupakan penampilan nya yang seperti mengatakan bahwa dia memang terlahir tampan dan nakal. Dengan baju seragam yang sudah keluar tidak tertata, kalung perak berbentuk serigala yang menggantung di lehernya, rambut yang sengaja acak-acakan, dan terakhir sepatu vans berwarna hitam serta tatapan tajam dari sorot legam itu seakan mengatakan bahwa siapapun yang mendekatinya patut untuk menyadarkan diri terlebih dahulu.

"RAKSAAA!"

Terkecuali untuk satu orang ini.

Raksa Kanagara Pangeran Alba

Belum juga berhasil sampai di depan pintu kelas XI IPA 3, langkahnya dipaksa berhenti ketika suara nyaring yang selalu memenuhi pagi sore nya itu masuk ketelinganya, bahkan hampir tidak pernah absen selama satu tahun lebih sampai detik ini juga.

"SA!" Panggil seorang gadis yang mengulangi teriakannya.

Kanagara bermata elang itu menghela napasnya tatkala telinganya berdengung saat harus mendengar teriakan melengking itu lagi, dan sialnya Raksa sangat kenal dengan suara tersebut. Ia hanya terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun seakan tuli dan mengabaikan keberadaan sosok gadis yang selalu mengejarnya.

"Berisik."

Respon singkat dan ketus itu justru malah membuat gadis yang sedang mengejarnya itu semakin tersenyum.

"Raksa, ih!" gerutu seorang gadis yang hampir selalu mengikuti Raksa kemanapun selama di sekolah. Nyaris juga ketoilet.

Siapalagi jika bukan Aldaraya Arunika Putri Ganartama. Gadis bar-bar yang cukup populer karena ucapannya yang terlalu blak-blakan tanpa pandang bulu. Terkenal dan sering menjadi bahan obrolan siswi-siswi Padja Utama setelah diseret oleh nama Raksa, laki-laki berandal paling menarik di sekolah ini.

"Masa gua harus cium lo biar mau ngomong sama gua, Sa." celetuk Alda sambil mengimbangi langkah Raksa.

Raksa tidak merespon apapun. Ia sudah terbiasa dengan ocehan nyeleneh cewek itu. Meskipun terkadang membuat Raksa tak habis pikir dengan apa yang dibicarakannya.

"Lo gak ada niatan jadiin gua pacar Sa?"

Kemudian Raksa menatap Alda dengan tatapan datar andalannya. "Gak sudi."

Alda tertawa paksa. "Oh gua tau gua tau."

Gadis itu menarik senyumnya. "Lo lagi menguji iman gua kan Sa?" Alda memiringkan kepalanya menatap cowok itu lekat. "Biar gua semakin ngejar lo, dan lo belajar jatuh cinta sama gua, ya kan?"

"Gua gak ada rasa sama lo." Tekan cowok itu mulai jengkel.

Alda langsung heboh. "Demi apa lo ngomong ke gua panjang banget?!" pekiknya heboh, "Seneng banget gua meski cuma enam kata!" Hebohnya, lupa bahwa yang Raksa katakan adalah sebuah penolakan.

Raksa mendengus malas. "Pergi." Usirnya.

Alda tersenyum dan melipat tangannya di dada sambil memandang Raksa. "Gak bisa, gua lesu kalo gak liat lo."

Raksa hanya mengerling malas menghiraukan ocehan nyeleneh dari gadis itu. Ia lebih memilih melanjutkan langkahnya memasuki kelasnya sendiri dengan gadis itu yang masih setia membuntutinya, yang sialnya memang sekelas.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang