KANAGARA [END]

55. Tanggal Berapa?

"Pahami rasa sakit mereka sebelum menilai kemarahannya." -Raksa

***

Pelajaran kelas XI IPA 3 hari ini adalah Penjaskes. Seperti biasa mereka berkumpul di pinggir lapang mendekati guru olahraga pagi ini yang tengah mengabsen.

"Rafi?"

"Hadir pak!" Teriak pemilik namanya yang saat ini tengah membawa bola dengan Arza.

"Raksa?"

Tak ada sautan darinya. Mereka pun menoleh satu sama lain mencari keberadaan pemilik absen 15 itu. Tentu ketidakhadirannya membuat dahi Banu dan Kenzo mengernyit, mereka bertatapan seakan juga mempertanyakan dimana keberadaan ketua mereka.

"Raksa?" Ulang Pak Sandi.

"Bolos kali pak," saut Rema.

Pak Sandi menggeleng heran. "Kebiasaan," gerutunya dan lanjut mengabsen.

Sedangkan Banu dan Kenzo diam. Banu ada di sana karena ia sedang malas belajar. Banu tidak perlu takut dimarahi karena guru olahraga mereka cukup akrab dengannya. Jadi meski Banu memakai seragam di pelajaran Oahraga pun Pak Sandi akan acuh.

Galuh yang terhasut oleh kebiasaan Banu juga ada di sana. Cowok itu menatap beberapa siswi yang berlalu lalang di koridor. Merasa kurang karena tidak ada keberadaan Raksa, Galuh menyalakan layar ponselnya dan mengetikan pesan di sana.

Raksa hanya mendengus dan mematikan ponselnya. Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding gudang yang dingin, jarinya mengapit satu batang rokok yang sejak tadi sudah di hisap olehnya.

Pikirannya masih kalut dan Raksa butuh mendinginkan kepalanya. Matanya terpejam seraya mengeluarkan kepulan asap rokok dari mulutnya. Raksa tidak peduli jika nanti dia akan dihukum karena merokok di area sekolah.