75. Manusia adalah alasan terluka

47.9K 4.1K 228
                                    

"Kita gak sedarahtapi kita satu arah!" -Dargez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita gak sedarah
tapi kita satu arah!" -Dargez

***

Langkah Kanagara bermata elang itu mengayun di lantai markas. Seluruh anggota Dargez yang melihat kedatangannya seketika duduk tegap. Mereka ada di sana dengan lengkap bersama kesembilan inti dan seluruh 400 anggota bulat ada di sana.

"Kita bahas lanjutan kemarin." Ucap Raksa.

Banu mengangguk, cowok itu mulai meletakan kertas berukuran lebar di meja yang mereka kelilingi sekarang. Kenzo meletakan benda di satu titik pada kertas itu. "Inti di sini." Ujarnya serius.

Galuh memperhatikan letak titik inti dan titik anggota yang berjarak. "Lo yakin? Mereka bisa aja datang dari barat." Ujar Galuh menatap sang ketua.

"Cargion di sana."

"Sebagian Sa, hampir keseluruhan Cargion jadi selimut. Sedangkan Fazer bisa nyerang dari dalam dan luar secara bersamaan. Kita yang di himpit." Ujar Galuh.

"Itu emang ciri mereka Gal, karena itu kita buat pembatas di sini, mereka akan pecah tanpa kita yang gerak." Balas Arza menunjuk titik pada kertas itu.

Divel yang sejak tadi diam hanya mengamati jalur yang akan ia lewati nanti. "Kenzo sama Banu sayap. Masing-masing bawa 32 anggota. Buat ukuran pertahan cukup. Lo khawatir tentang yang mana?" Tanya Divel kepada Galuh membuat mereka menatapnya.

Galuh terdiam sedetik. "Gua cuma mastiin aja, kita gak tau strategi mereka berubah atau enggak."

Gibran yang mendengar hal itu pun mengernyit. "Sejak kapan lo merhatiin strategi mereka?"

Raksa menatap Galuh, di beri isyarat dari sang ketua Galuh hanya bisa mengangguk samar. "Cuma dugaan." Jawabnya.

Ketua Dargez yang sejak tadi menyimak argumen anggotanya hanya menarik napas. Raksa menatap seluruh anggotanya. "Lusa kita mulai, gua harap lo semua udah siap. Yang harus lo utamain itu mental, kalo lo takut, mending pulang." Tegasnya.

Mereka semua mengangguk. Giana meletakan sebuah kotak hitam di tengah-tengah meja. Ia menepuk kotak itu beberapa kali. "Harapannya lo tulis dan masukin ke sini. Kalo lo semua gak mau kata-kata alay lo itu di baca sama temen lo, pastiin lo selamat." Ujar Giana membuat mereka terkekeh.

"Buru lima menit." Titah gadis tomboi itu membuat mereka kompak mencari tempat sendiri untuk menulis sesuatu di secarik kertas yang nantinya akan mereka masukan ke dalam kotak itu.

Raksa duduk di sana, tanpa harus khawatir ada yang mengintip. Toh, semua anggota tidak berani mengusiknya. Terkecuali Galuh dan Gibran yang saling berebut pulpen.

"Jo, kalo gua nulis Rema di sini gimana?" Tanya Banu membuat Kenzo yang sedang fokus pada tulisannya itu menoleh.

"Entar kalo gak selamat lo malu Nu, udah hilang nyawa hilang gebetan juga, Rema udah taken." Sarkas Kenzo membuat Banu tak jadi menulis huruf R di sana.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang