52. Tidak selamanya

50.4K 4.9K 610
                                    

Raksa Kangara passwornya apa??

***

"Aku beruntung bisa bertemu denganmu. Tapi dia lebih beruntung karena dia dicintai olehmu." -Aldaraya

***

Menahan luka seharian tanpa di obati ternyata Alda masih mampu. Untuk kali ini biarkan Alda menantang permainan semesta, karena dilukai atau tidak pada akhirnya ia akan sakit.

Gadis berambut panjang itu hanya diam di dalam kelas. Kalimat yang sejak tadi di keluarkan oleh gurunya tidak masuk sedikitpun di telinganya. Pikirannya tidak di sana, Alda hanya menatap ke luaran jendela kelas dengan mata sayu, rasanya sesaknya masih saja menghimpit berusaha lebih menyiksanya.

Alda menarik napas panjang dan mengeluarkannya perlahan. Bel tiba-tiba berbunyi membuat Alda menoleh menatap guru nya yang sudah membereskan alat mengajarnya di depan.

"Untuk hari ini cukup sekian, dan sampai jumpa minggu depan, jangan lupa tugasnya di kumpulkan nanti."

"Iya Pak." Jawab mereka serempak.

Alda hanya diam hingga satu-persatu dari mereka mulai meninggalkan kelas menyisakan beberapa lagi dari mereka yang masih sibuk dengan aktivitasnya.

"Al," saut Syabina.

Alda menoleh, Syabina berjalan mendekatinya dan melirik sinis kepada Raksa yang belum juga pergi.

"Lo pulang sama gua, Al." Saut Gibran.

Syabina mengangguk. "Yaudah kalo sama lo. Gua mau duluan nih," ujar Syabina saat mendapati Divel yang menunggunya di depan kelas.

Alda hanya membalas anggukan kecil. Syabina sebenarnya tidak tega, namun ini bukan saatnya Syabina berceramah melihat kondisi Alda yang seperti tidak terlalu baik, gadis itu akhirnya melangkah pergi meninggalkan kelas.

Tersisa Alda yang masih duduk, Gibran yang berdiri menyampirkan tasnya, lalu Banu yang mendekati Kenzo dan Arza yang masih stay di sana.

"Niat pulang gak lo?" Tanya Banu.

Kenzo mendecak. "Entar lah, kembung nih perut gua abis 5 gelas teajus."

"Abisnya salah siapa?!" Seloroh Banu.

"Tuh salah bos lo." Kata Kenzo membuat Raksa yang baru saja menyampirkan tasnya menoleh.

"Apa?" Tanya Raksa dengan wajah datar.

"Pake nanya!" Sengit Kenzo dan bangkit dari meja.

Arza terkekeh melihat Kenzo yang sepertinya masih kesal. Sedangkan Gibran membantu Alda membereskan peralatan tulisnya tanpa banyak bicara. Raksa melihat itu, melihat bagaimana punggung Alda yang tampak rapuh tidak berenergi.

Gibran menenteng tas Alda lalu menuntun bahu Alda menuju keluar kelas. Tetapi Alda menghentikan langkahnya. "Gua mau bicara sama Raksa bentar." Ujar Alda.

Gibran menatap Alda tajam. "Gak." Tolaknya tegas.

"Gib," lirih Alda.

Melihat wajah melas dari gadis itu membuat Gibran akhirnya memilih keluar kelas lebih dulu. Alda melangkah mendekat ke arah Raksa yang masih ada di tempatnya.

"Gua mau ngomomg, bentar." Kata Alda.

Arza yang paham segera menyeret Banu dan Kenzo agar keluar dari sana. "NGUMPAT SEPUASNYA AL! JANGAN KASIH KENDOR!" Teriak Kenzo yang membuat Arza harus menyumpal mulut kurang ajarnya itu.

Tersisa mereka berdua di sana. Raksa menatap dingin kepada Alda menunggu gadis itu agar bicara. Sedangkan Alda harus menahan rasa sakit di hatinya. Alda kira dia akan terbiasa dengan sakitnya, namun ternyata tidak, sakitnya masih sama dan malah semakin parah saat menatap mata Raksa yang tidak menyorot seperti minggu kemarin lagi.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang