22. Mengejar yang Pergi

86.3K 7K 611
                                    

"Jangan tinggal terlalu lama di cerita manusia lain. Atau kamu akan mengalami masa yang di sebut kehilangan."

***

40 menit berlalu. Tangan Raksa dengan cekatan menghitamkan angka jawaban di kertasnya. Soalnya cukup mudah dan sesuai dengan apa yang ia prediksi semalam. Berhubung IQ Raksa lumayan tinggi, ia jadi cepat dalam menghapal segala yang ia baca meski dalam dua atau tiga kali. IQ Raksa Kanagara itu sekitar 148.

Waktu terus berjalan, keadaan kelas itu sangat sunyi, semuanya terfokus pada kertas soal dihadapan mereka. Begitupun dengan gadis itu, pusing. Soal dihadapannya berbelit-belit. Soalnya panjang seperti soal cerita, namun jawabannya adalah angka dengan bentuk akar.

"DEMI RINTIK TRIGONIMERTI INI SOAL ANJING BANGET BANGSAT!" Batinnya meronta-ronta.

Alda memijat pelipisnya, ia bisa. Satu bulan penuh ini dirinya diam-diam belajar. Hingga ia tertarik pada matematika, yang ternyata mudah dan seru ketika paham cara mengerjakannya. Beruntungnya hanya tinggal lima soal lagi yang harus ia kerjakan. Namun tak ada jawaban yang sesuai disana. Perhitungannya beberapa kali meleset membuat Alda mengerang frustasi.

"Inget Al, gak boleh ada kata ngarang.. Ini serius, bukan PTS." Batin gadis itu berusaha menghitung kembali.

Pembina tersebut bangkit dari duduknya, bahkan di belakang saja banyak pengawas yang sangat menjaga ketat hingga Alda susah untuk menoleh 5° saja.

"Waktu tersisa sepuluh menit, dan harap cek ulang jawaban kalian. Jika ada peserta yang sudah, harap keluar tinggalkan jawaban kalian di meja, silahkan."

Beberapa peserta mulai keluar, Alda semakin panik. Satu soal lagi yang belum ia kerjakan. "Tenang Al, tenang," bisiknya pada diri sendiri.

Dari arah belakang Raksa berjalan di jajarannya. Cowok itu sengaja berjalan mendekati meja Alda, sedikit melirik ke arah gadis itu yang masih sibuk berkutat dengan kertas buramnya.

"Modulo itu bilangan sisa." Ucap Raksa pelan sebelum keluar dari ruangan itu.

Alda meliriknya sejenak. "Bilangan sisa?" Batin Alda.

Mata gadis itu membulat. "Oh iyaaa.." Gumamnya dan langsung menghitung saat rumus itu ada di kepalanya.

Setelahnya Alda menelisik seluruh jawaban yang sudah ia buat. Mulai dari nama, kode, dan mata pelajaran yang di ambil, lengkap. Alda langsung bangkit dan meletakan jawabannya dimeja, ia pun segera keluar. Hatinya mendadak lega saat menghirup udara di luar ruangan. Kepalanya terasa di guyur air hujan, ia merasa sejuk.

Kemudian gadis itu mengambil langkahnya untuk kembali ke kelasnya. Namun tangan seseorang tiba-tiba menarik tangan gadis itu hingga terpaksa berbalik.

Alda terkesiap. "Rak?"

Raksa menatap Alda dengan intens, "Jelasin ke gua." Kata Raksa menuntut penjelasan.

Alda mendengus dan melepaskan cekalan cowok itu. "Gak perlu, lo bukan siapa-siapa." Balasnya.

Alda kembali mengambil langkah nya namun lagi-lagi dihadang oleh tubuh besar di hadapannya.

"Apa?" Tanya Alda jengkel.

"Lo pikir gua bakalan suka kalo lo kaya gini?" Tanya Raksa.

Alda terkekeh, menatap Raksa dengan tatapan tidak tertarik. "Lo pikir gua kaya gini buat lo?" Alda mendecih. "Sorry, but who are you?"

Kanagara bermata elang itu menatap Alda lamat, tatapan itu seakan mencari sesuatu, banyak perbedaan yang muncul dari diri Alda sekarang dan Raksa merasa asing dengan gadis itu. "Lo kenapa?" Tanya Raksa dengan segala rasa penasarannya.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang