11. Bolos Sekolah☑️

86.7K 6.9K 257
                                    

"Manusia yang sudah terluka pun masih bisa menderita. Karena semesta tahu siapa yang bisa tertawa di balik lukanya."

****

Pagi ini hal yang sama menyita perhatian warga Padja Utama di gerbang depan. Sosok Raksa Kanagara Pangeran Alba memasuki parkiran sekolah dengan Ninja zx25r nya. Arza dengan Ferarri nya yang tampak mewah mengiringi motor Raksa dari belakang. Disusul Gibran, Divel, Kenzo dan Banu, tentunya dengan motor mereka masing-masing. Tidak heran bila kedatangan mereka selalu menyita beberapa perhatian siswi di sana.

Jangan tanyakan lagi alasannya kenapa. Tentu saja visual Raksa dan antek-anteknya itu anugerah yang tidak boleh dilewatkan. Terlebih ada desas-desus yang mengatakan bahwa mereka anggota sebuah geng besar dengan nama 'DARGEZ'. Geng yang memiliki bad reputation paling mengerikan dalam ingatan mereka.

Pastinya nama Dargez sudah terkenal di kalangan sekolah lain. Mendengar namanya saja sudah bisa membuat diri mereka merasa kecil. Menariknya sampai saat ini belum ada yang tahu menahu dengan pasti siapa ketua sebenarnya dari geng besar itu. Semuanya seakan tertutup rapat sejak 2 tahun silam, setelah lengsernya nama Davka Air Zayan dan Bryan Arkatama pimpinan angkatan 11. Aktivitas Dargez di jalanan juga berkurang, namun geng itu masih memiliki getaran kuat diareanya, tidak akan musnah hanya karena ditelan waktu. DARGEZ besar dalam ruang dan waktu, dari masa ke masa.

Kepopuleran mereka bukan hanya sekedar nama, ada banyak peristiwa yang membuat nama Dargez pernah menjadi topik terpanas pada tahun itu. Jika dihubungkan dengan Raksa, mungkin akan bertambah meriah bagi bahan bibir orang-orang yang tahu ceritanya. Apalagi Raksa, namanya melambung dengan sebutan 'Anak Tunggal Kaya Raya'. Namun terlepas dari segalanya, tak ada yang tahu pasti kehidupan pribadi mereka seperti apa. Dilihat dari sejauh ini, belum pernah ada kabar miring tentang mereka atau semacamnya yang berkaitan dengan nama Dargez, hanya ada kabar mereka yang selalu dihukum langganan BK.

Raksa menaruh helmnya dan turun. Baju seragamnya memang tak heran lagi jika keluar, title murid teladan itu tak berlaku untuk Raksa agar berpenampilan serapi murid pintar pada biasanya, rambutnya yang memang sudah acak itu tak perlu Raksa rapikan. Sepatu Air Jordan itu tampak menciptakan kesenjangan bagi mereka yang memiliki keinginan untuk mendekatinya, bahkan untuk mengajak Raksa bicara saja banyak yang segan.

"Gak usah nyisir, yang berantakan keluarga lo." Celetuk Arza membuat Divel yang tengah merapikan rambutnya mendadak menoleh.

"Bangsat." Desis Divel.

Kenzo terkekeh. "Jangan gitu Za, kaya lo udah bahagia ae dah."

"Haha.. apa tuh bahagia? Sejenis bintang di langit apa gimana?" Tanya Arza bercanda.

"Bahagia itu fiksi." Ujar Raksa dan melangkah pergi.

Kanagara bermata elang itu berjalan santai menuju koridor dengan di ikuti teman-temannya. Pemandangan yang sudah biasa bagi murid Padja Utama di koridor pagi hari, bahkan sampai ada yang sengaja menunggu kedatangan mereka di sana

"Bolos kuy!" Saut Gibran mengajak.

Arza melipat tangannya saat mendengar ajakan negatif dari temannya itu. "Lo gak liat di depan tadi Bu Caca udah kaya orang-orangan sawah dari pagi. Gosip tuh sama pak Dodon, gak minggat juga." Tutur cowok itu mengingat guru BP nya ada di sana setiap pagi sampai siang, bergosip dengan satpam sekolahnya.

"Pacaran kali mereka, tiap hari gua liatnya berepisode-episode." Keluh Kenzo.

"Ya makanya, daripada di jadiin asin lagi sama pak botak mending diem." Balas Arza.

"Emang lo biasa bolos jalur mana Za? Jalur pamit? Lo tiap hari bolos sama kita-kita jalur kaya maling anjing, akhlak gak usah dibagusin udah negatif vibes begitu." Cibir Gibran.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang