33. Sparing

71.6K 6.4K 228
                                    

"Sederhana paling sempurna adalah Raksa Kanagara." -Aldaraya Arunika

***

Bel pulang telah berbunyi sejak 15 menit yang lalu.

Namun gadis itu tak berniat beranjak dari kursinya sedikitpun. Syabina sudah meninggalkannya dengan alasan ada urusan mendesak, sedangkan Alda hanya diam menatap papan tulis dengan lamunan.

Keadaan kelas sepi, koridor kosong, sekitarannya hening, Alda hanya bisa mendengar bunyi detak jam dinding di kelasnya. Sinar matahari mulai berubah warna menjadi tidak sepanas siang, jam sudah menunjukan pukul 15.45, namun hal itu tidak membangkitkan gairah Alda untuk pulang kerumahnya.

Alda menatap sebuah postingan quotes di ponselnya.
'Rumah sebenarnya bukan lah rumah'

"Karena gua pulang pun di rumah sepi." Gumanya pelan seraya mengasihani dirinya sendiri.

Alda mendesah pelan, tubuhnya terasa lesu setelah kegiatan membersihkan kelasnya tadi siang. Ditambah besok kegiatan semua siswa akan dilanjutkan dengan acara bersih-bersih di seluruh lingkungan sekolah mereka.

Lalu ingatan Alda menerawang kejadian tadi siang, saat itu Alda tengah membawa sebuah semprotan pembersih kaca.

Alda sedikit berlari setelah mengisi botol itu dengan air keran yang ada di depan kelasnya. Langkahnya tidak memperhatikan keadaan lantai kelas yang basah karena di pel.

"Al, awas!" Teriak Syabina.

Kaki Alda tergelincir karena licin, tubuhnya limbung hingga setengah lagi jarak tubuhnya akan menyentuh lantai, tiba-tiba sebuah tangan menahan pinggangnya.

Alda sudah terkejut dengan jantung yang seakan berhenti, lebih terkejut lagi saat melihat wajah Raksa yang cukup dekat dengan wajahnya.

"CIEEEEEEE!" Seru teman sekelasnya.

"COUPLE GOALS KITA PACARAN!" Seru Harsa yang tengah berbaring di atas meja bersama teman-temannya.

Alda tersentak dan segera melepaskan pelukan Raksa, ia menetralkan kegugupannya, saat itu juga Alda melihat tatapan Syabina yang tampak menggodanya akibat kejadian barusan.

"Hati-hati," ujar Raksa yang diangguki olehnya.

Alda segera melangkah dengan pelan ke arah Syabina, tanganya menyerahkan semprotan itu secara paksa. "Nih." Ketusnya.

Syabina terkekeh geli. "Uuuu.. Di peluk." Goda Syabina.

Alda mendengus. "Udah deh, bersihin tuh kaca!"

Alda merebut penghapus papan tulis dari tangan Syabina. Dan mengabaikan beberapa siulan teman laki-lakinya, mereka kompak menggoda pasangan itu.

"Temen gua udah dewasa vren!" Saut Gibran dihadiahi lirikan tajam dari Raksa.

Kenzo terkekeh. "Udah ada acara peluk-peluknya, tinggal cium-ciumnya." Timpal Kenzo.

Raksa menatap mereka semakin tajam memberinya peringatan agar diam. Namun yang namanya Kemzo dan Gibran itu tidak pernah patuh, justru melunjak.

"Atut dede ditatap gitu sama kamu mas," ujar Gibran membuat mereka tertawa.

"HIH GELI ANJING!" Teriak Jiva bergidik.

Gibran tertawa. "Mau juga sama dede, Va?"

"AMIT-AMIT!" Sentak Jiva dan kembali fokus membersihkan lantai.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang