8. Sa Kanagara

91.4K 7.8K 279
                                    

"Dia berdarah, lo mati." -Raksa Kanagara

***

Udara malam yang dingin cukup menusuk kulit putihnya. Raksa berjalan santai menikmati angin malam di sekitar markas tempat mereka berkumpul. Cowok itu hanya mengenakan kaos pendek dan jeans hitam, rambutnya masih acak-acakan karena baru saja bangun tidur. Saat ia membuka ponselnya, satu notif muncul dari kontak itu lagi. Sudah pasti Alda, dan seperti biasa Raksa akan membuka pesan random dari gadis itu meski isinya sama sekali tidak penting.

 Sudah pasti Alda, dan seperti biasa Raksa akan membuka pesan random dari gadis itu meski isinya sama sekali tidak penting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanagara bermata elang itu spontan mengedarkan pandangannya. Bagaimana bisa gadis itu tahu bahwa ia ada di sini?

Sedangkan dari kejauhan sana Alda tersenyum kecil. Ia bangkit dan keluar dari sebuah kafe. Sebenarnya Alda tidak berniat menguntit Raksa sampai ke sini, hanya saja matanya tidak sengaja menangkap sosok Raksa yang sedang berjalan-jalan di seberang jalan sana dan tentu saja Alda langsung mengiriminya pesan.

 Sebenarnya Alda tidak berniat menguntit Raksa sampai ke sini, hanya saja matanya tidak sengaja menangkap sosok Raksa yang sedang berjalan-jalan di seberang jalan sana dan tentu saja Alda langsung mengiriminya pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu menghentikan langkahnya saat nomornya di blokir tiba-tiba. Ia kembali menatap Raksa yang tampak masih mencari keberadaanya di seberang sana. "Ih, bilang aja kangen, malah di blokir." Gerutu gadis itu.

Raksa menghela napas kasar dan segera memakai jaketnya. Sepertinya tidak aman jika Alda melihat nama di punggungnya ini.

"Eh itu Raksa bukan?"

"Oh yang katanya anak pewaris tunggal Zeral Group kan?"

"Eh, emang iya? Ih tajir beuud, ganteng lagi!"

"Masih katanya, tapi gak tau, soalnya anak tunggal Zeral Group privat banget, susah buat tahu."

"Instagramnya banyak followersnya, fotonya juga keren semua, liat deh."

Bisik-bisik itu tentu saja mampu menusuk telinganya. Tak heran jika Raksa lebih suka diam di tempat sepi daripada di tempat umum yang hanya bisa membuat telinganya gatal.

"Permisi, kak?"

Kanagara bermata elang itu melirik sosok gadis yang menghampirinya dengan wajah gugup. Raksa hanya menaikan satu alis tanda bertanya, auranya cukup mengintimidasi membuat siapapun mereka yang hendak mendekatinya seakan wajib mengurungkan niat.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang