49. Kurir Gofood

58.4K 5.4K 473
                                    

"Bermula dari tidak merasakan apa-apa dan berakhir menjadi cinta."

***

Brak!

Tubuh besar cowok itu terpental jatuh di atas lantai setelah sebuah tinjuan melayang pada pipinya. Ia meringis sedikit lalu terkekekeh sambil bangkit.

"Lagi Sa." Katanya.

Bugh!

Bugh!

Raksa menurutinya lagi. Keduanya membuat seluruh anggota yang saat ini berada di lantai atas langsung turun untuk melerai. Namun masih tak ada yang berani. Anggota inti juga belum datang membuat perkelahian itu semakin menjadi.

Galuh membalas pukulan itu juga. Mata mereka dipenuhi kabut amarah, Raksa mencengkram kerah hoodie Galuh erat dengan tatapan nyalang yang seakan ingin membunuh temannya itu. "Lagi gak Gal?" Tanya Raksa dingin.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

BRAK!!

Tanpa menunggu jawaban Galuh, Raksa sudah melanjutkan pukulannya. Semua anggota yang menyaksikan hanya bisa meringis. Keduanya tidak mempedulikan apapun dan tetap berkelahi.

Galuh bangkit lagi setelah beberapa kali terjatuh karena sudah pasti kalah dari Raksa. Namun gilanya ia malah cari mati, jelas Raksa marah.

"Giliran lo." Kata Raksa.

Bugh!

Galuh memukul Raksa membuat tubuh besar itu mundur beberapa langkah.

Bugh!

Raksa balik melayangkan tinjuan. "Kurang keras bangsat!" Maki Raksa.

BUGH!

BUGH!

Sudut bibirnya terasa pecah. Raksa meringis dan menyeka darah yang kelur dari sudut bibirnya dengan ibu jari. Melihat itu Raksa terkekeh lalu beralih menatap Galuh dengan mata elang yang siap menghunus itu.

"Berani lo Gal,"

Raksa menarik kerah hoodie Galuh dan-

BUGH!

Saat tubuh Galuh sudah tumbang Raksa menindihnya dan sudah siap menjebloskan temannya sendiri ke dalam UGD.

"Jangan nuduh anggota lo sendiri." Tekan Raksa.

Galuh terkekeh dan memejam kan matanya. "Hajar aja Sa, gua emang salah."

Sedetik sebelum Raksa melayangkan tinjuannya-

"WOY SINTING LO BERDUA?!"

Mereka menoleh saat suara menggelegar Gibran terdengar. Gibran menarik kerah baju Raksa dan menyeretnya untuk menjauh. Sedangkan Divel membantu Galuh agar berdiri. Dan Arza diam menatap mereka bergantian dengan tatapan tak habis pikir.

"Seret ke dalam Gib." Titah Arza masuk ke ruangan inti yang di ikuti anggota inti juga.

Sekarang mereka semua sudah duduk di sana. Kesembilan orang itu berada dalam keheningan dengan dua orang yang sudah lembam di wajahnya masing-masing.

Kenzo bersidekap menatap mereka yang duduk berseberangan. "Lo berdua di sidang di sini." Saut Kenzo, tidak ada nada bercanda dalam kalimatnya.

"Ketua dan wakil yang ngelanggar aturan. Emang sinting." Tambah Giana merasa sangat heran.

Arza menatap Raksa. "Rak, gua yakin lo punya alasan di setiap tindakan lo. Dan sekarang jelasin kenapa?"

Raksa hanya duduk menatap orang yang menjadi rival nya tadi. Ia menyeringai tipis. "Gabut." Balasnya singkat.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang