73. Wabyo Area☑️

50.4K 4.2K 555
                                    

"Pada akhirnya kita memang hanya manusia bukan pemilik cerita."

***

Iris hitam Kanagara bermata elang itu semakin menajam. Dengan rahang yang mengeras serta sorot mata yang di penuhi kabut amarah menuntun langkah lebarnya seakan siap memangsa siapapun yang ada di depannya.

Mengetahui keberadaan Fazer di tempat mereka membuat sosok Kanagara bermata elang itu memasuki Wabyo di ikuti teman-temannya dengan langkah tergesa. Kedatangan Raksa mengundang seluruh atensi menjadi tertuju pada cowok itu. Fazer berdiri, Farel mendekat ke arahnya dengan senyum licik.

"Hai Ketua!" Sapa Farel lalu terekekeh. Farel menyapanya seakan semuanya baik-baik saja tanpa kesalahan, dan itu terdengar menyebalkan bagi Raksa.

Raksa mendekat dan langsung menendang meja yang di tempati anggota Fazer sekaligus.

BRAK!

"Sa," tegur Galuh.

"Wabyo area gua." Balas Raksa. Raksa menatap Farel dan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Cowok itu menatap mural 'DARGEZ Area' yang terpampang di dinding Wabyo dengan jelas. "Dan tempat ini cuma buat orang berakal." Lanjutnya membuat aura di Wabyo semakin mencekam.

Farel tertawa sumbang mendengar balasan Raksa, seakan ucapan Raksa hanya basa-basi belaka. Cowok itu menatap Raksa dengan sorot menantangnya. "Tenang aja, nanti tempat ini akan jadi tempat gua. Fazer area." Ujar Farel.

"Mimpi." Sarkas Arza yang mendengus sinis.

Galuh yang mendengar itu hanya bisa mengepalkan tangannya di belakang Raksa. Ia membalas lirikan Farel dengan tatapan dingin. Sungguh tidak mudah menahan amarah di situasi seperti ini, jika bukan karena teman-temannya, sudah pasti Galuh berani menghajar Farel sampai babak belur sekalipun. Tapi kembali lagi, ini Wabyo, bukan tempat bertarung.

Farel mengeraskan rahangnya, ia meneguk es teh yang ia pesan hingga tandas. "Gua takut lo kalah sebelum start." Ujar Farel dan menaruh gelas di tangannya pada meja.

"Dargez gak perlu bersaing sama pecundang." Kata Raksa.

"Kalah itu ciri lo bray. Orang gila emang gak akan sadar kalo udah gila." Campur Banu lalu tertawa bersama Kenzo.

Gibran sedikit terkekeh saat sautan teman-temannya juga tak kalah pedas di belakang.

"Anak SLB kok ikut tawuran, emang boleh?" Celetuk Kenzo membuat teman-temannya menahan tawa.

"Pedenya udah kuadrat Nu." Campur Gibran.

Farel tidak mengindahkan mereka dan menatap Raksa dengan tajam. "Cewek lo ada di tangan gua."

Raksa mendengus, ia tersenyum geli. "Dan lo merasa menang cuma karena berhasil bikin dia percaya sama lo?" Tanya Raksa membuat Farel terdiam.

"Mau sampai kapan lo main cuma pake satu cara?" Tanya Raksa.

Farel menarik kerah seragam Raksa. "Gua bisa bikin lo ngemis anjing."

Raksa mengangkat alisnya dengan ekspresi acuh dan menepis tarikan Farel dengan kasar. "Gua gak lemah cuma karena cewek." Ungkap Raksa dengan nada datar yang selaras dengan wajahnya. Saat ini Raksa memang tidak berniat lebih melayani pengganggu semacam Farel.

"Seru kalo pacar lo ada kerjaan," katanya membuat kening Raksa mengkerut.

"Jadi piala bergilir."

BUGH!

Satu pukulan langsung mendarat di rahang Farel membuat tubuhnya langsung terhuyung. Gibran segera menahan bahu Raksa agar tidak bertindak lebih, takutnya Raksa hilang kendali dan bisa saja menghabisi Farel detik ini juga. Jika Raksa dan emosinya sudah menyatu, segala yang di dekatnya bisa dikatakan tidak berada di zona aman.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang