54. Salah menduga

49.2K 4.9K 984
                                    

Tarik napas dulu yang panjang sebelum emosi.

Tahan.

Jangan di buang, mubadzir.

****

"Manusia itu tidak pernah menyakiti."

Karena yang menyakitkan itu harapan manusianya

***

Pagi ini Alda berjalan lesu di lorong sekolahnya. Ia belum sempat sarapan, suhu tubuhnya hangat dan Alda merasa sangat lemas padahal pagi ini Alda harus mengikuti pelajaran Penjaskes. Sekarang pun Alda berjalan perlahan memaksakan untuk datang ke sekolah karena bimbingan untuk Olimpiadenya sudah di mulai.

"Waw ada yang menang nih!"

Alda mendongak dan menatap malas kepada sekumpulan cabe cerewet di sana. Zia, Indah, Rachel, dan Vanya yang sudah setia menatapnya penuh ketidak sukaan.

"Menang? Menang apa?" Tanya Rachel.

"Menanggung malu hahahaha!" Balas Indah tertawa sarkas. Mereka yang disana pun ikut tertawa, sedangkan beberapa pasang mata murid lain hanya menunggu respon Alda.

Alda mendecak malas. "Kepala gua udah pusing, liat muka lo serasa mau muntah." Kata Alda membuat murid di lorong itu menahan tawanya.

Zia menatap Alda tajam. "Udah deh terima kekalahan aja dari Dian! Jangan belagu!" Peringatnya.

"Memang barang murah yang cepet laku." Balas Alda lagi menarik sudut bibirnya.

BYUR!!

Semua pasang mata di sana terkejut bahkan beberapa dari mereka memekik dan membekap mulutnya. Sedangkan Zia dan Indah tertawa puas saat melihat seluruh tubuh Alda yang basah kuyup terkena air pel lan dari lantai atas. Vanya dan Rachel terkekeh menatap Alda prihatin.

"AW BASAH DEH!" Heboh Indah masih dengan tawanya.

Alda masih terkejut melihat tubuhnya yang sudah basah keseluruhan. Bajunya basah dan menjadi transparan hingga baju dalamnya terlihat membuat orang-orang yang menyaksikan hal itu hanya bisa terkekeh menahan tawa.

Alda menatap Zia nyalang. Sedangkan mereka yang di tatap hanya terkekeh. "Ups.. tepat sasaran." Kata Zia mengejek.

Syabina dan Divel yang baru saja datang sontak terkejut saat melihat keadaan Alda. Mereka langsung menghampiri Alda dengan tergesa.

"Al! Astaga!" Ujar Syabina.

Divel melepas jaket denimnya dan menyampirkannya di tubuh Alda untuk menutupi seragam Alda yang terawang karena basah. Sedangkan Syabina menatap mereka nyalang penuh amarah.

"ANAK SETAN LO ANJING!" Maki Syabina.

Zia merengut menatap Syabina. "JANGAN SOK KERAS YA LO!"

"MANUSIA KAYA LO HARUS DI KASARIN BIAR LUGU!" Teriak Syabina membuat sepanjang koridor hening.

"EH LO APA-APAAN GAK USAH IKUT CAMPUR!" Balas Indah tidak mau kalah.

"LO YANG APA APAAN SAMA TEMEN GUA! LONTE LO BANGSAT!" Maki Syabina marah sedangkan Divel berusaha menahan pacarnya agar tidak berlebihan.

Mendengar keributan di ujung lorong membuat Galuh, Arza, Banu, Kenzo yang saat ini tengah berjalan mengikuti Raksa mengernyit penasaran. Merekapun tergesa berjalan ke sumber keributan di ujung lorong sana.

"GUA CUMA NGASIH TAU SAMA TEMEN LO BUAT GAK SOK SOK AN! DIA BUKAN CEWEK RAKSA LAGI, GAK USAH GATEL LO!" Tunjuk Indah pada Alda yang sudah pucat karena tubuhnya lemas.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang