45. Meet Family and He

60.3K 5.4K 388
                                    

Terlepas gimana kejadian di part ini. Jangan ambil kesimpulan dulu ygy..

And Aku Up sekarang🔥🔥🔥

***

"Setiap tindakan punya alasan." -Raksa

***

Langkahnya benar-benar sangat tergesa. Dengan wajah khawatir dan emosi yang kentara ia masuk tanpa mengucapkan kata permisi.

Matanya langsung menyapu seluruh ruangan tanpa celah hingga saat dirinya menemukan sosok yang dicaripun langkahnya segera mendekat ke arah sana.

"Brengsek!" Makinya.

Bugh!

Satu pukulan mendarat tepat di wajah ayahnya sendiri. Stevan yang tiba-tiba mendapat serangan langsung tersungkur menimpa ubin lantai yang dingin di tengah-tengah rumah bergaya eropa itu. Sedangkan orang yang menjadi pelaku peninjuan hanya berdiri dengan napas memburu menatap nyalang kepada ayahnya.

"Ayah ingkar." Nada berat itu terdengar geram.

Raksa langsung datang meski waktu sudah menunjukan dini hari demi memberi balasan bagi ayahnya sendiri. Ia marah ketika mendengar kabar bahwa mama nya jatuh pingsan setelah Stevan menyekap Riu dua hari di dalam ruang kerjanya. Benar-benar tidak manusiawi.

Stevan bangkit, "Akhirnya kamu datang, saya tidak perlu repot-repot untuk mencari kamu, Raksa."

Raksa mengeraskan rahangnya, "Papa bisa ketemu Raksa tanpa harus nyakitin mama!"

"Saya tidak yakin," jawab Stevam acuh.

Tatapan Raksa semakin nyalang, biarkan Raksa lupa tentang status antara dirinya dengan Stevan yang memiliki ikatan darah bahkan sebagai Ayah dan anak. Namun jika Riu yang menjadi korban ego ayahnya, Raksa tak segan memberinya pelajaran yang bahkan lebih kejam.

"Apa yang mau papa bicarakan?" Tanya Raksa berusah merendam amarahnya.

"Ada tawaran untuk kamu," ujar Stevan.

Kedua pasang mata tajam itu saling terpaut satu sama lain. Cara menatap yang persis sama menjadikan mereka tahu bagaimana emosi mereka saat ini, Raksa menghela napasnya. "Raksa gak tertarik."

"Ini tentang gadis itu. Kamu yakin?"

Tunggu,

Tatapan Raksa berubah seakan meminta sebuah penjelasan dengan apa yang di katakan Stevan. Ia menaikan alisnya, berusaha untuk terlihat tenang meski jantungnya sudah tidak karuan ketika sadar siapa yang Stevan maksud. Apa yang sebenarnya di rencanakan ayahnya?

"Raksa sudah minta ayah buat gak ganggu dia."

"Yaa, tergantung apa yang saya minta, sudahkan kamu menepatinya juga hm?"

"Tanggal 22 Mei perlombaan di mulai, dan segala yang ayah minta akan Raksa dapatkan jika ayah mau bersepakat." Tuturnya.

Stevan terkekeh dan memasukan kedua tangannya di saku celana, "Cukup menarik pilihan kamu, Dia di tim Matematika. Dan garis keturunan Hatama, charming."

"Apa yang sebenarnya ayah mau?" Tanya Raksa lagi yang mulai geram dan tidak suka bertele-tele.

Stevan tersenyum saat pertanyaan yang ditunggunya akhirnya keluar. "Ikut dengan saya di acara keluarga Hatama nanti."

Dahi Raksa mengernyit semakin bingung, "Bisnis? Raksa tidak terlibat." Ujarnya berusaha menolak.

"Kamu anak tunggal Alba, Raksa."

"Anak ke-dua, pewaris seharusnya adalah Raffa." Kata Raksa membuat urat-urat leher Stevan mulai menonjol.

"Saya mau kamu ikut. Atau dia dan mama kamu yang terima akibatnya." Tekan Stevan kemudian pergi dari ruangan megah itu meninggalkan Raksa yang sepertinya sudah naik pitam.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang