78. Pertaruhan Harga Mati

45K 4.3K 563
                                    

"Datang Menantang, Pulang Sempoyongan!" -DARGEZ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Datang Menantang, Pulang Sempoyongan!" -DARGEZ

***

Malam, Lapang ANATARAJA.

Disinilah mereka, di tempat yang sudah menyimpan banyak cerita tentang bagaimana pertumpahan keringat serta darah saat pertempuran antar kelompok remaja sekolah terjadi.

Ketua dari Dargez yang dikenal dengan nama Raksa Kanagara, pemimpin Dargez angkatan 12 sudah berdiri paling depan dengan tangan kosong tanpa menggenggam apapun. Di belakangnya ada ratusan anggota berjaket hitam kebanggaan Dargez, mereka berdiri bersama ketujuh inti menghadap area lawan dengan tatapan tajam. Meski dengan remang cahaya karena gelapnya langit tidak membuat nyali mereka menurun sedikitpun.

Kanagara bermata elang itu membenarkan letak slayer hitamnya saat melihat Fazer mendekat. Namun ada hal janggal, Ketua dari geng musuh bebuyutannya itu tidak ada di sana, kening Raksa sedikit mengkerut, melihat hanya ada wakil Fazer yaitu Dewa membuat otaknya berpikir lagi.

Dimana Farel?

"Farel gak ada?" Bisik Gibran.

"Cargion juga gak bisa di hubungi bos." Sambung Kenzo membuat Raksa semakin pasti bahwa ada hal yang tidak beres.

Dewa dengan ratusan anggota di belakangnya berdiri di sana, menatap Raksa dengan tatapan remeh.

"Takut?" Tanya Dewa.

Raksa mendecih. "Takut." Cibirnya.

"Sejarah lo kurang tebel di lapang ini, Rak." Saut Gibran membuat Raksa menyeringai.

"Nyalinya baru nyebur, wajar dia gak tau gua." Balas Raksa membuat Dewa semakin tajam akan tatapannya.

Dewa berbalik menatap anggotanya yang terbilang lebih banyak dibanding anggota Dargez. "500, yakin masih mau lanjut?"

"BEDA SERATUS ANJING! SONGONG BENER!" Teriak Banu.

"MASA 500 MAU LAWAN 400! ENTAR KALAH LO!" Sambung Dargez.

Kekehan anggota Dargez terdengar. Mereka juga sebenarnya tidak mudah di provokasi, apalagi lapang ini sudah sering menjadi tempat mereka tawuran sejak dulu, jelas mereka sudah hapal dan bukan hal baru jika nanti ada yang tumbang di sini.

"Jangan sok keras bangsat!" Teriak salah satu dari Fazer membuat Banu mendengus. "Baru kali ini gua ngelawan anak SLB." Gerutunya.

Raksa mendekat, berdiri tepat sejajar dengan Dewa. Ia menatap Dewa datar meski tidak dapat di pungkiri ada kobaran permusuhan dimatanya.

"Gua kasih opsi," Raksa melirik Fazer sebentar. "Kalo lo masih mau geng lo hidup, by one sama gua." Kata Raksa.

Dewa tertawa. "Eh! Kita di sini bukan niat adu nyali, tapi buat ngirim lo semua ke tanah, ngerti gak lo?"

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang