35. Tindakan Raksa

63.2K 5.4K 41
                                    

"Barang siapa yang berani dengan kami, maka dia yang mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Barang siapa yang berani dengan kami, maka dia yang mati." -DARGEZ

***

Tatapannya sudah setajam elang mengarah ke ujung sana. Dengan kemarahan yang tersirat sangat jelas seperti siap menghancurkan apapun, ia mengeraskan rahangnya lagi. Napasnya sedikit memburu, langkah lebarnya mengayun di sepanjang koridor kelas XI IPA Padja Utama. Ini merupakan hari terakhir ia datang ke sekolah sebelum libur dan sial, harinya malah di buat kacau.

Dari belakang mereka hanya bisa berjalan tanpa protes mengikuti ketuanya. Meskipun mereka mendukung apapun yang akan Raksa lakukan sekarang. Sama saja bunuh diri jika membantah, dan ada baiknya cari aman.

Kanagara bermata elang itu membelokan tubuhnya memasuki kelas XI IPA 1 diikuti Arza, Divel, Kenzo dan Gibran di belakangnya.

BRAK!

Pekikan terkejut langsung keluar dari mulut mereka yang berada di dalam kelas. Semua mata tertuju padanya. Tanpa terusik, Raksa beserta sorot tajamnya itu menyapu seluruh ruangan mencari sosok yang membuat paginya menjadi penuh kemarahan.

Dengan sebuah ponsel yang terhubung bersama earphone, Rayhan duduk di kursinya seakan tidak mempedulikan kedatangan Raksa yang membuat suasana gaduh. Keadaan mendadak hening saat tungkai Raksa melangkah ke arah cowok itu.

"Gak ada yang di kelas selain dia." titah Raksa dingin.

Arza, Divel, Kenzo, dan Gibran segera mengisyaratkan anak-anak kelas IPA 1 untuk keluar dari kelasnya. Semuanya hanya bisa menurut, opsi itu lebih baik daripada harus berhadapan dengan amarah Raksa saat ini yang tampak menyeramkan. Ini kedua kalinya mereka melihat Raksa Kanagara seperti ini setelah kejadian tahun lalu.

Keadaan kelas sudah kosong, hanya ada Rayhan yang duduk dengan kepala mendongak menatap Raksa di depannya dengan raut wajah santai. "Apa?" tanyanya.

Suasana tampak menegangkan di dalam sana. Arza, Kenzo, Divel beserta Gibran hanya bisa diam di luar kelas menanti hal apa yang akan terjadi meskipun sudah bisa mereka prediksi.

"Gua terpaksa datang," ujar Raksa datar, namun sorot matanya tetap tak berubah, penuh emosi membludak, tidak tenang seperti biasanya.

Rayhan mendengus geli. "Gua gak ngundang lo." Balasnya.

Rahangnya langsung mengeras, spontan menarik paksa kerah seragam cowok itu. Dan..

Bugh!

Satu pukulan tiba-tiba mendarat di pipi Rayhan membuat tubuhnya tersungkur kebelakang, hingga menjadikan ruangan kelas gaduh dipenuhi suara meja yang tergusur bersamaan dengan pekikan tertahan dari mereka yang menonton dari luar kelas sejak tadi.

Raksa menyeringai menyadari bahwa rival nya ini bukan tandingannya. Terlampau jauh jika disandingkan level Raksa. Cowok peringkat satu itu menarik kerah Rayhan lagi dengan kasar.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang