68. Setiap Alasan dari Tindakan

55.9K 4.5K 684
                                    

"Lebih baik musuh menyerangmu, daripada teman palsu memelukmu." -DARGEZ

***

Di jam yang seharusnya di gunakan untuk belajar nyatanya tidak berlaku bagi mereka. Ke tujuh manusia berjaket yang sama itu tengah ada di dalam Wabyo. Beberapa darinya sibuk saling mencicipi batagor satu sama lain.

Terutama Gibran yang tak henti-hentinya menuangkan saos cabai berharap rasa batagornya semakin nikmat.

"Lo nyobain punya gua enak anjir. Lah gua mau nyobain punya lo gimana?" Gerutu Galuh menatap kesal kepada temannya.

Gibran menyeringai jahil. "Wakil kok gak suka pedes, lengeser aja lah!"

"Sini gua gantiin Gal! Gua siap banget dah!" Kata Banu.

Galuh mendesis dan melahap se sendok batagor kemulutnya. "Gwak bakal gwa kasih, gwa dapetinnya aja make taruwhan nyawa." Kata cowok itu sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Taruhanya nyawa sebelah mananya, liat ikan di iris aja lo ngibrit." Cecar Arza yang kontan membuat Galuh tersedak.

"Uhukk.."

"Hahaha.." Banu terbahak.

Divel melirik sekilas dan sibuk kembali pada gamenya bersama Kenzo.

Galuh menyerobot minuman dari tangan Gibran, yang membuat sang pemilik es teh itu langsung menoleh kilat. "GANTI ANJING!" Maki Gibran menarik kerah Galuh.

Galuh menepuk dadanya. "Bentar-bentar, pangeran surga butuh ketenangan."

"Bacot! Es teh gua!" Cecar Gibran.

Arza menghela napasnya tatkala adu argumen itu terjadi. Ia menoleh ke arah Raksa yang sibuk dengan ponselnya.

"Rak,"

Kanagara bermata elang itu mendongak, menaikan satu alisnya tanda bertanya.

"Besok jadi?"

"Nah iya gimana nih bos? Terkhusus Neng Alda gua bisa segalanya." Ujar Kenzo mempause game nya sebentar dan beralih menatap ketuanya.

"Ahay sabi lah sambil liat ciwik-ciwik sekolah sebelah."

Galuh menoleh ke arah Banu. "Emang pensi kapan?"

"Tanggal 20 besok, pas sama mensive mereka berdua." Jawab Banu membuat Galuh menegakan tubuhnya terkejut.

"Lah serius?" Kata Galuh.

"Bego kudet lo Gal, bisanya makan mulu." Cibir Gibran.

Galuh menatap Raksa. "Sabi lah kalo gua tikung pas tanggal 20."

"Mau mati?" Desis Raksa langsung menarik jaket Galuh.

Galuh mengangkat tangannya sambil terkekeh. Memang hobi nya adalah buat rusuh, pantas saja Gibran yang emosian tidak bisa sabar ketika berdebat dengannya.

"Canda gua bos, ya Allah."

Raksa mendengus. "Anak-anak semua wajib dateng." Ucap Raksa.

"Seriusan semua?" Tanya Divel yang tiba-tiba menyaut.

"Yoo ii lah.. Biar mereka tau siapa ibu negara tercantik kita."

Mata elang itu terarah kepada Kenzo. "Bukan cuma itu, mereka juga harus tau siapa pacar gua." Lanjut Raksa membuat mereka kompak mendengus.

"Bucin mah beda ya Jo beda." Ujar Banu.

"Gak kaya lo Nu, jomblo abadi." Balas Kenzo sekenanya.

"Lo dosa kalo durjana sama orang kesepian kaya gua." Ucap Banu.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang