47. Bersama Alda

65.2K 5.2K 614
                                    

Yaudah Up deh.

Biar klepekkk klepekkk sama mereka.

Makasii udah stay di cerita aku makasi udah selalu nungguin🥰 Ini udah 47 part

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasii udah stay di cerita aku makasi udah selalu nungguin🥰 Ini udah 47 part. Mau ending di part berapa?

***

"Jangan mengorbankan hati manusia lain untuk merasa dimanusiakan."

***

Menyamankan diri dalam lingkungan yang seharusnya membuat kita rindu malah abu itu sedikit susah. Banyak perasaan asing yang mendatangi kita ketika ada di suatu masa yang belum terbiasa. Bagi mereka yang sengaja mengasingkan diri dengan orang-orang terdekatnya, definisi tidak biasa itu banyak. Salah satunya sarapan bersama.

"Kamu berangkat bareng Raksa, Chel.. Om harus buru-buru ke kantor sekarang, gak papa ya?" Ujar Stevan saat mereka telah menyelesaikan acara sarapan paginya, Raksa memang menginap disana kemarin.

"Gak bisa pah." Tolak Raksa.

Riu menatapnya memberikan kode untuk tidak menentang, Raksa hanya acuh. "Raksa jemput Alda." Ujar cowok itu lagi.

Stevan yang mengerti tidak bisa marah, ia mengangguk. "Jika itu alasannya tidak papa, Rachel di antar supir mama aja ma.."

"Kok tumben kamu jemput Alda?" Tanya Rachel, sedikit tak suka.

Riu tersenyum dan melirik anaknya itu. "Biasa, lagi PDKT an Chel, mereka kan harus banyak bicara tentang perusahaan."

Saat itu juga Rachel merasa seperti di cekik. Ia menoleh meminta Riu sebuah penjelasan. Rupanya Rachel tidak mengetahui insiden penjodohan produk perusahaan kemarin malam, sangat mengejutkan Rachel baru mengetahuinya secara mendadak seperti ini.

"Kok Aku gak tau ya Tan?"

"Raksa berangkat." Singkat Raksa menyalami Stevan dan Riu lalu pergi meninggalkan Rachel.

Jika biasanya mereka berangkat bersama karena suruhan Stevan, sepertinya sekarang tidak lagi. Rachel merasa kesal, ia mengeraskan rahangnya. "Tante.. aku takut naik mobil.." rengeknya.

Stevan yang melihat itu menghela napasnya. "Yasudah nanti kamu di antar pak Yono sama motor aja Chel." Usul Stevan.

Riu tertawa. "Ya enggak mungkin lah Mas. Gak papa sayang, nanti tante yang anter kamu, jangan takut, tante nyetirnya aman kok." Tutur Riu karena tahu keponakannya itu memiliki trauma sehingga Riu selalu meminta Raksa agar menjemputnya.

Rachel merengut. "Yaudah aku ambil tas dulu," ujarnya dan naik ke atas menuju kamarnya.

***

Menunggu ternyata tidak harus dengan kepastian status. Menunggu kedatangan juga rasanya menjenuhkan ternyata.

Alda sejak tadi diam di teras rumahnya menunggu kedatangan sosok cowok yang tak lain adalah Raksa. Gadis itu sibuk dengan ponselnya hingga ia tersentak pelan saat layarnya berubah tampilan. Alda mengernyit saat nomor asing tiba-tiba menelponnya.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang