21. Berubah Drastis

82K 6.9K 358
                                    

Partnya dikit, biar panjang harus pake komen hehe👣

Makasih udah stay dan makasih udah hadir lagi di bab ini🍬

***

"Beberapa dari mereka berubah untuk mencari apa yang bisa membuat mereka dimanusiakan."

***

Waktu pagi pada biasanya Alda gunakan untuk mendengarkan musik dan menunggu kedatangan Raksa seraya memikirkan cara menggoda cowok itu. Tapi tidak dengan kali ini, Alda sudah duduk di bangkunya dengan sebuah buku. Hal yang bisa dikatakan mustahil oleh siapapun saat melihatnya. Alda melakukan hal yang berbanding terbalik dengan dirinya, bahkan buku yang ia baca adalah buku Matematika.

What the he'll?

Aldaraya Arunika Putri Ganartama bukanlah seorang siswi yang rajin. Jika harus di deskripsikan Alda itu pemalas yang kurang pintar, merupakan murid cantik yang blak-blakan di kelas, dan tujuannya hanya selalu pada satu nama, yaitu Raksa Kanagara, garis bawahi hanya. Semua orang yang mengenalnya tahu, Raksa sudah menjadi pengecualian dari segalanya, bahkan menjadi prioritasnya.

Alda menarik napasnya dalam-dalam. Belum ada satupun murid selain dirinya di kelas pagi ini. Gadis itu menatap ke arah jendela membiakan rambut panjangnya terbelai angin pagi. Rambut gadis itu tertata lebih rapi dan lebih berbeda, jika biasanya ia hanya memakai seragam saja, hari ini justru Alda memakai cardigan, mungkin udara pagi terlalu dingin.

Satu kata untuknya hari ini.

Cantik.

"Apa gak ada hal lain yang membahagiakan selain jatuh cinta?" Pikirnya membatin.

Matahari semakin naik, siswa-siswi juga mulai berlalu lalang di koridor menandakan bahwa Padja Utama akan menjadi saksi bisu lagi dari cerita penghuninya seperti biasa. Dengungan suara riuh di seluruh koridor menandakan bahwa bel masuk sebentar lagi akan berbunyi. Murid di kelas juga semakin bertambah. Tatkala masuk tak sedikit dari mereka yang menatap Alda lamat, sedangkan gadis itu acuh menatap ke arah jendela kelas, memperhatikan daun-daunyang berjatuhan dari pohon di halaman sekolahnya.

Rema yang baru saja datang langsung duduk menghadap ke belakang. "Lo cantik, Al." Puji Rema.

Gadis itu hanya tersenyum tipis. "Thanks." Singkatnya.

Gibran yang datang dengan saling merangkul bersama Arza seketika berdiri memantung, Kenzo yang menyusul di belakang juga ikut mematung bersama mereka di ambang pintu. Mereka saling menatap tatkala melihat sosok Aldaraya yang duduk di mejanya, tidak seperti biasa yang selalu berdiri di ambang pintu menunggu Raksa datang.

Dengan rasa penasaran Gibran langsung mendekat ke arah gadis itu. "Tumben lo Al, di rukiyah dimana nih?"

Rema mendesis mendengar pertanyaan konyol dari Gibran. "Bersyukur dia kagak bego lagi gara-gara temen lo!"

Gibran terkekeh. "Kali aja kesambet gitu. Kalo iya kan ribet urusannya." Balas Gibran.

Arza terkekeh dan duduk di depan bangku Raksa, tepatnya di belakang Syabina yang juga belum datang.

"Harus di tolak 99 kali dulu baru sadar nih." Celetuk Arza.

Alda mengerling malas. "Basi." Desisnya sebal.

Dari arah pintu seorang gadis dengan rambut yang di kuncir kuda tiba-tiba datang mendekati Alda, dengan gerakan rusuh ia megibas-ngibas wajahnya yang berkeringat. Seperti biasa, Syabina akan heboh jika punya berita yang menarik untuk di ceritakan.

"AL AL! LO LIAT TADI RAKSA DATANG SAMA CEWEK KESINI?"

Syabina menatap siluet cowok yang tengah memasuki sekolah dengan motor hitamnya. Raksa yang memboncengi seorang gadis berambut pirang di jok belakangnya.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang