63. Saksi Bisu Senja

60.2K 5.3K 327
                                    

"Because I Beloved by U" -Raksa

***

Tentang kepercayaan yang hilang karena perasaan kecewa, tentang hatinya yang berusaha sembuh dari luka dan tentang Kanagara bermata elang yang sejak seminggu penuh selalu ada dalam radarnya.

Minggu pertama.

Raksa memarkirkan motornya berniat berangkat bersamanya pagi ini.

"Pagi ciptaan Tuhan."

Gadis itu mendengus sebagai balasan. Kalimat yang semakin hari entah kenapa terdengar semakin aneh, tidak biasa dan selalu ada-ada saja. Dan memang setiap melihat Raksa mood nya selalu turun, meski Raksa tidak semenyebalkan akhir-akhir kemarin.

"Lo pikir gua pelangi?" Dan selalu balasan ketus yang keluar dengan spontan dari bibirnya.

"Pelangi kan indah." Balas Raksa lagi. "Sama kaya lo."

Minggu kedua

"Selamat siang permata bumi." Sapanya dengan senyuman hangat yang seakan di tunjukan padanya saja.

Alda berjalan mendekati cowok itu yang duduk di motornya. "Gak usah puitis siang-siang." Balas Alda seperti biasa, ada nada tidak suka dalam kalimatnya.

Sudah dua minggu lamanya keseharian Alda hampir di singgahi Raksa. Entah Raksa hanya iseng mampir beberapa menit atau bahkan sengaja masuk kedalam rumah dengan alibi numpang wifian. Aneh memang.

Siang ini mereka memang berniat pergi ke tempat Fotocopy, padahal cowok itu punya alat printer pribadi di rumahnya. Sejujurnya itu modus Raksa saja, ingin mengajak Alda pergi sesekali dan jalan bersama.

Dan tepat. Tidak sampai ke tempat tujuan, Raksa malah mengajaknya duduk di kedai es krim siang ini.

Alibinya. "Gerah Al, katanya es krim bisa redain gerah." Ujarnya.

"Gua tau." Balas Alda dan memakan ek krim dari cup nya dengan kasar.

Raksa hanya terkekeh melihat itu. "Manis, kaya cewek gua." Celetuknya membuat Alda meliriknya sengit.

"Untung bukan gua yang manis." Desis Alda.

Raksa tertawa kecil, bahagianya adalah saat melihat raut muka Alda yang cemberut, lucu menurutnya.

"Bang, cewek gua cantik gak?" Tanya Raksa tiba-tiba membuat sang penjual menoleh.

Penjual es krim itu tertawa kecil. "Cantik pisan euy, kaya bidadari."

"Nemu di jalan bang, gua pungut kasian." Ujarnya yang langsung mendapat geplakan.

Cowok itu langsung meringis kemudian tertawa lagi. Alda menatapnya kesal. "Nyebelin!"

Minggu ketiga

Di dalam kelas yang sedikit gemuruh karena tidak ada pengajarnya, tanpa menghiraukan seluruh pasang mata di sana Raksa sengaja menarik kursinya mendekat dan duduk tepat di samping Alda. Mereka yang menyaksikan di tengah-tengah jam kosong hanya bisa menggeleng heran.

Awalnya sikap Raksa memang sangat mengejutkan, namun hari semakin hari mereka mulai terbiasa. Hal nya keempat cowok itu yang hanya bisa pasrah menatap Raksa dan Divel yang kegiatannya hanya bucin-bucin saja.

Kenzo menatap Divel dan Syabina yang tengah duduk di pojok kelas dengan Syabina yang bersandar pada cowok itu, melihat mereka yang saling melempar tawa sembari menatap satu sama lain membuat Kenzo seketika bergidik.

"Kutub luas Nu, tapi kok sukanya mojok." Sindir Kenzo.

Banu terkekeh. "Mau seluas galaksi bima sakti pun kalo yang namanya bucin, tempat ukuran lima mili aja mampu Jo, mepet teros!" Balas Banu hiperbol.

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang