59. Perasaan yang Terlambat

56.1K 4.9K 314
                                    

HAII AKU KEMBALI
MAKASII ATAS SUPPORT NYA GAESS

Alhamdulillah aku udah pulih dan bisa lanjutin cerita ini. Makasi banyak yaa udah mau nunggu🧡🧡
Yok lanjut!!

****

"Karena yang sudah benar-benar pulang pada rumahnya tidak bisa pergi untuk kembali pada rumah palsunya."

***

Ternyata membiasakan menjadi teman biasa dalam hubungan yang bermula tidak biasa rasanya sedikit sulit. Ada satu tempat yang terkuci di hatinya dan sulit di buka lagi membuat perasaan itu tidak bisa bebas.

Mengabaikan perasaannya Alda langsung turun dari motor Raksa. Raksa pun melepas helm nya seakan tidak ingin menyia-nyiakan moment saat ini agar semesta bisa leluasa menggambarkan bagaimana mereka sekarang.

"Nanti gua kirim foto rumusnya." Ujar Raksa dan Alda mengangguk sebagai balasan.

Mereka baru saja selesai bimbingan Olimpiade sore ini. Dan waktu sore mereka lagi-lagi di hiasi cerita indah seperti biasanya. Raksa dan Alda pulang bersama dalam satu motor yang selalu menjadi pendukungnya.

Raksa tersenyum simpul. "Al, minta kisi-kisi."

Alda mengernyit. "Kisi-kisi apa?"

"Kisi-kisi cara milikin lo." Balas Raksa se-enaknya yang membuat Alda mematung. Sejak kapan Raksa jadi jago gombal seperti ini?

"Gak."

Raksa mengangguk. "Sore ini indah lagi, Al."

Alda menatap cowok itu. "Indah?" Tanyanya.

"Iya, karena kebahagiaan gua sedang sama gua sekarang."

Mendengar jawaban yang begitu ambigu dari Raksa membuat Alda mengerling malas. Raksa memang ada-ada saja dan semakin rutin menggodanya. Tanpa mempedulikan jawaban tidak jelas itu Alda meletakan helmnya di motor Raksa.

"Lo bisa pulang sekarang. Makasih." Ujar gadis itu cuek.

Raksa dengan gesit menahan tangannya. Langkah Alda terhenti, terpaksa ia membalikan tubuhnya menatap mata elang cowok itu. "Apa?"

"Gak mau tanggung jawab?" Tanya Raksa.

"Tanggung jawab buat apa?"

"Buat gua." Balas Raksa.

Alda mengernyit, lalu sedetik kemudian raut wajahnya berubah. Gadis itu tersenyum sinis. "Oh.. Buat perasaan lo yang terlambat? Gak minat." Ketusnya acuh.

Melihat raut wajah dan balasan Alda yang seperti itu membuat Raksa terkekeh, ia menarik pergelangan tangan Alda dan memasukan gelang hitam yang sempat Alda kembalikan saat itu padanya.

Alda mengernyit menatap Raksa bingung. "Maksudnya?"

"Gelang ini milik manusia cantik yang udah berani nyuri perasaan gua." Jawab Raksa.

Lagi-lagi dahi Alda mengkerut tidak paham membuat Raksa menyungingkan senyumnya, lalu cowok itu membawa telapak tangan Alda untuk menyentuh dadanya.

Alda tertegun ketika merasakan debaran jantung Raksa yang persis seperti debaran miliknya. Tatapannya terangkat menatap mata elang di hadapannya, namun satu senyuman kecil dari Kanagara bermata elang itu membuat pipinya bersemu, Alda memalingkan wajahnya ke arah lain tidak ingin ketahuan bahwa dirinya sedang salting.

"Kunci hatinya masih lo curi Al, gak mau di kembalikan?" Tanya Raksa.

"Caranya?"

Raksa mendekat mencondongkan tubuhnya membuat Alda terkesiap. "Jawab deklarasi gua tadi pagi."

KANAGARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang