PROLOG

775 73 6
                                    

Malam itu dibawah sinar rembulan yang menyinari, masuk menembus jauh ke dalam ruangan dimana terdapat dua manusia yang berdebat dengan diri sendiri mencoba mencari jalan untuk keluar dari situasi atau mencoba untuk memanfaatkan situasi.

Beberapa waktu lalu, laki-laki itu bertemu tanpa sengaja dengan laki-laki lain yang selama ini selalu mengejarnya. Sudah menjadi rahasia publik jika Xiao Zhan menyukai Wang Yibo sang primadona sekolah.

Sementara Xiao Zhan dilanda kebingungan karena tiba-tiba sosok yang dia sukai muncul di hadapannya, Wang Yibo melesatkan mobil itu jauh membelah jalanan. Memasuki kawasan apartement, menarik paksa Xiao Zhan dan kemudian mereka masuk ke salah satu kamar di lantai 26.

Xiao Zhan merasa bingung sekaligus takut ketika mereka berdua berada di tempat yang tak seharusnya, kamar Wang Yibo. Entah kerasukan setan atau apa Wang Yibo tiba-tiba melemparkan Xiao Zhan ke atas ranjang di ruangan itu. Tanpa memberi kesempatan untuk bertanya, Wang Yibo melepas sweter yang dipakai Xiao Zhan, merobek paksa kaos bergambar pokemon lalu menarik paksa celana bahan yang tampak kebesaran di kaki Xiao Zhan.

Gerakan itu terlalu cepat, walau begitu Xiao Zhan tetap berusaha sekuat tenaga memberontak memberi perlawanan. Kakinya tak berhenti bergerak membuat gerakan Wang Yibo terhenti sebentar, tapi bukannya berhenti Wang Yibo dengan tak berperasaan meluruskan paksa kaki yang dari tadi tak bisa diam, membuat Xiao Zhan merasa shock bahkan terdengar suara seperti tulang retak.

Menahan rasa sakit Xiao Zhan tak berhenti untuk tetap memberontak, gerakannya terhenti dan dirinya berteriak disaat jemari Wang Yibo menembus bagian bawahnya. Rasa sakit di lututnya kini menghilang terganti dengan rasa sakit yang lain.

"Hentikan, Yibo-Ge hentikan." Xiao Zhan menangis menahan rasa sakit yang teramat dalam, fisik dan mentalnya hancur sementara Wang Yibo asik menikmati apa yang dia lakukan sedari tadi.

"Ini kan yang kamu inginkan, Xiao Zhan?" Jemari tangannya tak berhenti bergerak, satu jari dua jari tiga jari itu menari di lubang bawah Xiao Zhan, mengobrak-abrik lubang panas yang entah mengapa terasa nikmat menurutnya.

"Yibo-Ge apa yang kau lakukan, lepaskan aku." Suara itu terdengar lirih, teriakannya sedari tadi tak didengar, aksi pemberontakannya tiba-tiba memudar. Xiao Zhan lelah dan dia tanpa sadar membiarkan Wang Yibo melakukan apa yang dia inginkan.

Wang Yibo tersenyum, melihat laki-laki di bawahnya hancur berantakan membuat dirinya merasa senang, mungkin.

"Ge, aku ingin pulang, kumohon hentikan."

Bukannya berhenti Wang Yibo malah asik bermain di seluruh tubuh malang di bawahnya, sentuhan itu terlihat nikmat untuknya. Wang Yibo tak munafik, dia menikmati ini.

Xiao Zhan menangis, tangisannya memekakkan ruangan yang hanya ada mereka berdua, terdengar pilu.

"Aku tau kau mendekatiku untuk ini, bukan? Kau mendekatiku untuk bercinta denganku, jadi aku dengan baik hati memberikannya padamu. Harusnya kau senang bukan menangis seperti ini."

Tangisan Xiao Zhan semakin menjadi, laki-laki itu menangis tanpa mengeluarkan suara, menangis dalam diam.

"Aku hanya memberi apa yang kau inginkan, Xiao Zhan. Kau terlalu munafik dengan bersikap seolah kau adalah korban, lihatlah bahkan adik kecilmu ini mengeras tanpa kusentuh sedikitpun." Tatapan mata itu menghina, menembus jauh ke dalam mata Xiao Zhan.

"Mari kita nikmati malam panas ini, Xiao Zhan."

Teriakan tertahan itu terdengar begitu pilu tepat ketika Wang Yibo memasukkan miliknya ke dalam lubang bawah Xiao Zhan, meski tiga jarinya masuk dengan mudah namun tidak berlaku untuk benda besar nan panjang miliknya.

Tanpa memberi jeda, Wang Yibo menggerakkan pinggulnya dengan kasar, memajumundurkan miliknya dengan tak berperasaan, menikmati teriakan Xiao Zhan yang merasa kesakitan.

.

.

.

.

Satu hari...

.

.

.

Dua hari...

.

.

.

Tiga hari...

.

.

.

Satu minggu Xiao Zhan menjadi tahanan Wang Yibo di apartemen miliknya, tak seorangpun tau Xiao Zhan berada disana karena hal mustahil Wang Yibo bersama Xiao Zhan di dalam ruangan yang sama.

Selama satu Munggu itu Wang Yibo dengan tampang tak berdosa menikmati harinya di sekolah seolah tak terjadi apa-apa, seperti biasa tak memperdulikan ketidakhadiran Xiao Zhan disana. Sementara Xiao Zhan hanya bisa menunggu, menunggu Wang Yibo pulang untuk memperkosanya lagi dan lagi sampai hari ke tujuh dirinya dipulangkan ke rumahnya.

Tak ada yang peduli Xiao Zhan menghilang, sekalipun ada mereka tak akan pernah bisa menebak bahwa Xiao Zhan akan bersama Wang Yibo.

Wang Yibo membenci Xiao Zhan sampai ke tulang, Xiao Zhan mencintai Wang Yibo setengah mati. Xiao Zhan memberikan cinta seluas samudera sementara Wang Yibo memberikan segunung luka.

Tbc.

Ekhem
Mon maap kalau adegannya cringe atau gimana, nikmati saja kegajean tulisan ini :)

Buat yang ingin menyumpah serapah dipersilahkan.

Selamat membaca dan selamat menikmati.

Salam dari Haruka.

Terlanjur Mencinta (YiZhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang